KZO #16#

8.4K 582 5
                                    

Khai mematut dirinya di depan cermin, jika di hitung dirinya sudah berdiam diri di sana selama setengah jam.

"Perfect," gumamnya

  Setelah itu dia keluar dari kamar nya, "Wihh lu mau ke Sekolah atau pergi tawuran dek?" tanya Riki sambil merangkul bahu Khai.

Bagaimana tidak, Khai mengeluarkan baju seragamnya dan dasi yang di ikat di kepala.

Khai menyingkirkan tangan itu, "apa sih lu sibuk banget, awas."

"Khai rapihkan bajumu, kamu itu mau pergi ke Sekolah." kata Rido

"Gak mau, Khai dari dulu gini kok. Jadi Daddy gak usah nyuruh Khai rapihin baju, Khai gak mau." tolak Khai

"Rapihkan atau tidak Sekolah." ancam Rido

"Cih, ancam aja teruss." Mau tak mau Khai merapihkan pakaiannya.

Setelah sarapan, Ayumi dan Anita sudah pergi ke butik lebih dulu.

"Daddy antar dan tidak menerima penolakan."

"Khai kan udah bilang gak mau Daddy, Khai mau berangkat sendiri pakai motor. Daddy kenapa gak ngertiin sih!!?" ujar Khai kesal

"Sejak kapan kamu punya motor? Daddy tidak membelikanmu motor."

"Om Riski yang membelikannya, jadi sayang kan kalo gak di pake. Pokoknya Khai mau berangkat sendiri pakai motor, kalo Daddy gak izinin Khai...aku gak mau ngomong sama Daddy selama 1 bulan."

Rido menghela nafasnya kasar, "Baiklah kamu boleh naik motor. Tapi tetap Daddy awasi dari belakang."

Khai mengangguk saja, karena lebih baik seperti itu saja. Dia pun kemudian berjalan menuju garasi untuk mengambil motornya.

Riski datang menghampiri dan menepuk bahu Rido menguatkan.

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, ingat kau pun dulu bersikap seperti itu kepada Papa." Riski tertawa kemudian segara pergi berangkat ke kantor mengabaikan wajah Rido yang memandang sinis ke arahnya.

  "Ayo Daddy!" seru Khai yang sudah menaiki motornya

Akhirnya pagi itu Rido mengawasi Khai yang menaiki motor dari belakang. Setelah itu dirinya langsung pergi ke kantor.

Khai berjalan melewati koridor Sekolah dengan santai sambil mengunyah permen karet. Namun dirinya terkejut mendengar sebuah teriakan dari ujung koridor.

"KHAINDRAAA AYANG GUEE!!!" orang yang berteriak itu langsung memeluk Khai dengan erat. Khai sempat terkejut sebentar namun tak ayal dia membalas pelukan itu.

"Gue kangen banget sama lu, kemana aja sih? lu tau gak? gue khawatir banget sama lu karena hilang beberapa hari ini." ujar Tio setelah melepas pelukan itu

Ya, orang yang berteriak tadi itu adalah Tio. Awalnya dia tengah mengerjakan tugas Latihan Soal Matematika di kelas, namun karena ada seorang siswa yang memberitahu jika Khai kembali bersekolah, Tio langsung saja meninggalkan tugas Matematika itu.

"Gak usah sedih yaelah, gue kan udah balik lagi nih. Lu harusnya seneng karena sahabat lu yang ganteng kayak Jungkook BTS ini udah Sekolah lagi." ucapa Khai menenangkan karena melihat mata Tio yang berkaca-kaca.

"Habisnya gue tuh-"

"TIO, KHAINDRA KENAPA MASIH DI SINI!!? KALIAN TIDAK MENDENGAR SUARA BEL MASUK!! CEPAT MASUK KE KELAS KALIAN!!" sentak pak Edo selaku guru bahasa Inggris yang terkenal galak

"Mampus," gumam mereka

Dengan cepat mereka berlari menuju kelasnya, jika tidak mereka pasti akan di hukum membersihkan toilet laki-laki.

"Anak muda zaman sekarang memang kebanyakan gak di siplin. masuk jam 07.30 berangkat dari rumah jam 08.00."

Pak Edo menggelengkan kepalanya kemudian berjalan menuju kelas yang akan di ajar olehnya.

~•KZO•~

"Aku dengar, saudara mu itu sudah kembali bersekolah." ujar Damar

"Si Khai maksud lu?" tanya Yuda

"Ya iyalah bego." Damar memukul bahu Yuda

"Dia bukan saudara gue, karena ulah dia Papa sering marah-marah di rumah." celetuk Zhai sambil mengepalkan tangannya.

"Terus lu mau apain itu anak?" tanya Damar

"Gue bakal kasih dia pelajaran." jawab Zhai

"Bagus, gue dukung." kata Damar

"Tap-" perkataan Yuda terpotong

"Udah deh gak usah belain dia, lu kan sahabat kita jadi harus dukung keputusan kita." ucap Damar

Guru yang mengajar memasuki kelas, Yuda yang tadinya ingin membalas perkataan Damar pun tak jadi.

~•KZO•~

Khai dan Tio kini sedang asik makan di kantin.

"Jadi, lu gak mau cerita kemana aja lu selama ini?" tanya Tio sambil menyuapkan nasi goreng ke mulutnya

"Kapan-kapan aja deh, gue lagi malas cerita." jawab Khai

"Yeuu si goblok, gue tuh penasaran tau gak."

"Yaudah si bego, ntar pulang Sekolah tinggal ikut gue aja. Ntar gue jelasin." ujar Khai

Setelah selesai makan, Khai pamit pergi ke kamar mandi. Namun di tengah jalan tiba-tiba saja tangannya di seret ke halaman belakang Sekolah.

"Cih, lu apa-apaansih!!?" ujar Khai sambil menyentak tangan yang menariknya

Zhai menatap Khai tajam. Ya, yang menarik Khai tadi itu adalah Zhai.

"Enak banget ya lu kabur dari rumah." ujarnya

"Ya enaklah, gue jadi bisa hidup dengan bebas dan gak tersiksa lagi tinggal di sana." ucap Khai santai sambil memasukkan tangannya pada saku celana.

"Sialan, gara-gara lu Papa jadi sering marah-marah di rumah. Lebih baik lu cepet balik ke Mansion Papa."

"Gak sudi."

"Lu." Zhai menunjuk Khai

"Gue nyesel karena punya saudara kembar kayak lu. Kalau pun bisa, gue gak akan mau punya saudara modelan kayak lu. Pembawa sial tau gak!?" hina Zhai

Khai terdiam mendengar kata-kata itu, bohong jika mengatakan hatinya tak sakit mendengar ucapan seperti itu dari mulut saudaranya. Ya meskipun dia bukan Khai yang asli, tapi tetap saja.

"Kalau pun mau, gue lebih baik minta untuk gak di lahirin di Keluarga Papa Luke dan punya saudara kayak lu. Lebih baik gue lahir di Keluarga sederhana yang harmonis. Dari pada Keluarga yang selalu menuntut anaknya untuk terlihat sangat sempurna tanpa mempedulikan mental anak-anaknya."

Setelah mengatakan itu Khai langsung pergi dari sana meninggalkan Zhai yang terdiam.

~•KZO•~

Seseorang di balik tembok tersenyum miring melihat mereka berdua. Kemudian dia menelpon seseorang.

"Berhasil, hubungan mereka berdua semakin renggang. Dengan mudah kita akan menghancurkannya."

Setelah itu dia ikut pergi dari sana sebelum ada yang curiga.














TBC

Ada yang bisa nebak itu siapa?

Khaindra Zyandru Oliver [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang