29. Semua Perlahan Terungkap

490 58 1
                                    

"Kak Jay, kenapa kita yang harus menjemput Kak Sunghoon dan bukannya Kak Samuel?", tanya Jungwon begitu dirinya dan Jay tiba di bandara.

Ya, Jungwon yang tidak tahu apa-apa malah diseret kekasihnya untuk menjemput sahabatnya itu. Jungwon pun mendengus kesal, kenapa juga harus dirinya ikut? Padahal Jungwon sedang sibuk mempelajari file yang dikirim Ethan kepadanya.

Berbicara tentang Ethan, pemuda yang sedang berada di Seoul itu hanya menghubungi Jungwon alih-alih Jake. Ethan mengirimkan sebuah file kepada Jungwon untuk dia pelajari. Hanya sebuah file berisi hal-hal yang berkaitan dengan pisau dan panah.

Jungwon tidak pernah memegang pisau maupun panah sebelumnya. Dia hanya bertugas di balik layar selama ini, seperti hacker. Tetapi, Jungwon cukup pandai dalam menggunakan pistol.

"Samuel sibuk, Wonie. Restoran kan sedang ramai.", jelas Jay.

"Bukannya restoran itu sibuk setiap hari, ya? Harusnya Kakak beritahu aku dulu kalau mau menjemput Kak Sunghoon. Aku kan bisa menggunakan pakaian yang lebih bagus.", kesal Jungwon.

"Tidak apa-apa, kamu terlihat menarik dengan apapun.", puji Jay yang membuat Jungwon hanya mendengus kesal.

Tidak lama, mereka pun melihat Sunghoon yang sedang berjalan ke arah mereka. Sunghoon pun tersenyum lalu melambaikan tangan pada mereka. Jay dan Jungwon yang melihat itu pun membalas senyuman tersebut.

"Aku pikir Sam yang akan menjemputku.", ucap Sunghoon.

"Sam sibuk, dia meminta tolong padaku untuk menjemputmu.", Jay menjawab.

"Dan Kak Jay memaksaku ikut tanpa memberi tahu kemana tempat yang akan dia tuju.", kesal Jungwon.

Sunghoon yang mendengar itu pun tertawa. Lucu sekali pasangan ini, andai dia dan Sunoo dapat seperti ini suatu hari nanti. Mungkin Sunghoon hanya harus lebih sedikit bersabar.

---✧---

Hari demi hari berlalu, hubungan Sunoo dan Sunghoon terbilang cukup baik meski hanya bertukar pesan dan sesekali melakukan panggilan suara maupun video. Selama beberapa hari itu lah, Sunoo terlena.

Ethan masih di Seoul. Jake menyusulnya terbang ke Korea. Lalu, Giselle dan Haechan. Mereka berdua juga ikut pulang ke Seoul. Aneh, pikir Sunoo. Tetapi, selama dirinya tidak disuruh pulang, maka biarkan dia menikmati sedikit masa tenang ini.

Ya, masa di mana kehidupan normal yang dia jalani selama tiga tahun di Venesia ini. Tanpa Haechan, tanpa Giselle, tanpa Jake, tanpa Ethan, dan tanpa ... Sunghoon.

Seperti sekarang, Sunoo sedang berada di shiftnya saat lamunannya tersadar. Sunoo menghela napas lelah, takut dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Sekarang semua orang sudah pulang. Tersisa dirinya dan kehidupan yang menjadi pelariannya selama ini.

"Sun, kamu baik-baik saja? Kakak lihat beberapa hari ini kamu sering melamun.", ungkap Karina.

Karina terkadang berpikir apa yang sekarang ada di dalam pikiran Sunoo hingga membuatnya terlalu sering banyak melamun akhir-akhir ini.

"Eh? Ah ... aku baik-baik saja, Kak. Hanya memikirkan beberapa hal yang tidak penting.", gimmick Sunoo.

"Yakin baik-baik saja? Kalau ada masalah, ceritakanlah, siapa tahu Kakak bisa membantumu.", ucap Karina.

"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku tetapi ini bukan masalah besar, Kak. Aku ... hanya sedikit merindukan Seoul.", bohong Sunoo.

Venice, Italy. [sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang