15. Rumah yang Lain

1.1K 146 3
                                    

Selama di dalam pesawat, Sunghoon banyak menatap langit melalui jendela pesawat. Entah kenapa kali ini Paris bukanlah tempat yang dia nantikan untuk pulang, Paris terasa bukan seperti rumahnya.

Banyak kalimat-kalimat yang berkeliaran dengan bebas bersarang di otaknya. Sunghoon menghela napas berat, masih tidak mengerti kenapa dia merasakan hal yang jelas bukan kapasitasnya.

Jay melihat Sunghoon yang banyak melamun hanya mengacuhkannya saja, toh nanti pas pulang temannya ini tidak akan muram lagi.

"Hoon, biar ku tebak, pasti otak bodohmu sedang merutuki keinginanmu perihal menambah masa libur di Venesia tapi kamu tidak berani mengatakannya pada Samuel karena tanggung jawabmu. Demi Tuhan, Sunghoon. Sadarlah!", kan ... Sunghoon bahkan tidak menghiraukan ucapan Jay.

Jay kesal tentu saja, apa-apaan sahabatnya ini. Niatnya kan ke Venesia mau liburan, pulangnya malah galau brutal. Jay benci sunyi, biasanya dia dan Sunghoon akan mengoceh sampai lelah tapi lihat sekarang, berbicara pun Sunghoon enggan.

"Entahlah, setelah bertemu guru itu, aku selalu mempertanyakan kenapa rumah kita berbeda. Kenapa aku tidak bertemu dengannya di Paris? Kenapa dia harus menetap di Venesia? Kenapa bukan Paris? Dan masih banyak hal yang membuatku memikirkan guru itu, Jay."

"Gila ... kalian bahkan hanya mengenal sebentar dan kamu sudah jatuh cinta sedalam ini?", Jay bergidik ngeri. Sunoo pakai pelet, kah?

"Kamu juga seperti itu ketika pertama kali bertemu Jungwon di kampusnya, bajingan.", Sunghoon kesal, padahal Jay lebih parah ketimbang dirinya.

Jay dulu bisa dibilang jatuh cinta pada pandangan pertama, sedangkan Sunghoon kan karena terbiasa sering bertemu dan sifat baik Sunoo membuatnya terjatuh.

"Hahaha, itu semua karena aku tahu Jungwon berbeda dari semua mantan kekasihku yang lain."

"Ah sudahlah, melelahkan harus berbicara dengan otak dangkal sepertimu.", lihat kan? Mereka ini sebenarnya sama saja, cuman tidak mau mengaku.

"Blahblahblah, awas saja setelah ini aku tidak mau berteman denganmu lagi, Hoon.", ancam Jay.

"Terserahmu saja. Paling sehari dua hari setelah itu kamu tidak sanggup mendiamkanku."

Jay hanya mendengus kesal lalu kembali diam menikmati perjalanan pulang yang panjang ini. Seperti inilah mereka, tom & jerry setiap waktu.

———✧———

Setelah kepergian Jay dan Sunghoon, Sunoo memutuskan untuk pulang ke apartemen dan langsung siap-siap untuk bekerja.

Setelah menghabiskan minggu panjang kemarin dan membuat banyak kenangan bersama si donatur, guru ini akan memulai kembali kehidupan rutinnya di cafe.

Sunoo kali ini masuk kerja 30 menit lebih awal karena dia merasa bosan tidak kerjaan, lebih baik dia ke cafe saja. Cafe saat ini masih shift pagi, yang artinya Winter dan Ryujin lah yang berada di kasir.

"Hallo, Kak Winter!", sapa Sunoo ketika memasuki tempat kerjanya itu.

Winter cukup terkejut mengingat Sunoo masih memiliki beberapa menit sebelum shift kerjanya di mulai.

"Eh, Sunoo! Cepat sekali kamu datang? Bahkan jam kerjamu saja belum di mulai, tahu!", heran Winter. Ryujin yang tadi izin ke toilet pun terkejut melihat Sunoo yang sudah hadir.

"Hehehe, aku bosan, Kak. Jadi sekalian saja aku siap-siap untuk bekerja, hitung-hitung untuk bertemu kalian juga.", ucap Sunoo yang membuat Winter sangat gemas terhadap guru manis ini.

Venice, Italy. [sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang