11. Mulai Dekat

1.2K 167 4
                                    

Sunoo dan Ibu panti mulai menata hasil bakaran tadi di karpet, mereka duduk lesehan di aula panti ini, seperti piknik kata salah satu anak di sana.

Sunghoon dan Sunoo duduk bersebelahan, Jay mengejek wajah Sunghoon yang selalu memerah ketika Sunoo mengajaknya berbicara, atau tangan mereka yang tidak sengaja bersentuhan singkat.

Sunoo dan kepribadiannya yang seperti matahari itu jelas membuat semua orang senang berdekatannya dengannya. Sepertinya, Sunghoon sekali lagi terjatuh dalam pesona Sunoo.

Memang benar dirinya hanya mengenal Sunoo dalam waktu yang singkat, memang benar jika Sunghoon tertarik pada pandangan pertama.

Selama 28 tahun hidupnya, dirinya tidak pernah setertarik ini. Melihat Sunoo yang berbicara dengan tutur kata yang sangat lembut untuk didengar gendang telinga, Sunghoon menyukainya. Menyukai bagaimana pemuda manis itu memanggil namanya. Sunghoon jatuh cinta.

"Kak Sunghoon, bisa minta tolong ambilkan daging itu tidak?", suara lembut Sunoo yang selalu memanggilnya dengan sebutan kakak menyadarkan Sunghoon dari lamunannya.

"Eh, sebentar ya.", Sunghoon tersadar lalu mengambilkan permintaan Sunoo.

"Terima kasih ya, Kak!", ucap Sunoo sambil tersenyum.

Sunghoon lagi-lagi salah tingkah, dia menggaruk belakang lehernya yang sebenarnya tidak gatal demi menghilangkan kegugupannya. Jay yang melihat itu pun mengejeknya.

"Sunghoon, kamu kenapa? Sakit kah? Wajahmu merah sekali, astaga....", ucap Jay dengan nada mengejeknya.

Sunghoon sebenarnya kesal tapi dia tidak mau menunjukkannya dihadapan Sunoo, lihat saja, dia pasti akan membalas perbuatan sahabatnya itu!

Sunoo yang mendengar perkataan Jay perihal wajah Sunghoon yang memerah pun sedikit panik. Dia takut Sunghoon benar-benar sedang sakit atau ada alergi yang kambuh.

Dengan suara yang terdengar khawatir, Sunoo bertanya pelan pada Sunghoon dan melihat wajahnya Sunghoon yang memang memerah sampai ke telinga.

"Astaga, Kak! Kakak benar-benar sakit atau Kakak punya alergi? Mau aku belikan obat, Kak?", ucap Sunoo sedikit panik.

Sial, umpat Sunghoon dalam hati. Melihat Sunoo yang terlihat mengkhawatirkannya membuatnya semakin memerah, apalagi ketika Sunoo menyentuh keningnya untuk memastikan suhu tubuhnya.

Ibu panti dan anak-anak di panti pun juga khawatir melihat wajah Sunghoon yang tiba-tiba memerah, mereka pikir Sunghoon memiliki alergi. Lain hal dengan Jay, pemuda itu semakin gencar mengejek sahabatnya.

"Eh, aku tidak apa-apa, Sunoo. Aku juga tidak punya alergi, tidak apa-apa.", ucap Sunghoon

"Kakak benar kan? Tidak berbohong kan? Kalau benar sakit, maka Kakak harus minum obat.", tidak tahukah Sunoo jika penyebab memerahnya wajah Sunghoon adalah karena dirinya? Siapapun tolong kasih tahu Sunoo.

"Iya, Sunoo. Aku tidak apa-apa. Mari lanjut makan."

"Baiklah, tapi kalau Kakak kenapa-kenapa jangan sungkan untuk memberitahukan padaku, aku akan memberi Kakak obat! Kakak jangan sampai sakit.", sungguh Sunghoon mau tenggelam rasanya. Jadi seperti ini rasanya diperhatikan oleh orang yang kamu sukai?

"Iya, kamu tenang saja.", Sunghoon bersikap tenang walau jantungnya sudah berdisko di dalam sana, hahaha.

Setelah dirasa Sunghoon benar tidak sakit, akhirnya mereka semua melanjutkan makan. Mereka bercanda dan tertawa, mereka tidak pernah merasakan kebahagiaan sebahagia ini. Terima kasih, ya, Kak Sunghoon!

---✧---

Seperti biasa, Sunoo akan pamit ketika menjelang jam 3 sore karena dirinya harus bekerja. Restoran dan cafe milik Sunghoon itu nyatanya masih padat pengunjung walau tidak sepadat hari pertama.

Venice, Italy. [sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang