KZO #11#

9K 677 13
                                    

Khai terus memandangi pria yang ada di depannya ini sambil memakan bakso mangkuk ke tiga. Ya, tadi pria itu lah yang membayar bakso miliknya kemudian mentraktir dirinya lagi. Maka dari itu Khai dengan senang hati memesan 2 porsi Bakso lagi. Katanya mah rezeki gak boleh di tolak.

"Kenapa kau terus melihatku?" tanya pria itu

"Emang kenapa? kan gue punya mata." balas Khai

Pria itu sempat menggeram tapi dia tahan, "Dasar anak muda zaman sekarang."

Khai tak membalas, setelah Bakso yang ada di mangkuknya habis barulah Khai berbicara pada pria itu.

"Lu kenal gue? soalnya gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba lu datang terus bayarin dan traktir gue makan Bakso." ujar Khai

"Namaku Rido rekan kerja Luke, Ayahmu. Tapi itu dulu, karena Ayahmu memutus kontrak kerja sama kita berdua. Jadi, tentu saja aku mengenal Keluarganya termasuk kamu." balas Rido dengan menatap Khai tak terbaca

"Ohh,"

Rido mencoba menahan amarahnya karena jawaban Khai.

"Jadi, kenapa kau bisa ada di luar dengan seragam yang sudah kotor?" tanya Rido

"Biasalah, gara-gara anak kesayangan Luke gue jadi kayak gini." jawab Khai tak peduli dan mencomot kerupuk yang ada di dalam toples

Rido tersenyum penuh arti dengan jawaban Khai, "Bagaimana jika kita berbicara di mobil ku saja? sekalian membelikanmu baju yang baru. Kau sudah terlihat seperti gembel." ajak Rido

"Sialan, ganteng paripurna gini malah di bilang gembel." ujar Khai sambil menyugar rambutnya ke belakang

Rido memutar matanya malas, menurutnya Khai itu tidak tampan. Tapi imut meskipun saat ini kondisinya malah seperti gembel. Andai saja Khai itu anaknya, sudah pasti dia akan membuat Khai terus memakai pakaian lucu pemberiannya.

"Sudahlah tak usah banyak omong," Rido pun langsung menarik tangan Khai yang lebih kecil darinya.

Mobil milik Rido pun melaju menuju mall, di sana Rido membelikan Khai beberapa pasang baju yang menurutnya lucu. Sementara itu, Khai menunggu di luar toko sambil memakan ice cream dan membiarkan saja Rido yang berbelanja.

Setelah selesai berbelanja, Khai bagai anak ayam yang mengikuti induknya pun menurut saja kemana Rido membawanya. Karena jika di lihat, Rido itu sepertinya orang baik.

Khai pun di suruh ganti di kamar tamu setelah mereka sampai di Mansion Rido.

"Anjing, yakali gue di suruh pake baju kayak gini."

Khai membolak - balikkan baju itu, dan sesekali melihat sandal yang satu set dengan bajunya.

Khai membolak - balikkan baju itu, dan sesekali melihat sandal yang satu set dengan bajunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayolah, apakah pria itu berniat membuatnya menjadi buntalan dino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ayolah, apakah pria itu berniat membuatnya menjadi buntalan dino. Sebenarnya Khai tidak mau memakai baju itu, tapi dia tidak ada pilihan lain. Dia tidak enak jika tidak memakai pakaian itu, padahal Rido sudah membelikannya.

Rido pun masuk ke dalam kamar tamu yang di tempati Khai.

"Wahh ternyata kau sangat cocok memakai  baju itu, tak rugi aku mengeluarkan banyak uang untuk membelikanmu baju itu." ujar Rido

"Lu kalau beli baju tuh yang bener dong, tadinya gue gak mau make baju ini. Tapi gue ngehargain lu yang udah beliin." tangkas Khai

  "Suruh siapa tadi tidak ikut masuk ke dalam untuk memilih bajunya."

"Sudahlah, ayo turun ke bawah. Kita makan malam, aku yakin kau pasti sudah kelaparan lagi." lanjut Rido dan pergi keluar kamar terlebih dahulu

"Peka banget deh kalo gue emang laper lagi." Khai mengikuti Rido sambil berjalan riang

  Setelah makan malam itu selesai, Rido mengajak Khai berbicara di ruang Keluarga.

"Kenapa om?" tanya Khai sambil mengambil toples berisi makanan di atas meja kemudian memakannya.

"Jadi, saya ingin mengangkat kamu menjadi anak saya. Kamu bersedia?" ucap Rido langsung

Khai tentu saja terkejut, dia saja tersedak makanan yang sedang di kunyahnya.

"APA!? SERIUS OM!?" tanya Khai tak percaya

"Tentu saja, bagaimana? saya yakin jika kamu menjadi anak saya kamu akan bahagia Khai. Om tau kamu sudah muak berada di Keluarga kandungmu itu, Om hanya ingin kamu bisa merasa bagaimana rasanya mempunyai Keluarga yang bahagia."

"Om juga sudah tau bagaimana perlakuan Keluargamu itu padamu Khai." lanjut Rido

Khai terdiam sebentar, dirinya pun ingin mempunyai Keluarga yang bahagia. Tapi dia ragu, Khai takut jika itu hanya sementara.

"Kau tidak usah ragu ataupun takut padaku. Percayalah, aku mengangkat mu menjadi anakku itu tulus tanpa ada maksud tertentu." ujar Rido tau apa yang Khai pikirkan

"Beri aku waktu selama 3 hari, aku akan memikirkannya." ucap Khai

"Baiklah, saya tunggu kamu selama 3 hari."

"Tapi ada satu hal yang aku sembunyikan. Aku bukan Khai yang asli." kata Khai jujur. Lebih baik dia bicarakan sekarang dari pada  tidak sama sekali.

Rido mengernyit, "Apa maksudnya?"

Khai menarik nafasnya perlahan dan mulai menceritakan semuanya. Rido pun mendengarkannya dengan seksama.

"Tak apa, jika kau bukan Khai yang asli aku akan tetap menerimamu sebagai anakku. Jangan khawatirkan itu, sekarang fokuslah untuk mencari kebahagiaanmu." Rido mengusap rambut Khai

Khai terharu karena perlakuan Rido, seumur hidup baru kali ini kepalanya di usap.

"Mau peluk?" tawar Rido

Khai mengangguk kemudian dengan cepat menghamburkan dirinya pada Rido dan menangis di sana. 

"Keluarkan saja semua, agar kau lega. Tenang aku akan akan terus selalu berada di sisimu Khai karena kau sekarang adalah Putraku. Ceritakan lah semuanya, aku akan mendengarkan semua keluh kesahmu." kata Rido sambil mengusap kepala Khai dengan sayang.



TBC

jujur, sebenarnya saya ga percaya diri sama cerita saya yang ini karena suatu alasan tertentu. apa saya unpub aja cerita saya yang ini ya?
bolee minta saran?

Khaindra Zyandru Oliver [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang