KZO #18#

8K 542 9
                                    

Rido memandang 2 orang remaja yang tengah tertidur nyenyak sambil berpelukan. Rido dan yang lainnya memang mendengar semua pembicaraan sepasang anak kembar itu. Memang tidak sopan sebenarnya menguping, tapi mereka kan penasaran. Mereka semua pun tak kalah terkejut mendengarnya.

"Om?" tanya Zhai yang baru saja bangun dan berusaha bangkit

"Hati-hati,"

Rido membantu Zhai untuk duduk, tetapi anak itu meminta untuk duduk di kursi Roda. Dengan hati-hati Rido membantunya duduk di sana.

"Bagaimana keadaanmu Zhai?" tanya Rido memecah keheningan. Karena di sana hanya ada mereka bertiga, yang lain tengah pulang terlebih dahulu.

"Baik Om." jawab Zhai

"Kalau boleh tau, Om siapanya Khai?" lanjutnya penasaran

Rido tersenyum, "Om Daddy nya Khai. Om mengangkat Khai menjadi anak Om, dan kebetulan juga Om belum punya anak. Sejak pertama kali melihat Khai Om sudah bisa menebak jika dia adalah anak yang baik. Maka dari itu Om mengangkatnya jadi anak Om."

"Zhai mau mengucapkan terima kasih karena udah mau angkat Khai jadi anak Om. Zhai harap Om jangan sakitin Khai ya, meskipun Khai bukan anak kandung Om. Khai udah cukup merasakan sakit selama ini, Zhai gak mau Khai kembali menderita." ucap Zhai lirih

Rido mengusap rambut Zhai perlahan, anak di depannya ini terlihat begitu kuat namun di dalamnya sangat rapuh. Dia terpaksa menjadi tokoh antagonis karena ingin melindungi sang adik.

"Kau kan juga Putraku, jadi panggil saja Daddy tak perlu sungkan."

"Tapi.."

"Tidak ada tapi-tapi, mulai sekarang kamu adalah Putra Sulung dari Rido dan Ayumi lalu Kakak dari Khai." putus final Rido

Tanpa bisa di cegah, air mata turun dari kedua mata Zhai. Karena Rido termasuk orang yang peka dia pun menarik Zhai ke dalam pelukannya.

  "Terima kasih Dad, tapi bagaimana dengan Papa Luke?" tanya Zhai setelah pelukan itu terlepas

"Tenang saja, itu semua biar Daddy yang urus." Zhai mengangguk

"Boleh peluk lagi?" cicit Zhai

Rido terkekeh, "Tentu saja kau boleh memelukku." Akhirnya kedua orang itu pun saling berpelukan dan tak sadar jika ada yang menatap mereka dengan tatapan bingung.

"Kalian pelukan kenapa gak ajak Khai!!?"

~•KZO•~

  Di sebuah Mansion terdengar suara keributan dan barang-barang yang di lempar.

"BAGAIMANA KAMU INI!? KENAPA BISA SAMPAI KEHILANGAN JEJAK MEREKA BERDUA!!?" bentak pria paruh baya kepada seorang remaja laki-laki yang tengah menatapnya datar

"DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI!! KAU MENGHANCURKAN SELURUH RENCANAKU!!"

Kini pria itu melempar vas bungan kecil hingga mengenai kaki remaja itu.

"JAWAB!! APA KAU TIDAK PUNYA MULUT!!?"

"AKU HARUS JAWAB APA PA!!? AKU UDAH CAPE NURUTIN SEMUA KEMAUAN PAPA SELAMA INI!!? TAPI PAPA SEKALI AJA GAK PERNAH NURUTIN APA MAU AKU!! AKU CUMAN PENGEN PAPA SAMA MAMA BISA NGASIH AKU KASIH SAYANG SELAYAKNYA ORANG TUA DAN ANAK PA!! BUKANNYA DI TELANTARIN KAYAK GINI!!" balas remaja itu

Suara tamparan menggema di ruangan itu, "Kalo bisa, aku pengen benci sama Papa dan Mama." remaja itu pun pergi dari sana setelah Pria Paruh baya tadi menamparnya

"Cih, dasar tidak tahu di untung, sudah ku rawat dari kecil tapi dia malah tidak tau apa itu artinya balas budi."

~•KZO•~

  Zhai sedari tadi terdiam, dirinya juga baru menemukan satu fakta mengejutkan. Bahwa Khai yang kini ada di ruang rawat itu bukan Khai asli.

Zhai tentu saja terkejut mendengar penjelasan dari Khai. Dia merasa bersalah, karena dia Khai harus pergi. Tapi dengan sabar Khai menjelaskan bahwa itu bukan salah Zhai. Khai pergi itu semua karena sudah takdirnya.

"Bang, lu tinggal bareng gue sama Daddy ya." ajak Khai yang kini tengah duduk di brankar

"Apa mereka mengizinkan ku untuk tinggal di sana?"

"Tentu saja, kamu kan sekarang sudah menjadi bagian dari Keluarga kami." ujar Ayumi yang baru saja masuk di ikuti yang lain.

"Kalian menerimaku?" cicit Zhai

"Tentu saja." Ayumi mengusap lembut kepala Zhai

"Daddy, Abang dan Khai kapan pulangnya? Khai udah bosen di sini. Pengen Sekolah."

"Besok kamu baru bisa pulang. Dan untuk Sekolah minggu depan baru bisa." jawab Rido

"Kok lama banget sih!? Khai pengen lusa langsung bisa Sekolah."

"Kamu masih belum sembuh Khai." ujar Zhai

"Ck, iya deh iya Sekolahnya Minggu depan." kata Khai kesal

"Ini baru anak Daddy."

Rido mengusap rambut milik Khai sebelum tangannya di hempaskan.

"Gak usah pegang-pegang, Khai marah sama Daddy."

"Galak banget lu bocil." ejek Riki

"Bacot."

"Khaindra." desis Rido

"Hehe, Maaf Daddy."



TBC

Khaindra Zyandru Oliver [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang