KZO #17#

7.7K 500 6
                                    

Di hari seterusnya, Zhai terus saja mengganggu Khai. Dan untungnya selama itu keluarga kandung Khai tidak terlihat akan membawanya kembali, tapi tetap saja harus waspada.

Seperti saat ini, Khai dan Zhai terduduk di tanah dengan wajah yang sama-sama babak belur. Semuanya berawal dari Zhai yang kembali memaksa Khai kembali ke rumah, bahkan tidak segan anak itu menyeret Khai.

Khai tentu saja tidak terima, dia menyentak tangan Zhai. Tapi Zhai malah memukul pipinya, akhirnya mereka berdua pun saling pukul sebelum tumbang bersama di lantai. Pukulan mereka berdua tak main-main, bahkan mereka berdua saja saat ini sudah sangat lemas dan hampir hilang kesadaran.

"Gue gak tau apa motif lu terus maksa gue buat balik ke sana. Karena sedari awal gue udah gak mau menginjakkan kaki lagi di sana." desis Khai tajam yang tidak di balas oleh Zhai karena anak itu sudah menatap Khai dengan mata sayu

"Maaf," ujarnya sebelum kegelapan merenggut

"Gue mukulnya kekencengan ya?" gumam Khai dan berusaha membawa Zhai ke Rumah Sakit.

Meski Zhai selalu bersikap semena-mena padanya. Tapi Khai tentu saja tetap menyayangi saudara kembarnya Khai.

Namun baru saja akan melangkah, Khai kembali terduduk. Tapi dia tak pantang menyerah, dia terus memapah Zhai dengan sekuat tenaga ke Rumah Sakit.

Seseorang di balik pohon menatap mereka dengan pandangan benci.

"Gara-gara kalian hidup gue jadi seperti ini."

~•KZO•~

Zhai berlari tak tentu arah di sebuah lapangan luas.

"TOLONGG!! ADA ORANGG!?" teriaknya

Dia tadi terbangun di bawah pohon dan betapa terkejutnya ketika mengetahui ternyata di sini sangat sepi.

"Kenapa gue bisa ada di sini? bukannya gue lagi berantem sama Khai."

"Abang Zhai."

Tubuh Zhai membeku mendengar panggilan itu, hanya Khai saja yang memanggilny dengan sebutan 'Abang'. Namun setelah kecelakaan itu, Khai jarang memanggilnya Abang.

"Ngapain lu di sini? lu kan yang udah bawa gue ke sini!!?" tuduh Zhai

Khai asli hanya tersenyum manis, "Abang jangan berpura-pura lagi. Khai tau abang sakit selama ini."

"Apa sih!? ngelantur banget omongan lu." bantah Zhai

"Khai sayang abang, Khai mohon Abang jangan berpura-pura lagi, udah cukup Abang sakit karena mereka. Khai pamit ya,"

Perlahan tubuh Khai melayang dan menghilang, Zhai menutup matanya silau.

"Sudah bangun?" tanya seseorang

Zhai berusaha menyesuaikan pandangannya dan melihat sekitar.

"Yang bawa kamu ke sini adalah Khai." jawab pria yang sedari tadi menunggu Zhai sadar, dia adalah tangan kanan Rido yang di tugaskan untuk berjaga di sini.

Zhai terdiam sejenak dan berusaha mencerna mimpi yang baru saja dia alami.

"Bagaimana keadaan Khai? dia baik-baik saja kan?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut Zhai

Tangan kanan Rido tentu saja terkejut, dia tidak menyangka bahwa pemuda di depannya ini akan menanyakan kondisi Khai.

  "Tuan Muda Khai baik-baik saja, dan sekarang tengah berkumpul bersama Keluarganya."

"Apa aku bisa bertemu dengan Khai? aku ingin berbicara sesuatu dengannya." ujar Zhai berharap

"Saya akan menghubungi Tuan Besar terlebih dahulu." Setelah menghubungi Rido dan di berikan izin. Pria itu membantu mendorong kursi roda Zhai menuju ruang rawat Khai.

Khaindra Zyandru Oliver [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang