KZO #14#

8.7K 641 0
                                    

Khai kini tengah berada di ruang kerja Rido, sedari tadi dia terus merecoki Daddynya itu agar mengizinkan dia kembali bersekolah. Namun bujukannya sedari tadi tidak membuahkan hasil, Rido dengan cuek terus melanjutkan pekerjaannya.

"Daddy! bodo amat Khai ngambek." Khai yang menyerah pun keluar dari sana dengan membanting pintu yang membuat Rido mengelus dadanya terkejut.

"Astagfirullah, untung anak gue."

Setelah pekerjaannya beres, Rido menyusul Khai yang kini pasti ada di halaman belakang. Kemana lagi memangnya? orang Rido saja tidak memberi izin anak itu untuk keluar Mansion.

"Khai," panggil Rido pada Khai yang kini tengah memainkan selang air.

Khai tak menghiraukan panggilan tersebut dan fokus menyemprotkan selang air itu kemana-mana.

"Khai jangan bermain air!!" peringat Rido

"Apasih!? sana sana, kita gak kenal!!" sentak Khai lalu menyiram Rido dengan selang air tersebut

"Khai kau membuat baju Daddy basah!!" Khai hanya tertawa melihat wajah kesal Rido. kemudian dia berlari menjauh setelah melempar selang itu sembarangan.

"KHAINDRA KEMARI KAMU!!" Teriak Rido sambil mengejar anak nakalnya itu.

"MOMMY TOLONGIN KHAI!! DADDY NGAMUK!!"

Kedua anak Ayah itu pun terus berlari sampai akhirnya Rido berhasil menangkap Khai.

"Mau kemana kamu huh?" Rido membawa Khai untuk duduk di bangku

"Duduk dan diam di sini saja, apa kau tak lelah terus berlari sepanjang hari?" tanya Rido sambil mengusap rambut Khai yang lepek karena keringat

"Khai kan masih muda, tentu saja tidak lelah. Kalo Daddy sudah tua jadi wajar saja jika Daddy lelah mengejar Khai." ucap Khai

"Terserah kamu saja."

"Daddy, Khai mau sekolah lagi."

Rupanya Khai masih ingat dengan keinginannya, Rido kira Khai sudah lupa.

"Khai boleh Sekolah, tapi bukan di Sekolah yang kemarin lagi."

"Loh, kok gitu!!? Khai pengen di Sekolah yang lama, gak mau pindah!!" tolak Khai keras

Rido menghela nafasnya, "Dengar Khai, kalau kamu ber sekolah di Sekolah lama kamu pasti bakalan ketemu Zhai dan Keluarganya. Daddy gak mau kamu terluka lagi karena mereka, karena mereka saat ini sedang mencari kamu Khai." ujar Rido mencoba untuk memberi pengertian

"Tapi Khai gak mau Daddy, Khai udah nyaman bersekolah di sana. Nanti Tio sendiri di sana kalo Khai pindah. Lagi pula meski pindah Sekolah belum tentu ada yang mau berteman lagi sama Khai. Teman Khai cuman satu, yaitu Tio." Khai menunduk

"Tapi Khai...

"Daddy harus percaya sama aku, Khai gak bakal terluka lagi dan bakalan menghindar kalau bertemu mereka. Kalo mau suruh Banyak Bodyguard buat ngawasin Khai gak papa kok, asal Khai masih bisa ber Sekolah di sana."

"Boleh ya Daddy?" bujuk Khai

Rido terdiam, "Baiklah. Tapi berjanji pada Daddy untuk tidak terluka dan berdekatan dengan mereka lagi." putus akhir Rido, meskipun berat tapi melihat wajah Putranya dia tak tega jika harus menolak.

"Oke, siap. Khai janji." Khai langsung saja memeluk tubuh Rido yang basah kuyup itu dan di balas tak kalah erat.

"Eh bentar Daddy," sela Khai dan melepas pelukan mereka

"Kenapa hm?"

"Keluarga Kakak Daddy udah tau kalo aku itu Rasya?" tanya Khai

Rido tersenyum kemudian mengelus kepala Khai, "Mereka udah tau kok, tenang aja mereka menerima kamu dengan tulus sebagai Rasya dan Khai meski jiwa kamu bukan Khai asli."

"Terima kasih," Khai kembali memeluk Rido dengan erat tak peduli jika pakaiannya ikut basah.

~•KZO•~

"BANG RIKII IHH DIEM DONGG!!" teriak Khai kesal, bagaimana tidak kesal dari tadi sepupunya itu terus saja menganggunya yang sedang bermain game di ponsel.

"Galak banget dek." ejek Riki

"Daddy, Bang Rikinya ngeselin." adu Khai. Orang tua Riki tengah pergi keluar, jadi Khai mengadu saja pada Daddynya

"Udahh jangan marah, Bang Riki kan cuman bercanda."

Rido mengusap rambut Khai yang kini sedang bersandar di dada bidangnya. Semenjak Khai masuk ke Keluarga ini, sifat manja Khai yang sedari dulu di kubur dalam-dalam keluar ketika merasakan kehangatan dan kenyamanan yang mereka berikan.

"Katanya kamu mau Sekolah ya? kamu ada kenalan cewe gak dek? yang badannya seksi gitu." ujar Riki

"Gak tau. Cari sendiri aja sana, di kampus kan banyak tuh yang berisi depan belakangnya."

"Udah pada punya pawang euyy, susah deketinnya." balas Riki

"Kamu ini, masih kecil. Kuliah dulu yang bener, terus kerja. Baru habis itu cari istri." celetuk Rido

"Riki itu udah gede Om,"

"Udah gede kok takut sunat," ejek Khai

"Sembarangan ya kamu!! Abang udah di sunat, kamu kali yang belum." balas Riki tak terima

"Khai juga udah di sunat kok, mau lihat?" tawar Khai

"Gak selera, paling punya kamu cuman segede gini." Riki menunjukkan jari jempol tangannya.

"Sok tau,"

"Udah ah, kenapa malah bahas yang kayak gini sih!? mending kalian tidur, udah malam." kata Rido melerai mereka

"Yahh Daddy mah, nanti aja ya. Khai belum ngantuk." bujuk Khai sambil menatap Rido

"Tidak Khai. tidur sekarang, atau kamu gak jadi Sekolah nanti lusa!!" ancam Rido

"Iss iya iya." Khai berjalan ke kamarnya dengan kaki di hentak-hentakkan

"Huuu belum sunat!!" ejek Riki keras yang dihadiahi lemparan sendal oleh Khai. Dan sendal itu tepat sekali mengenai jidat Riki.

"MAKAN TUH SENDAL!!" teriak Khai kemudian pergi

Rido tertawa melihat raut wajah Riki yang kesakitan, jarang sekali ada yang berani menistakan keponakannya itu. Baru Khai saja yang berani.

TBC

maaf banget baru update xixi, udaa berapa hari ya??
ini mohon maaf ya, saya lupa kalo punya satu cerita yang belum rapih 😁 jadi ga update-update dari kemarin.

Ehh, btw votenya dong yang belum vote. sedih banget lihat yang vote jauh banget sama yang baca doang. vote dan komen yaa. jangan jadi sidears!

Khaindra Zyandru Oliver [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang