19. Sebuah Kebenaran

997 142 3
                                    

"Sunoo, tolong antarkan pesanan ini ke meja yang tertera, ya!", ucap Karina begitu pergantian shift di mulai.

Sama seperti hari sebelumnya, Sunoo bekerja dengan banyaknya pesanan yang memenuhi cafe ini tiap harinya. Tidak banyak yang berubah dari rutinitas hariannya. Namun, ada satu hal yang membuatnya merasa seperti terjebak dalam sebuah labirin tidak berujung.

Jeno, pemuda berdarah Korea ini tidak sengaja bertemu dengannya di kedamaian jembatan Rialto senja itu. Saat itu, Sunoo sedang menatap sungai dari atas jembatan dan Jeno tidak sengaja menabraknya karena sedang terburu-buru.

Pertemuan tidak sengaja itulah yang membuat mereka akhirnya sampai di sini. Setelah perkenalan singkat, mereka kembali tidak sengaja dipertemukan semesta dengan Jeno sebagai pelanggan Sunoo di cafe hari itu.

Pertukaran pesan singkat pun sudah sering dilakukan. Lihat ... pesan Sunghoon saja terkadang lupa dia balas, sekarang Jeno juga mengiriminya pesan. Sunoo harusnya sudah membuang ponselnya, tahu begitu dia tinggalkan saja di apartemen.

Setelah terlarut dengan pikirannya tadi, Sunoo pun mengantarkan pesanan yang disuruh oleh Karina tadi. Ya, pesanan Jeno. Pemuda itu datang lagi hari ini. Hahaha, Sunghoon kalah start.

"Ini ya Kak Jeno, pesanannya.", ucap Sunoo begitu sampai di depan meja tempat Jeno duduk.

Pemuda itu senantiasa memandangi wajah aphrodite di hadapannya ini. Cantik, pikir Jeno. Sunoo itu benar-benar sesuatu.

"Iya, terima kasih, Sun!", ucap Jeno lalu menampilkan eye smile miliknya.

Sunoo pun hanya menanggapinya dengan senyuman dan pamit untuk kembali ke kasir. Jeno memperhatikan itu dari jauh, sengaja mengambil tempat duduk yang strategis dekat kasir untuk dapat dengan mudah melihat Sunoo.

Mari kita lihat apa yang akan terjadi pada koki yang jauh di Paris itu ketika tahu aphroditenya sedang didekati pria lain, hahaha.

---✧---

"Hoon, ku dengar seminggu lagi kamu akan ke Venesia, ya?", tanya Jay begitu dia sampai di restoran Sunghoon.

Jay sih datang karena hari ini Jungwon part time, dia kan mau bertemu kekasihnya itu.

"Ya, ini sudah lebih sebulan semenjak kepulangan kita dari sana, aku akan melakukan pemantauan, sekalian bertemu Sunoo.", jelas Sunghoon.

Terhitung lebih dari satu bulan semenjak kepulangan Sunghoon ke Paris, dan sejak itu Jeno pun mulai hadir dalam kehidupan Sunoo.

"Apa yang kamu ajukan hingga Samuel mengizinkanmu pergi lagi?", tanya Jay heran. Jika Sunghoon pergi lagi, maka yang paling direpotkan tentu Samuel.

"Aku ceritakan perihal Sunoo, panti asuhan dan tentu saja restoran. Dia izinkan tapi hanya 3 hari, Jay..."

"Itu juga sudah lama, bodoh. 3 hari Samuel harus menghandle seluruh pertanyaan fansmu, hahaha."

"Aku tahu, Samuel sudah menagih kompensasinya."

"Hahaha, bersabar ya, Hoon. Oh iya, kali ini aku tidak ikut, hanya malas saja membuang tenaga untuk 3 hari. Nanti saja saat liburan panjang sekalian mengajak Jungwon bertemu Sunoo.", jelas Jay yang hanya dibalas anggukan singkat oleh Sunghoon.

Saat Jay dan Sunghoon sedang berbincang, Jungwon tidak sengaja mendengar percakapan mereka perihal kunjungan Sunghoon ke restoran Venesia.

Dengan sedikit rasa penasaran, Jungwon pun memberanikan diri untuk mengatakan sebuah rahasia yang dia rasa Sunghoon harus tahu ... sebenarnya sudah bukan rahasia karena Sunghoon sudah tahu dari Jay tapi kan Jungwon tidak tahu kalau Sunghoon sudah tahu rahasia ini, huh ada-ada saja.

Venice, Italy. [sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang