KZO #26# END

6.4K 319 10
                                    

"Khai." lirih Zhai sambil memangku tubuh Khai yang kini sudah bersimbah darah di dada sebelah kirinya.

"Kalian kalah." ucap Luke sambil tertawa

"Bajingan kau Luke," geram Riski dan langsung menembak kepala Luke yang kini tengah tertawa puas. Langsung saja di situ Luke terjatuh dan meninggal di tempat.

Orang-orang Riski yang sudah datang pun meringkus beberapa anak buah Luke yang tersisa. Riski membantu Rido dan memapahnya menuju Khai.

"Khai, ayo kita ke Rumah Sakit." ujar Zhai sambil berusaha menyadarkan Khai agar tetap membuka matanya.

"Daddy ayo kita harus membawa Khai ke Rumah Sakit."

Mereka kemudian membawa Khai ke Rumah Sakit, setelah sampai di sana Khai langsung mendapatkan penanganan begitu pun dengan Rido. Ayumi dan Anita juga sudah ada di sana. Kedua wanita itu kini tengah di landa perasaan takut dan khawatir bersamaan.

"Mom, Khai bakal selamat kan? dia gak akan ninggalin Zhai kan?" Zhai tak bisa menyembunyikan isak tangisnya, dia menangis di pelukan Ayumi.

"Tenang saja, adikmu itu kan anak kuat. Mommy yakin dia pasti bisa bertahan." ujar Ayumi berusaha menenangkan Zhai sekaligus dirinya.

"Bagaimana keadaan Khai?" tanya Rido yang kini duduk di kursi roda yang di dorong oleh Riski.

"Dokter yang menanganinya belum keluar." jawab Anita

Mereka pun menunggu Dokter tersebut keluar dengan perasaan cemas. Suara pintu terbuka langsung mengalihlan perhatian mereka.

"Bagaimana keadaan adikku?" tanya Zhai

Dokter tersebut menghela nafas, "Tadi kami sempat kehilangan Khai, untungnya Khai bisa di selamatkan. Hanya sajaa.."

"Hanya saja apa?" desak Rido

"Kondisi Khai kritis, karena peluru itu mengenai organ vital pada tubuh Khai."

"Apa kami bisa menemui Khai?"

"Kalian boleh menjenguknya,"

Mereka langsung saja masuk ke dalam, terlihat Khai yang kini terbaring lemah dengan masker oksigen serta alat-alat lain sebagai penunjang tubuhnya.

"Khai." Zhai duduk di pinggir brankar sambil memegang tangan Khai, kemudian mengarahkan tangan yang dingin itu pada pipinya.

"Khai lu jangan ninggalin gue, kita kan udah janji buat sama-sama terus. Lu harus kuat, gue ada di sini buat lu. Tenang aja, si Luke itu udah tewas. Kita aman sekarang, jadi lu harus bertahan yaa biar kita bisa main bareng lagi, sama Yuda dan Damar juga." lirih Zhai, sekuat tenaga dia menahan agar air matanya tak turun, namun pertahanannya runtuh ketiak mendengar suara lirih Khai

"Bang,"

"Iya, gue disini. Kenapa? ada yang sakit? bilang sama gue, nanti gue suruh dokter buat ke sini periksa lu." Khai tersenyun lemah di balik masker oksigennya.

"Gue gak papa." tangan dinginnya mengelus pipi Zhai kemudian mengusap air mata yang keluar dari mata saudaranya itu.

"Jangan nangis, gue gak suka lihat saudara gue nangis." Khai mengalihkan pandangan pada Keluarga yang sudah baik hati mengangkat dia dan Zhai menjadi anaknya.

"Dad, Mom."

"Iya, kenapa hm?" tanya Ayumi dengan suara bergetar

"Makasih udah mau rawat Khai dan Abang.  Berkat kalian, kita jadi bisa ngerasain gimana rasanya di sayang sama Orang tua. Khai titip bang Zhai ya kalo Khai nanti udah gak ada."

"Kamu gak perlu makasih, seharusnya kami yang mengucapkannya. Karena berkat kamu dan kehidupan Daddy dan Mommy semakin berwarna. Maka dari itu bertahan yaa buat kami." ujar Rido, Khai menggeleng.

"Pa, Ma. Khai mau ucapin makasih juga sama kalian. Nanti ucapin salam Khai buat bang Riki ya, sampein jangan cape-cape. Terus nanti kalau Khai udah gak ada jangan terlalu larut sedihnya. Nanti Khai gak tenang di atas sana." kata Khai

"Lu ngomong apa sih?! gak boleh ngomong gitu, gue gak suka!!" Zhai pun langsung memeluk tubuh Khai karena tak kuasa menahan rasa takut kehilangan Khai.

"Lu gak boleh ngomong gitu, lu gak bakal kemana-mana. Lu bakal tetep di sini, sama gue. Kita bakal main bareng," ujar Zhai

"Heii, ikhlasin gue ya Bang. Lu jangan sedih-sedih terus. Kalau lu kangen gue, lu nanti bisa lihat langit. Gue mohon jangan terlalu larut dalam kesedihan, nanti pasti bakal berat ntah berat ke lu atau pun ke gue."

"Gue sayang sama lu Bang." Khai mengusap rambut lebat milik Zhai sambil menutup matanya. Semua orang yang ada di ruangan itu tak kuasa memandang pemandangan di depannya.

Zhai yang tadi menangis merasa bahwa usapan Khai di kepalanya melemah, perlahan dia mengangkat kepalanya.

"Khai?" Zhai mengusap pipi Khai yang semakin dingin. Zhai semakin panik ketika melihat Khai sudah menutup mata. Riski langsung saja memanggil Dokter untuk memeriksa Khai.

"KHAII BANGUN KHAII, JANGAN TINGGALIN GUEE!!" teriak Zhai sambil mengguncang tubuh kaku Khai

"KHAII BANGUN!!"

"Tenang Zhai tenang," ujar Rido yang kini suda bangkit dari kursi roda dan mencoba menenangkan Khai.

"Daddy suruh Khai buka matanya, pasti dia langsung nurut kalo Daddy yang bilang. Kalo Zhai yang bilang Khai gak bakalan nurut Dad. Suruh Khai buka matanya." Zhai meraung raung di pelukan Zhai, suara tangisnya pun keras. Ayumi dan Anita berpelukan tak kuasa mendengar tangisan pilu Zhai

Dokter pun datang dan memeriksa nadi Khai, setelah itu sang Dokter menggeleng.

"Mohon Maaf, saudara Khaindra sudah meninggal dunia. Waktu kematian 20.58."

"GAKK!! KHAI GAK MUNGKIN PERGI NINGGALIN GUE!!" Zhai langsung memeluk tubuh kaku Khai dan menangis.

"Khaii, lu jahat. Lu ninggalin gue,"

Setelah itu dia mengangkat kepalanya kemudian mencium kening Khai. Meskipun berat, seperti yang Khai ucapkan padanya. Dia haris berusah ikhlas dan tidak larut dalam kesedihan.

  "Gue sayang sama lu."

Dan inilah akhir kisah dari remaja laki-laki bernama Khaindra ah lebih tepatnya Rasya yang berpindah jiwa pada tubuh Khaindra. Seorang remaja kuat yang mampu menghadapi kerasnya dunia dan kejamnya manusia ntah di kehidupan pertama maupun kedua. Dan sekarang dia bisa pergi dengan tenang tanpa merasakan rasa sakit lagi. Impiannya yang ingin mempunya Keluarga bahagia, saudara dan orang tua yang menyayanginya sudah terwujud. Kini tokoh utama kita sudah berpulang. Terima kasih atas perjuanganmu selama ini.













~SELESAI~

oke, cukup sampai sini cerita Khai. Gak ada ekstra part nya ya. Ini part terakhir, makasih buat kalian yang udah setia nungguin Khai up walaupun haris nunggu lama hehe. Makasih atas vote, komen, dan semangat dari kalian yang bisa buat saya nyelesain cerita Khai sampai tamat.

Oke, sampai jumpa di karya saya yang lain. Sayang kalian banyak-banyak. 💙💙

Selasa, 5 Desember 2023
-jia

Khaindra Zyandru Oliver [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang