23. Penjelasan yang Sebenarnya

863 110 6
                                    

Tidak terasa, restoran pun sudah memasuki jam tutupnya. Restoran hari ini sangat ramai karena semua pengunjung mengetahui bahwa Sunghoon melakukan sebuah kunjungan yang artinya mereka dapat bertemu dengan pemilik restoran yang terkenal itu.

Setelah menutup bagian restoran, Sunghoon pun tiba di lantai dasar tempat cafe ini beroperasi. Sunoo sudah mengiyakan ajakannya untuk berbicara. Makanya mereka berdua menunggu seluruh pegawai untuk pulang terlebih dahulu.

Sunoo menolak ajakan pulang setelah restoran tutup yang diajukan Sunghoon karena Sunoo takut dengan apa yang akan dipikirkan oleh rekan-rekannya yang lain. Maka dari itu Sunghoon pun mengalah dan menunggu semua pegawainya pulang agar dia bisa berbicara berdua dengan Sunoo di sini.

Setelah Sunghoon mempersilakan seluruh pegawainya untuk pulang. Dia pun mengirimkan pesan singkat yang mengatakan bahwa hanya tersisa mereka berdua lalu Sunghoon juga menyuruhnya untuk naik ke lantai 3 tempat kantor Sunghoon berada agar lebih leluasa berbicara pada Sunoo yang sedang berpura-pura tertahan di toilet karena Karina mengajaknya pulang, Sunoo kan tidak mau ketahuan.

Sunoo yang melihat pesan itu pun segera bergegas menuju lift. Sesampainya di lantai 3, nyali Sunoo sedikit menciut. Demi alam semesta dan seisinya, tolong selamatkan Sunoo.

Sunoo pun tiba di depan pintu lalu mengetuk perlahan, saat dia mendengar Sunghoon mengatakan 'masuk', Sunoo pun masuk perlahan lalu dia melihat Sunghoon sedang menyediakan teh untuk mereka minum.

"Sebelumnya ... aku mau minta maaf ya, Kak Hoon. Maaf kalau sikapku terkesan kurang ajar dan tidak sopan pada Kakak. Tolong jangan pecat aku!", ucap Sunoo sambil membungkuk 90 derajat.

Sunghoon yang melihat itu pun hanya tertawa pelan, lucu sekali Sunoo ini. Bisa tidak langsung dia nikahi sekarang?!

"Hahaha, santai saja, Sun. Sini duduk dulu, jangan berdiri di situ."

Sunoo pun dengan malu berjalan menuju sofa ruang kantor ini lalu duduk dengan kepala yang masih menunduk. Lihat ... berbeda sekali dengan Sunoo si guru itu yang dengan tegaknya mengangkat wajahnya lalu bersitatap dengan Sunghoon.

Sunghoon yang melihat itu pun hanya menggelengkan kepala dan menatap gemas Sunoo. Lucu sekali guru ini, kemana Sunoo yang selalu menolaknya? Yang selalu mengabaikan pesannya dan membuatnya menunggu untuk sebuah balasan pesan singkat?

"Kenapa diam saja? Kakak sudah bilang tidak apa-apa loh, Sun. Kakak tidak marah kok.", jelas Sunghoon yang melihat Sunoo hanya diam dan masih terus menundukkan kepalanya.

Sunoo yang mendengar hal itu pun lalu mengangkat sedikit kepalanya yang sialnya matanya langsung bersitatap dengan manik kelam milik Sunghoon. Sunoo kan jadi tidak berani mengangkat kepalanya...

"Aku ... aku tidak tahu harus bicara apa, Kak...", jawab Sunoo.

"Mungkin kita harus meluruskan kesalahpahaman ini. Perkenalkan, aku Park Sunghoon. Pemilik restoran ini dan donatur di panti tempatmu mengajar. Maaf kalau waktu itu aku memperkenalkan diriku hanya sebagai seorang koki saja tanpa menjelaskan bahwa aku adalah seorang pemilik restoran.", jelas Sunghoon.

"Ah iya ... aku Kim Sunoo. Guru sukarelawan sebuah panti asuhan di pinggiran kota ini dan karyawan Kakak...", sumpah Sunoo terus menunduk tanpa berani menatap Sunghoon.

"Nah, karena kita sudah saling mengenal satu sama lain. Kakak harap tidak ada lagi kesalahpahaman yang terjadi ya, Sun!", jawab Sunghoon dengan nadanya yang sangat ramah.

"Iya ... Kak. Kakak kenapa tidak bilang dari awal kalau Kakak ini seorang pemilik restoran? Aku jadi terlihat bodoh, Kak!", ucap Sunoo dengan nada kesalnya.

Ah, mungkin mereka sudah tidak canggung lagi. Perlu ku ingatkan jika mereka kan cukup dekat sebelum identitas yang sebenarnya terungkap, hahaha.

"Memang kenapa jika aku tidak berkata aku pemilik restoran?", tanya Sunghoon.

"Ya, aku kan jadinya bisa bersikap sopan kepada Kakak. Biar bagaimana pun, Kakak tetap bossku.", jelas Sunoo.

"Hahaha, santai saja, Sun. Aku bukan tipe boss yang memecat karyawannya hanya karena kesalahpahaman."

Sunoo yang mendengar itu hanya mendengus kasar. Ya, tidak ada salahnya menyetujui ajakan Sunghoon untuk meluruskan kesalahpahaman ini. Mereka kan jadinya tidak canggung lagi.

"Kakak ke sini sendiri atau bersama Kak Jay?", tanya Sunoo.

"Sendiri, Sun. Jay bilang ikut nanti saja sekalian mengajak Jungwon karena Kakak kan ke Venesia hanya sebentar.", jelas Sunghoon.

"Oooh, aku kira Kak Jay ikut juga, siapa tau Jungwon juga ikut..."

"Kamu mau bertemu Jungwon? Kenapa tidak ikut Kakak saja ke Paris?", tawar Sunghoon.

"Lalu meninggalkan pekerjaanku? Aku bukan seorang CEO yang bisa dengan gampangnya meninggalkan pekerjaanku, Kak.", jelas Sunoo dengan nada mengeluhnya.

"Kakak kan bossmu, cuti sebentar tidak membuatmu dipecat.", sumpah demi apapun, Sunoo yang mendengar nada sombong Sunghoon hanya mendengus kasar.

"Penyalahgunaan kekuasaan itu namanya, Kak Hoon!"

"Hahaha, jadi mau tidak? Kalau mau, ya tinggal buat surat izin atau tanpa izin pun tidak masalah."

"Tidak, Kak. Apa kata pegawai yang lain? Mereka pasti berpikir kita memiliki sebuah hubungan. Aku tidak mau diterror fansmu..."

"HAHAHAHAHAH LUCUNYAAAAAAA. Oh iya, setelah ini kamu pulang ke panti atau ke apartemen? Biar Kakak antarkan.", tawar Sunghoon.

"Eh, tidak usah, Kak. Aku pulang ke apartemen, lagipula nanti merepotkan Kakak.", tolak Sunoo.

"Ayo, tidak direpotkan kok. Sudah larut malam, Kakak masih menginap di hotel yang sama, Sun. Kita searah jadi tidak direpotkan.", jelas Sunghoon.

Sunoo tampak seperti berpikir lalu kemudian mengiyakan ajakan Sunghoon. Malam memang semakin larut dan cukup berbahaya untuk memesan taksi onlen karena rawan penculikan dan pelecehan. Akhirnya, mereka berdua pun turun dan berjalan menuju parkiran.

Sepanjang perjalanan, Sunoo terdiam. Dirinya takut jika dilihat fans Sunghoon. Nanti kan dia kena terror...

Sesampainya di apartemen, Sunoo pun meminta izin pamit pada Sunghoon dan mengatakan jika Sunghoon harus segera pulang karena malam sudah larut. Sunghoon pun mengiyakan dan berkata akan berkunjung ke panti besok.

Setelah kepergian Sunghoon, Sunoo menghela napas dan menatap pada orang yang berada di dalam mobil tepat terparkir di depan mobil Sunghoon tadi. Sunoo pun berjalan dan memasuki mobil tersebut saat merasa Sunghoon sudah tidak terlihat lagi di parkiran apartemen itu.

"Sun, Ethan bilang akan ke Venesia besok.", ucap seseorang di dalam mobil tersebut.

"Kak Haechan...."

---✧---

"File itu sudah aku masukan ke dalam salinan, Kakak bisa mengaksesnya secara internasional."

"Ya, terima kasih, Jungwon. Besok Ethan bilang akan pergi ke Venesia. Apa yang harus aku lakukan?", tanya Jake.

"Kak Ethan terlalu keras kepala, aku sudah bilang bahwa semuanya aman selama Kak Haechan ada di sana. Aku bahkan sudah meminta tolong Kak Jeno."

"Jadi, bahkan Jeno pun berada di Venesia?"

"Ya, jika semua orang keras kepala, mungkin aku juga akan terbang ke Venesia."

"Sunoo tidak tahu ya dengan Jeno?", tanya Jake.

"Tidak, Kak. Kak Jeno kan bersama kita setelah Sunoo pindah ke Italia.", jelas Jungwon melalui panggilan internasional.

"Kakak rasa cukup sampai di sini saja ya, Won. Kakak takut Ethan mencari Kakak."

"Ya, selamat malam, Kak Jake."

Setelah panggilan ditutup, Jake bukannya langsung pulang tapi dia memilih untuk menatap keindahan langit malam kota Brisbane dengan berbagai pertanyaan bersarang di otaknya.

"Seberapa banyak dosa yang dilakukan mereka sampai harus melibatkan banyak orang seperti ini?", monolog Jake kemudian dia memutuskan untuk pulang dan menutup kisah hari ini, mungkin akan ada lebih banyak kejutan di hari esok, tidak ada yang tahu.

Venice, Italy. [sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang