Setelah 3 hari terkurung di dalam kamar, akhirnya Khai bisa terbebas. Dirinya sudah siap dengan seragam yang sama seperti Zhai, yap mereka berdua 1 Sekolah."Ganteng banget dah gue." ujarnya sambil terus bergaya di depan kaca
Baju yang di keluarkan, dasi yang dia ikat di kepala dan memakai kalung yang menurutnya keren. Khai pun turun ke meja makan.
"Kau ingin pergi Sekolah atau tawuran?" tanya Lana seperti biasa dengan nada ketusnya
"Ya Sekolah lah,"
"Contohlah seperti Kakakmu Khai, dia berpakaian rapi saat ke Sekolah. Tidak seperti kau yang malah seperti berandalan." Khai merotasikan matanya ketika Luke mulai membandingkannya dengan Zhai
"Anda gak tau aja kelakuan anak kesayanganmu itu kalo di Sekolah." kata Khai
"Yang pastinya sikap Zhai tidak pembangkang seperti mu."
"Nyenyenye, dahlah udah gak mood sarapan bareng setan gue." Khai menyampirkan tas di bahunya dan berlalu pergi
Khai pergi Sekolah menggunakan motor miliknya. Dia berhenti dulu di warung nasi uduk, Khai sarapan dulu di sana setelah itu lanjut berangkat ke Sekolah.
BRAKK
"ANJING LU YA!!" sentak seorang siswa yang terkejut
Bagaimana tidak? Khai menendang pintu kelas dengan keras hingga membuat orang yang ada di dalamnya terkejut. Bukan tanpa alasan dia melakukannya, itu karena Khai mendengar mereka sedang menggosipkannya hal yang tidak baik. Khai berjalan menuju bangkunya sambil bersiul.
"Ngomongin orang seenaknya, kayak diri sendiri udah ngerasa bener aja. Padahal mah kelakuannya gak jauh dari sampah masyarakat." sindir Khai
"Maksud lu apaan?!" seorang siswa berdiri dan menghadang Khai
"Kenapa? ke sindir? bagus sih kalau ngerasa mah." Khai terkekeh
"Lu," Siswa itu akan memukul Khai, tapi dengan sigap Khai menahan tangan siswa itu dan menatapnya tajam.
"Lu mukul gue, siap-siap hidup lu bakalan gak tenang." ucapnya kemudian menabrak bahu siswa itu dan duduk di kursinya.
Tak lama seorang guru masuk diikuti siswa laki-laki di belakangnya.
"Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian mendapat teman baru. Dia pindahan dari Bogor, Tio silahkan perkenalkan diri kamu." ujar Guru tersebut
"Hai, nama gue Tio. Cukup panggil Tio aja, kalau tanya nama lengkap kalian juga bakalan tau di buku absen. Okey, segitu aja." ujar siswa yang bernama Tio tersebut
"Nahh Tio sekarang kamu boleh duduk di samping Khai, nahh anaknya yang lagi nelungkupin kepalanya di bangku paling belakang."
Tio langsung saja menuju siswa yang di bilang guru tadi. Khai sebenarnya tahu jika gurunya sedang memperkenalkan siswa baru, tapi dia terlalu malas untuk mengangkat kepalanya.
"Hai?" sapa Tio yang membuat Khai langsung mengangkat kepalanya.
"Ya,"
"Dih cuek amat jadi orang. Awas loh jangan cuek banget, nanti cewe takut deketin luu." ujar Tio menakut-nakuti
"Ohh," Tio mendatarkan wajahnya ketika mendengar jawaban singkat Khai
Setelah itu tak ada percakapan lagi dari mereka karena pembelajaran sudah di mulai.
~•KZO•~
Khai membereskan alat tulisnya setelah itu pergi ke kantin, tak sadar Tio terus mengikutinya di belakang. Merasa ada yang mengikuti Khai membalikkan badannya.
"Ngapain lu ikutin gue?" tanya Khai
"Ck, ya lu pikirlah gue kan murid baru. Jadi gue belum tau letak kantin ada dimana." jawab Tio
"Lu kan bisa tanya ke siswa lain."
"Gak deh, muka mereka pada gak ramah. Males gue nanyanya." balas Tio
"Yaudah jangan lelet jalannya." Tio tersenyum senang mendengar itu. Dia memutuskan akan menjadi teman Khai. Karena jika di lihat, Khai adalah anak yang baik.
Mereka pun memesan makanan, setelah pesanan mereka selesai mereka duduk di bangku kosong yang ada di kantin.
"Btw, gue Tio."
"Khai."
"Ohh khai. Btw, lu mau jadi teman gue gak?" Khai yang di tanya seperti itu tentu saja terkejut, karena baru kali ini ada yang secara langsung mengajaknya berteman.
"Kenapa lu ngajak gue temenan?"
"Yaa, karena kata gue lu itu baik meskipun cuek banget. Jadi mau kan?"
"Mending gak usah." tolak Khai
"Loh? kenapa? kan gue cuman ngajak berteman."
Khai menghela nafasnya, "Kalau lu temenan sama gue, orang-orang yang ada di kelas kita bakalan ikut gak suka sama lu." jawab Khai
"Maksudnya?" tanya Tio tak mengerti
"Dari awal gue masuk, sekelas udah pada gak suka sama gue karena kepintaran gue. Jadi, kalau lu gak mau ikutan di benci mending jangan berteman sama gue." jawab Khai
"Heh gue bukan orang kayak gitu, gue itu bertemannya tulus sama lu. Walaupun ntar mereka pada gak suka juga sama gue, yaa gue mah bodo amat. Karena otak gue masih waras gak kayak mereka yang gak suka sama lu karena kepintaran yang lu miliki. Jadi, jangan khawatir gue mah gak papa." ucap Tio sambil menepuk bahu Khai
Khai tentu saja terharu, baru kali ini dia bisa mendapatkan teman.
"Makasih ya, lu orang pertama yang mau jadi teman gue."
Mereka berdua pun tertawa tanpa mempedulikan keadaan sekitar. Termasuk Zhai yang menatap mereka dengan tatapan yang tak terbaca.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Khaindra Zyandru Oliver [END]
Teen Fiction5 Rasya, seorang Pemuda yang bertransmigrasi ke tubuh seorang Khaindra yang kehidupannya bernasib sama sepertinya. Akankah dirinya bisa bahagia di kehidupannya yang kedua ini? cuss langsung baca aja yuk. jangan lupa follow akun saya juga biar ga ke...