Khai, Tio, dan Zhai menatap aneh Yuda Damar. Bagaimana tidak? kedua pemuda itu kini tengah saling rangkul dan saling menyuapi makanan mereka.
"Bang, mereka kenapa?" bisik Khai pada Zhai
"Gak tau gue juga, dari orok gue temenan sama mereka berdua baru kali ini juga gue lihat mereka kayak gini." balas Zhai berbisik juga
"Teman-teman Abang lu bikin gue berpikiran aneh." kini Tio yang berbisik kepada Khai.
Sedangkan objek yang diomongkan malah sedang asik menikmati makanannya. Setelah habis mereka kemudian memandang ke tiga temannya.
"Kalian pasti bertanya-tanya kenapa gue sama Damar bisa sedekat ini?" yang di tanya kemudian mengangguk.
"Jadi, sebenarnya kita berdua itu saudara kandung tapi beda Ibu." jelas Yuda
BRAKK
"ASTAGA DEMI APA!!? BJIR!!?" kaget Tio kemudian berdiri dari duduknya setelah menggebrak meja.
"Beneran?" tanya Tio mendekatkan wajahnya pada Damar
"Iya," jawab Damar sambil mendorong wajah Tio menjauh
"Kok kalian baru ngasih tau?" tanya Zhai
"Yeuu, kita aja baru tahu kalo ternyata kita berdua itu saudara beberapa hari yang lalu. Jadi, ya maaf kalo kita baru ngasih tau." terang Yuda sambil menyenggol lengan Damar untuk membantu menjelaskan.
"Dan kita juga udah tau siapa Ayah kita." tambah Damar
"Siapa namanya?" tanya Khai
Damar menarik nafasnya perlahan, "Gue harap kalian gak kaget setelah gue bilang namanya." Mereka mengangguk
"Ayah kita berdua Luke."
Mereka yang mendengarnya otomatis terkejut. "Lu jangan bercanda Damar." ujar Zhai tajam
"Apa gue kelihatan lagi bercanda?"
"Kita juga awalnya terkejut, tapi mau bagaimana lagi. Karena Luke adalah Ayah kandung kami." Mengalirlah cerita yang di sampaikan oleh Yuda dan Damar. Khai dan Zhai hanya bisa mengepalkan tangannya. Sedangkan Tio hanya terdiam karena dia sedikit tidak paham dengan topik pembicaraan ini.
"Luke bener-bener bajingan." geram Zhai
"Udahlah gak usah dipikirin, mending kita masuk ke kelas sekarang sebelum Pak Yanto nemuin kita belum masuk kelas." ajak Yuda karena memang bel masuk sudah berbunyi.
••••
"Udahh pulang malam, bawa jajan. Bukannya sekalian beliin, inimah malah diem aja gak nawarin sama sekali." celetuk Riki sambil menatap si kembar yang kini tengah asik memakan cemilan yang tadi mereka beli.
"Kalau mau itu samperin sinii, jangan malah diem terus kayak cewe kalo mau apa-apa itu pasti kasih kode dulu." ujar Khai
"Iya tuh bener kata Khai." dukung Zhai
Riki mendengus kemudian mendekat dan mengambil semua makanan mereka yang di taruh di karpet.
"Woyy gak usah serakah juga dong, malah di ambil semunya. Beli sanaa." kata Khai kesal kemudian mendekat ke arah Riki dan berusaha mengambil makanan yang ada di pelukan laki-laki itu.
"Sama yang tua itu kalian harus bagi-bagi makanan yang banyak." ujar Riki
"Mana ada kata begitu, harusnya yang tua yang kasih jajanan yang banyak buat yang muda. Itu baru bener." ucap Zhai tak terima
Mereka bertiga pun kini saling berebut makanan dan berguling di karpet. Mereka tak sadar jika Ayumi sedang menatap mereka dengan kesal. Bagaimana tidak? Ruang Keluarga kini kotor karena bungkus makanan dan juga makanan yang di perebutkan mereka itu ada yang terbuka bungkusnya secara paksa yang mengakibatkan isinya berceceran di karpet.
"Kalo kalian gak berhenti sekarang, Mommy bakalan bener-bener kasih kalian jus pare 1 galon. Biarin kalian minum sampai habis." ucapnya yang membuat ketiga laki-laki itu langsung terdiam karena mendengar ucapan Ayumi
Mereka bertiga tersenyum menampilkan giginya yang sangat putih dan membuat Ayumi sakit mata.
"Apa kalian senyum-senyum begitu? mau bujuk Mommy supaya gak buatin kalian jus itu?" Mereka mengangguk
"Kata-kata Mommy gak ada yang bercanda, semua serius. Jadi kalau kalian gak mau minum jus itu, segera bereskan Ruangan yang berantakan ini."
Mereka langsung saja dengan gerakan cepat langsung membersihkan ruangan itu. Mereka tak membiarkan ada secuil pun sisa makanan yang tertinggal di karpet maupun lantai.
"Sudah Mommy."
"Bagus, sekarang kita ke meja makan. Mommy udah beliin kalian makanan banyak biar ga rebutan lagi." Ayumi pun pergi meninggalkan mereka yang kini tengah bersorak ria
"Asikk makanan lagiii!!" seru Khai
"Alhamdulillah rezeki anak soleh." tambah Zhai dengan tangan yang menengadah ke atas
Riki memandang mereka dengan tatapan cengo, "Perut mereka terbuat dari apa? mereka gak kenyang apa ya padahal tadi udah makan banyak." gumamnya kemudian pergi menyusul Ayumi yang sudah ada di meja makann
"Bang, besok siang kita pergi ke taman yuk. Mumpung besok minggu." ajak Khai
"Ayoklah gaskeun, kita main sepuasnya besok." jawab Zhai dengan girang, namun dalam hati dia merasa sesuatu yang mengganjal. Tapi mungkin itu hanya perasaannya saja akhir-akhir ini karena terlau memikirkan ucapan Khai saat itu.
TBC
apa kabar kalian semua? maaf Khai sekarang updatenya lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khaindra Zyandru Oliver [END]
Teen Fiction5 Rasya, seorang Pemuda yang bertransmigrasi ke tubuh seorang Khaindra yang kehidupannya bernasib sama sepertinya. Akankah dirinya bisa bahagia di kehidupannya yang kedua ini? cuss langsung baca aja yuk. jangan lupa follow akun saya juga biar ga ke...