Jam shift Sunoo sudah berakhir. Cafe ini sudah tutup, mereka semua mulai membersihkan cafe setelah pelayanan panjang. Hari ini memang tidak seramai dan sepadat kemarin tapi tetap saja pelanggan yang datang juga masih ramai.
Seperti hari kemarin, hari ini jasa pembersih gedung datang lagi hingga para pekerja hanya membereskan peralatan makan dan bahan makanan saja. Sisanya akan dibersihkan oleh jasa pembersih gedung.
Para pekerja di restoran dan cafe milik Sunghoon ini boleh memakan atau membawa pulang makanan yang mereka jual jika masih tersisa atau bahkan jika memang ingin memakannya asalkan tidak membuat kerugian.
Hari ini Sunoo berniat untuk membawa pulang sebagian kue jatahnya dari cafe ini karena demi apapun rasanya sangat lezat. Sunoo ingin adik-adiknya dan Ibu panti dapat merasakan kue enak ini.
Setelah semua dirasa sudah beres, Sunoo pun berpamitan dengan Karina dan pegawai lainnya di cafe. Mereka ingin menghabiskan setengah gaji yang dikirimkan semalam dengan berbelanja di mall. Sunoo tidak ikut dengan alasan dia harus pulang karena adik-adiknya menunggunya. Mereka semua mengiyakan tapi lain kali Sunoo harus ikut mereka.
Sunoo sebenarnya tidak enak menolak tapi hari ini dia mendapat banyak kue untuk dibawa pulang. Sayang jika kuenya terlalu lama di luar suhu ruang.
Akhirnya Sunoo pun pulang, kali ini dia pulang menggunakan taksi yang dia pesan secara onlen lagi karena dia membawa kue. Takutnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan jika dirinya naik bus.
Setelah lama di perjalanan, akhirnya Sunoo sampai di panti asuhan. Beberapa dari anak di panti terlihat sangat senang melihat Sunoo hari ini membawakan mereka kue.
Ibu panti pun bertanya apakah Sunoo mengeluarkan uang lagi untuk membelikan mereka makan dan Sunoo pun menceritakan jika ini adalah jatahnya bekerja di cafe restoran itu dan tentu saja semua ini gratis.
Ibu panti sangat bersyukur melihat Sunoo yang terlihat lebih bahagia semenjak bekerja di cafe restoran itu. Mengingat bukan hanya gajinya yang tinggi. Cara atasannya dalam memperlakukan pegawainya pun juga sangat baik, terbukti mereka mendapat makanan enak terus setiap saat.
Anak-anak di panti pun mulai memakan kue yang dibawa Sunoo. Kebanyakan kue ini adalah dessert. Tentu saja makanan penutup ini selalu identik dengan makanan manis sebagai pencuci mulut.
Berbagai macam slice cake dessert yang dibawa pulang Sunoo ini membuat mereka bisa mencicipi bagaimana rasanya makanan yang di jual di cafe dan restoran yang sangat terkenal di pusat kota itu.
Mulai dari blackforest, red velvet, blueberry, lotus, dll. Semua jenis dessert mereka jual di cafe itu, belum lagi donat, roti, dan crepes.
Malam ini Sunoo membawa pulang blackforest, crepes tiramisu dan lotus, serta red velvet.
"Terima kasih lagi ya, Kak Sunoooooo. Berkat Kakak, aku bisa memakan makanan enak ini. Aku sayang Kakak, semoga Kakak selalu diberikan kemudahan dan kebahagiaan!", ucap salah satu anak panti.
"Sama-sama ya, sayang. Kakak juga sayang kalian! Ayo makan yang banyak. Nanti jika bisa, Kakak bawakan lagi."
Cukup lama mereka makan akhirnya beberapa dessert tadi habis. Mereka semua yang pada dasarnya tidak pernah memakan makanan ini jelas sangat takjub terhadap rasanya yang lezat.
Tapi tidak beberapa lama, ada salah satu anak yang tiba-tiba mengeluh gatal dan di tubuhnya muncul ruam kemerahan. Sunoo curiga ini adalah alergi.
Mereka semua jelas tidak tahu siapa memiliki alergi apa. Mereka bahkan tidak pernah memakan makanan jenis ini. Ini hal baru bagi mereka.
Ibu panti pun menyarankan Sunoo untuk segera memesan taksi onlen karena rumah sakit ada di pusat kota. Tidak lama taksi onlen pun sampai, Ibu panti menitipkan anak panti yang lain pada temannya yang pemilik toko bunga di depan panti itu.
Sunoo dan Ibu panti pun segera membawa anak yang alergi tadi ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, mereka langsung meminta dokter untuk memeriksa keadaannya.
Adik Sunoo ini ternyata memiliki alergi terhadap tiramisu. Dia tidak pernah tahu karena memang tidak pernah memakan makanan dengan rasa tiramisu. Sunoo merasa sedikit bersalah tapi adiknya itu berkata dia baik-baik saja setelah dokter menyuntikkan vitamin alergi padanya.
Setelah dirasa cukup membaik, mereka disarankan untuk pulang dan membeli obat alergi jaga-jaga kalau alerginya kambuh.
Di perjalanan pulang, Sunoo meminta maaf kepada Ibu panti atas kelalaiannya yang membuat adiknya harus masuk rumah sakit tadi.
Tapi Ibu panti tidak masalah, toh mereka semua tidak tahu jika ada yang memiliki alergi. Tidak apa-apa.
Sesampainya di panti, semua anak panti pun langsung mendatangi mereka dan menanyakan salah satu kabar saudara mereka yang masuk rumah sakit tadi. Akhirnya mereka lega karena alerginya sudah mulai mereda.
Sunoo lupa! Astaga, harusnya tadi dia minta berhenti di apotek samping minimarket tempatnya bekerja dulu. Dengan tergesa-gesa, Sunoo pun meminta izin Ibu pamit dan berjalan menuju apotek dan membelikan obat alergi untuk adiknya, berharap alerginya tidak kambuh.
Sedikit lagi, Sunoo berlari kecil menuju apotek. Di tengah larinya itu, dia berselisihan dengan dua orang pemuda. Sepertinya mereka bukan orang sini, pikirnya.
Salah satu dari dua orang itu menatapnya, tapi dia sedang buru-buru jadi dia tidak perdulikan tatapan orang itu. Setelah dia membeli obat alergi, dia pun mengintip dari dalam apotek dan melihat bahwa dua pemuda tadi sudah memasuki hotel yang berada di seberang apotek ini.
Saat Sunoo ingin pulang, dia malah bertemu dengan Yuna, teman dekatnya selama bekerja di minimarket. Yuna masih ada di shift sore, jika dulu dia akan bersama Yuna menjaga minimarket sampai malam. Mungkin sekarang Yuna bersama pegawai baru di shift sore itu.
"Sunoo! Aku rindu tauuuu.", ucap Yuna yang menyapa Sunoo. Tidak percaya dia akan bertemu Sunoo di sini.
"Hai, Yuna! Apa kabar? Huhuhu, aku juga rindu. Kamu tahu kan pekerjaan baruku lumayan sibuk makanya aku tidak punya waktu untuk menemuimu.", sesal Sunoo.
"Aku tahu, awalnya aku juga tertarik untuk melamar kerja di situ tapi ku pikir akan sangat ramai dan aku masih ingin bernapas dengan tenang. Lagipula di sini lebih bisa membuatku bernapas ketimbang di sana."
"Ya, di hari pertama saja aku merasa seperti mau meninggal. Padat sekali, rasanya seperti satu Venesia ada di dalam restoran itu."
"Aku sudah tahu, Sunoo. Restoran tempatmu bekerja itu sangat terkenal. Makanya padat sekali."
"Sepertinya hanya aku yang tidak tahu alasan kenapa restoran tempatku bekerja bisa seterkenal itu..."
"Huh, makanya gunakan hp mu untuk mencari informasi terbaru!", heran Yuna, bagaimana bisa temannya ini tidak tahu apapun tentang restoran tempatnya bekerja sedang seluruh dunia membicarakannya? Heol!
"Iya iya, ya sudah aku pamit dulu, Yuna. Adikku di panti membutuhkan obatnya segera, aku takut dia kenapa-kenapa."
"Iya, hati-hati di jalan, Sunoo. Lain kali mampir ke sini, kita sudah lama tidak bermain bersama."
"Pasti! Kalau begitu, dah Yuna."
"Dahhh."
Sunoo pun pulang ke panti, mungkin dia akan mampir ke minimarket itu saat dirinya tidak terlalu sibuk di cafe. Sesampainya di panti, Sunoo lalu menyuruh adiknya itu untuk meminum obat alergi dan disuruhnya untuk segera tidur.
Semua adiknya yang lain juga disuruh untuk tidur dan mereka semua menurut. Ibu panti menyarankan Sunoo untuk menginap lagi karena hari sudah sangat gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venice, Italy. [sunsun]
FanfictionSeorang koki terkenal dari Paris, Prancis sedang melakukan kunjungan peresmian restoran cabangnya yang dibuka di Italia. Memanfaatkan libur 2 minggunya untuk menjelajah kota tua yang katanya menyimpan beribu kenangan semua orang. Saat berlibur, dia...