KZO #02#

16K 941 1
                                    

Sepasang mata yang sudah sebulan ini memejamkan mata kini mengerjap secara perlahan. Matanya berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Mengedarkan pandangan namun hanya dirinya saja yang ada di ruangan yang dia kira ini adalah Rumah Sakit.

"Gue udah mati atau belum?" batinnya

Ceklek

"Syukurlah kamu sudah sadar, kau membuat Om khawatir. Om periksa dulu ya," kata pria yang baru saja masuk, dia adalah seorang Dokter. Khai menatap pria itu bingung.

"S-siapa?" tanya Rasya, nampak dia lihat jika pria itu terkejut dengan pertanyaan Rasya

"Kau tidak ingat Om? Om Rio? Om adalah sahabat Papa mu dari kecil." katanya, dahi Rasya mengernyit. Setahunya, Teo tak memiliki teman yang berprofesi sebagai Dokter.

"Khaindra?" panggil Rio

"Kau memanggil siapa?" tanya Rasya

Dahi Rio kembali mengernyit, "Tentu saja Om manggil kamu. Kan nama kamu Khaindra."

"Nama gue Rasya, bukan Khaindra." tegas Rasya

"Sepertinya setelah kecelakaan itu otak mu sedikit geser ya? nama sendiri saja tidak ingat."

"Bukan tidak ingat, tapi nama ku itu Rasya bukan Khaindra." bela Rasya

"Kamu ingat nama orang tua kamu?" tanya Rio mencoba memastikan

"Papa Teo sama Mama Rindi." jawab Rasya yakin

Raut wajah Rio seketika sedih, dugaannya ternyata benar. Dia kemudian tersenyum dan mengusap kepala Rasya.

"Kamu istirahat dulu ya, Om nanti ke sini lagi." Rio langsung saja keluar dari ruang rawat Rasya

"Gak jelas."

Rasya mulai memperhatikan tangannya, dia merasa aneh. Bukankah tangannya itu kekar, tapi ini? kenapa malah seperti tangan bocah.

"Gue kenapa ini?"

Karena ingin memastikan sesuatu, Rasya turun dari brankar dan pergi ke kamar mandi. Di sana dia bercermin lali berteriak.

"INI KENAPA MUKA GUE JADI KAYAK BOCAH SMP!? ANJING MUKA SANGAR GUE KEMANA COK!!" teriak Rasya tanpa mempedulikan jika dirinya baru saja sadar dari koma.

"Sialan, ini mimpi iya ini pasti mimpi." Rasya kemudian mencubit pipinya.

"Aissh, sakit. Berarti ini bukan mimpi dong? berarti gue imigrasi eh transmigrasi ke tubuh bocah SMP ini kayak yang di novel-novel gitu?!" kata Rasya syok

Kini dia mulai percaya jika transmigrasi itu benar-benar nyata, dan buktinya sekarang dialah yang mengalaminya.

"Bangsat, padahal gue berharap kalau gue itu mati aja. Kenapa malah hidup di tubuh bocah ini? mana pendek lagi," gerutu Rasya

"Dahlah dari pada gue pusing mikirin kehidupan kedua gue mending tidur aja."

Khai mendorong tiang infusnya dan naik ke brankar kemudian tertidur lelap. Rasya tertidur sampai sore, dan dia terbangun karena mimpi yang baru saja dia alami.

Di dalam mimpi itu dia bertemu dengan pemilik asli tubuh yang di tempatinya ini, dia bernama Khaindra. Lebih tepatnya Khaindra Zyandru Oliver. Seorang remaja laki-laki yang berumur 16 tahun, Khaindra memiliki saudara kembar juga yang berbeda 6 menit dengannya dia bernama Zhaindra Zyandra Oliver.

Mereka memiliki Orang tua yang bernama Luke Oliver dan Lana Oliver. Nasib Rasya dan Khaindra tak jauh berbeda, mereka berdua sama-sama di abaikan dan tak di anggap. Zhaindra sangat membenci Khaindra, karena Khaindra dulu sangat di sayang sekali oleh Almarhum Kakek dan Neneknya.

  Dan Karena hal itu lah Orang tua Khaindra sangat membencinya. Sebab menurut mereka Khaindra membuat Zhaindra tak di sayang Kakek Neneknya. Padahal Kakek Neneknya berlaku adil, Zhaindra saja yang merasa tidak puas. Alasan Orang tua Khai lebih menyayangi Zhaindra adalah karena sejak lahir fisik Zhai itu lemah di bandingkan Khaindra.

Dan kenapa Khaindra bisa kecelakaan itu karena dia menyelamatkan Zhaindra yang saat itu tengah berdiri di tengah jalan. Khai yang melihat ada mobil yang melaju kencang ke arah saudaranya pun mendorong Zhai, namun naas malah dirinya yang tertabrak dan Zhai pun meninggalkannya sendiri padahal saat itu kondisi Khaindra bisa di bilang sedang sekarat. Alhasil jiwa asli Khaindra pun mati dan di gantikan oleh jiwa Rasya.

  Saat menjelang malam Rio kembali ke kamar Khaindra. Dilihatnya anak sahabatnya itu tengah menonton TV yang ada di ruangan itu.

"Om membawakanmu bubur sum sum, karena Om tau kamu pasti tidak suka makanan yang ada di Rumah Sakit." kata Rio sambil meletakkan bungkusan itu

"Terima kasih." balas Khai tanpa melihat Rio.

skrg kita panggil Rasya itu Khai ya.

  "Oh iya, kapan aku bisa pulang?" tanya Khai

"Seminggu lagi,"

"Ck, itu terlalu lama. Aku ingin besok bisa pulang." decak Khai

"Kau ini, baru saja sadar dari koma malah ingin meminta pulang langsung." gerutu Rio

"Up to me."

"Haishh, dasar anak Luke." 

"Aku tidak peduli, pokoknya aku ingin pulang besok." kekeh Khai

"Tidak, Kau masih harus di rawat di sini. Kau baru saja sadar Khai, tubuhmu masih lemah."

"Tidak mau, aku sudah sehat. Apaan sih main di rawat di sini segala."  ujar Khai

"Baiklah kita pulang besok, bisa sakit kepala jika aku terus menanggapi ocehanmu itu." kata Rio kemudian pergi keluar

Khai hanya tersenyum kemenangan, dirinya mulai sekarang akan bertekad untuk tidak mengharapkan kasih sayang orang tua lagi ntah di kehidupan sebelumnya maupun di kehidupan sekarang ini.

"Ahh jadi tidak sabar melihat bagaimana kamar Khaindra, ehh maksudnya kamarku. Kan sekarang ini sudah menjadi tubuhku otomatis semua yang di milikinya juga menjadi milikku."

Khai pun melanjutkan lagi acara menonton TV nya sambil memakan bubur sum sum yang di bawakan oleh Rio tadi.
















TBC

dh part ke dua, gimana?
jgn lupa vote sama komennya ya, biar cepet update.

Khaindra Zyandru Oliver [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang