Selang satu jam, akhirnya semuanya sudah beres dan bersih. Semua pekerja pun dipersilakan untuk pulang. Mendengar itu, Sunoo pun langsung pulang duluan dan berpamitan dengan Karina, Winter, dan Ryujin yang sangat ingin bertemu dengan si Boss.
Sunoo cukup lelah, tapi dia malah dikejutkan dengan sebuah notifikasi dari akun banknya. Sunoo cukup terkejut dengan gaji yang dikirim sekarang karena demi apapun dia baru bekerja sehari!
Setelah membaca penjelasan yang dikirimkan melalui email. Ini hanya setengah dari keseluruhan gajinya. Heol, Sunoo tidak percaya. Uang sebanyak ini hanya setengah dari seluruh gajinya dalam sebulan?!
Terdiam sejenak di halte bus sambil menunggu bus terakhir yang akan mengantarkannya pulang ke apartemen, Sunoo berpikir apa sebaiknya dia pulang naik taksi saja, mengingat ini sudah terlalu gelap.
Akhirnya dengan banyak pertimbangan dan bus terakhir juga belum ada tanda-tanda kehadirannya. Sunoo memutuskan untuk kembali ke gedung restoran menuju mesin ATM.
Gedung restoran Sunghoon ini menyediakan mesin ATM di depannya untuk memudahkan pegawainya mencairkan dana gaji mereka.
Sunoo pun menarik beberapa lembar uang hasil gaji pertamanya dan segera memesan taksi onlen. Dia menunggu di dekat halte bus tadi.
Sunghoon dan Jay akhirnya pulang setelah dirasa semuanya sudah beres. Karina, Winter, dan Ryujin yang memang sengaja pulang telat demi melihat mereka itu menahan teriakannya karena akhirnya bisa melihat Sunghoon dan Jay secara langsung.
Sunghoon tersenyum dan mempersilakan para pegawainya untuk pulang dan mereka yang tersisa pun mengangguk lalu bersiap-siap pulang.
Sunghoon dan Jay memasuki parkiran dan melajukan mobil untuk pulang ke hotel. Di perjalanan, Sunghoon teringat dengan pasar malam yang dia lewati semalam. Kali ini Jay yang menyetir.
"Jay, di sekitar sini ada pasar malam yang sangat ramai. Mau berkunjung hari ini atau besok?", tanya Sunghoon, sebenarnya dia cukup lelah tapi dia penasaran.
"Besok saja lah, aku lelah."
"Ya, aku juga lelah. Besok saja."
Sunghoon melihat jalanan malam pinggiran kota Venesia. Dia juga memandangi pasar malam yang dilewati. Sunghoon tidak sabar untuk besok. Mungkin dia hanya akan ada di restoran sampai jam makan siang saja karena dia ingin pergi ke pasar malam tanpa kelelahan seperti ini.
———✧———
Setelah beberapa menit Sunoo menunggu, akhirnya taksi yang dipesan sampai. Ini pertama kalinya dia naik taksi di Italia. Dulu dia naik taksi ketika masih di Korea. Semenjak hidup di Italia, dia lebih banyak menggunakan bus ketimbang taksi karena harga taksi lumayan mahal.
Setelah menunjukkan rute pulangnya pada supir, Sunoo memilih menikmati pemandangan malam Venesia. Dia kepikiran untuk pulang ke panti malam ini. Lumayan uang gajinya, dia berencana untuk mampir ke pasar malam nanti.
Setelah beberapa banyaknya rute jalan yang ditempuh, Sunoo meminta turun di depan pintu masuk pasar malam. Malam ini dia akan membeli banyak makanan untuk adik-adiknya di panti.
Memasuki pasar malam, Sunoo sebenarnya tidak pernah ke sini. 3 tahun dia hidup di sini, ini pertama kalinya dia ke pasar malam. Selama ini dia selalu menabung, uang yang dia punya tentu cukup mengingat ibunya masih mengiriminya uang saku dan beberapa uang dari gajinya. Tapi Sunoo tetaplah Sunoo.
Pasar malam ini menjual berbagai hal, mulai dari makanan dan minuman, pakaian, aksesoris, mainan, bahkan peramal pun ada di sini. Sunoo tertarik untuk membeli beberapa makanan minuman dan pakaian untuk adik-adik di panti.
Setelah berkeliling sebentar, akhirnya Sunoo memutuskan untuk membeli apa saja.
"Bibi, aku minta ayam bumbu ini satu porsi ya.", Sunoo membeli satu box ayam berbumbu yang isinya lumayan banyak. Cukup untuk berbagi bersama anak-anak di panti.
"Terima kasih, Bibi. Ini uangnya.", lalu Sunoo berpindah tempat ke tempat penjual makanan bakar.
"Paman, aku mau beli beberapa bakaran gurita dan cumi ini masing-masing dua porsi ya.", lalu Paman penjual pun mengangguk dan mulai menyiapkan pesanan Sunoo.
Setelah membeli beberapa makanan, Sunoo kepikiran untuk membeli es krim. Gelato di pasar malam ini sangatlah enak dan rasanya juga pas, pantas saja banyak orang mengantri di sini.
Sunoo membeli satu cup besar yang cukup untuk dibagi nantinya. Sunoo juga membeli beberapa aksesoris seperti gantungan kunci, jepitan rambut, topi, dll. Dia jadi tidak sabar melihat wajah bahagia adik-adik yang ada di panti.
Setelah dirasa cukup, Sunoo pun berniat untuk pulang karena letak pasar malam dan panti asuhan itu lumayan dekat, berjalan kaki juga sampai.
Di dekat pintu masuk pasar malam, Sunoo melihat ada seorang peramal dan dengan sedikit penasaran dia mendatangi peramal itu.
"Hallo, nak. Kamu pasti ingin mengetahui ramalan baik apa yang akan terjadi padamu, kan?", ucap si peramal yang membuat Sunoo cukup terkejut karena dia tahu isi hatinya.
"Iya, Bibi. Woahh Bibi benar-benar seorang peramal ya!", antusias Sunoo.
"Kemarikan tanganmu, biar Bibi ramal."
Peramal pun mulai membaca hal menarik apa yang akan terjadi pada anak manis ini.
"Nak, Bibi melihat sebentar lagi kamu akan mendapat kebahagiaan. Tunggu saja.", ucap Bibi peramal sambil tersenyum.
Sunoo pun bingung tapi dia berharap memang benar akan terjadi hal baik pada dirinya.
"Apa benar, Bi?"
"Iya, nak. Tunggu saja."
"Baiklah, kalau begitu terima kasih, Bibi!", ucap Sunoo sambil ingin mengeluarkan uang. Dia tahu jika peramal mendapatkan uang dari hasil meramalnya.
"Eh tidak usah, nak. Tidak usah bayar.", sanggah si peramal.
"Yang benar, Bi? Kalau begitu, terima kasih sekali lagi. Aku pamit ya, Bi. Sampai jumpa."
"Iya, nak. Hati-hati di jalan.", ucap Bibi peramal sambil membalas lambaian tangan Sunoo yang mulai menjauh meninggalkan pasar malam.
Sunoo pulang. Dengan banyak barang di kedua tangannya, dia sangat tidak sabar untuk melihat wajah bahagia adik-adiknya.
Saat pulang, Ibu panti terkejut melihat Sunoo membawa banyak makanan dan barang. Ibu panti pun segera membantu Sunoo dan bertanya kenapa Sunoo membeli banyak barang.
Sunoo pun menceritakan tentang hari pertamanya bekerja dan setengah gaji yang dikirimkan di hari pertama bekerja sebagai apresiasi pegawai karena hari ini sangat padat pelanggan.
Ibu panti cukup terkejut dengan nominal besar gaji Sunoo, ini bahkan hanya setengah dari seluruh gaji Sunoo sebulan. Adik-adik yang melihat Kak Sunoo mereka pulang ke panti dan membawakan banyak makanan pun sangat senang.
Mereka memeluk Sunoo dan mengucapkan terima kasih karena dapat memakan makanan enak dalam porsi yang banyak berkat Sunoo.
"Kak Sunoo, terima kasih. Aku sudah lama ingin memakan es krim ini karena kata temanku ini sangat enak tetapi harganya sangat mahal."
"Kak Sunoooooooo, terima kasih yaaaa.", dengan gaya bicara manjanya.
Mereka semua sangat senang, bahkan Ibu panti pun beberapa kali berterima kasih kepada Sunoo atas makanan lezat malam ini. Hati Sunoo menghangat, sekali lagi, dia seperti pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venice, Italy. [sunsun]
FanfictionSeorang koki terkenal dari Paris, Prancis sedang melakukan kunjungan peresmian restoran cabangnya yang dibuka di Italia. Memanfaatkan libur 2 minggunya untuk menjelajah kota tua yang katanya menyimpan beribu kenangan semua orang. Saat berlibur, dia...