02. Sebuah Kisah Klasik

1.7K 210 4
                                    

Terkadang dunia berpihak pada beberapa orang dan meninggalkan yang lainnya. Itulah yang dirasakan Sunoo Kim sejak dirinya memutuskan untuk tinggal di Italia. Membuang seluruh rasa sakitnya yang ada di Korea dan memutuskan untuk memulai kehidupan baru di negara orang.

Sejak perceraian kedua orang tuanya, Sunoo tinggal bersama ayahnya. Selang beberapa tahun, ayahnya menikah lagi. Ibunya juga tidak ada beda, semenjak mereka memiliki keluarga masing-masing, Sunoo merasa tersisihkan.

Sunoo masih tinggal bersama ayahnya sampai ayahnya meninggal. Ibu tirinya yang tadinya baik berubah menjadi jahat demi harta. Memaksa Sunoo untuk bertahan hidup di bawah kerasnya kehidupan Korea.

Ketika dia ingin tinggal bersama ibu kandungnya, ibunya malah hanya memberinya uang saku alih-alih mengijinkannya tinggal bersama. Sunoo pun mulai mencari pekerjaan, tidak menetap, terkadang part time, terkadang full time.

Dengan gajinya, beberapa harta peninggalan ayahnya dan uang saku rutin dari ibunya, dia berhasil menabung dan mengumpulkan uang untuk pergi dari negara ini.

Dia sudah bertekad, lebih baik memulai kehidupan baru bersama orang baru jauh dari tempat yang menyimpan kenangan dan hidup di bawah bayang-bayang.

Venesia adalah tujuan hidupnya. Sejak kecil dia selalu bermimpi menjadi seorang guru untuk anak-anak di panti asuhan. Dia tahu rasanya hidup dan tumbuh tanpa gambaran orang tua. Dia ingin membantu semua anak-anak yang berada di panti.

Dia pernah bermimpi untuk hidup tenang di pinggiran kota Venesia. Dia pernah bermimpi untuk membantu semua anak yang kurang kasih sayang orang tua. Akhirnya semua mimpinya terwujud satu persatu.

Terhitung 3 tahun sudah dia tinggal di kota ini. Membeli sebuah apartemen kecil karena dia hanya hidup sendiri. Meninggalkan Korea dan segala kenangannya.

Pertama kali menjejakkan kaki di tanah orang, dia langsung mencari pekerjaan. Mulai dari part time di cafe, toko roti, minimarket, toko bunga, guru tk, mengurus lansia di panti jompo, hingga akhirnya dia menjadi seorang guru sukarelawan di sebuah panti asuhan bernama la vie en rose, sebuah panti yang terletak di pinggiran kota Venesia.

Pagi harinya dia akan mengajar di panti asuhan lalu sore sampai malam dia akan bekerja di minimarket. Sunoo melakukan itu semua demi hidup yang dia mau. Walau gaji menjadi kasir minimarket terbilang pas-pasan dan menjadi guru sukarelawan juga terkadang tidak digaji. Dia sangat menikmati kehidupan ini, karena inilah mimpinya.

Hari ini dia akan ke panti untuk mengajar, Sunoo pun segera bersiap. Sarapan dengan selembar roti dan selai adalah makanannya sehari-hari. Dia hanya akan makan berat saat siang. Ketika malam dirinya terkadang memilih untuk memakan buah-buahan. Makanya tubuhnya sangatlah ideal dengan porsi yang pas.

"Halo semuanya, selamat pagi!", sapa ceria Sunoo ketika mulai memasuki ruang belajar yang ada di panti tersebut.

"Kak Sunooo, kami rindu kakak!", ucap salah satu anak di situ. Mereka tidak menyebutnya Pak Guru tapi Kakak karena Sunoo sendiri yang meminta.

"Iya, Kak Sunoo. Kakak kemana saja sih dua hari ini, kami rindu kakak tauuu!"

"Kakak tahu tidak, kami membuat rangkaian bunga untuk kakak!"

"Iyaaa, Kakak juga rindu kalian :( sini peluk kakak!", ucap Sunoo sambil memasang wajah sedih, jujur dia juga merindukan anak-anak panti ini.

Anak-anak di panti pun mulai memeluk Sunoo, mereka merasa Sunoo adalah seorang malaikat yang dikirim Tuhan untuk mereka. Sunoo bagaikan ibu dan kakak untuk mereka. Sunoo menjaga mereka dengan sangat baik, bahkan ibu panti juga sangat senang ketika Sunoo datang.

"Waaah siapa yang mengajari kalian membuat rangkaian bunga?", tanya Sunoo lembut mengetahui dirinya diberi sebuah rangkaian bunga dari anak-anak panti ini membuat hatinya menghangat, seperti pulang ke rumah.

"Waaah siapa yang mengajari kalian membuat rangkaian bunga?", tanya Sunoo lembut mengetahui dirinya diberi sebuah rangkaian bunga dari anak-anak panti ini membuat hatinya menghangat, seperti pulang ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ibu panti, Kak Sunooo. Beliau mempunyai teman yang membuka toko bunga. Kami minta ajari Beliau agar kami bisa membuat bunga untuk Kakak!", jelas salah satu anak di situ.

"Waaah kalian hebat sekali, Kakak senang, terima kasih ya!", Sunoo pun kembali memeluk anak-anak yang ada di sana.

"Baiklah hari ini kita belajar ini ya...."

Sunoo pun memulai pelajarannya. Sesekali anak-anak di sana berucap jika saja Sunoo benar kakak kandung mereka mungkin akan terasa sangat menyenangkan.

Lalu Sunoo pun menjawab jika mereka sudah dia anggap seperti saudara kandung sendiri. Belajar dan bermain mereka lakukan sampai tidak terasa waktunya Sunoo harus pulang dan bekerja di minimarket karena shiftnya sudah dekat.

"Adik-adik, Kak Sunoo pulang dulu yaaa. Besok Kakak datang lagi. Jangan nakal ya, turuti semua ucapan Ibu panti. Kakak pulang duluu.", ucap Sunoo walau sedikit tidak rela meninggalkan adik-adiknya ini.

"Hiks Kak Sunoo cepat sekali sudah mau pulang hiks, kami akan selalu menunggu Kakak, Kakak harus berjanji besok akan datang!", ucap salah satu anak sambil terisak menangis.

"Iyaaa, Kakak janji. Sudah jangan menangis ya!", sambil menghapus air mata anak tersebut lalu memeluk mereka semua satu persatu.

Sunoo akan berada di panti dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang. Jam 3 sore adalah shiftnya di minimarket sampai jam 10 malam. Itu adalah keseharian Sunoo tapi jika hari libur dia akan memilih untuk menginap di panti.

Akhirnya Sunoo pun izin pamit dengan Ibu panti. Beliau sudah seperti ibu kandung sendiri bagi Sunoo. Beliau selalu mengingatkan Sunoo untuk tidak kelelahan. Terkadang beliau juga menyarankan agar Sunoo tidak datang ke panti dan istirahat saja di rumah, tapi Sunoo tetaplah Sunoo.

Venice, Italy. [sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang