05. Hari Pertama Bekerja

1.3K 189 2
                                    

Dengan sedikit tidak rela, anak-anak di panti tersebut mengizinkan Kak Sunoo mereka untuk pergi bekerja padahal ini belum jam shiftnya. Sunoo pun menjelaskan jika kepadatan pelanggan di hari pertama membuat semua pekerja kewalahan, akhirnya pekerja di shift sore diharuskan untuk hadir.

Alasannya cukup klasik, kepadatan di hari pertama terjadi karena si pemilik Sunghoon, adalah koki untuk hari ini dan Jay membantu di bagian pelayanan membuat semua orang sangat antusias berkunjung ke sana.

Ketika Sunoo menginjakkan kakinya, sekarang sedang jam makan siang. Jelas restoran dan cafe ini sedang dalam jam padat pengunjung. Sunoo langsung menscan kartu tanda pengenalnya sebagai pegawai dan dia diarahkan untuk menuju ruangan di belakang dapur.

Ruang itu menyimpan pakaian seragam pegawai. Dia sudah mempelajari semua hal dari file yang dikirimkan padanya lewat email. Dia tahu seperti apa pekerjaannya.

Setelah mengganti seragamnya dirinya pun langsung menuju kasir dan antrian dapat sedikit berkurang karena kasir pemesanan sekarang 4 orang.

Sunoo mencatat semua pesanan pelanggan dengan baik dan teliti. Berbekal pengalamannya menjadi kasir di minimarket, dia dengan mudah menguasai mesin kasir ini.

Sebelumnya aku pernah menjelaskan jika Sunoo pernah part time di sebuah cafe, kan? Tapi waktu itu posisi dia sebagai pelayan yang mengantarkan pesanan, bukan kasir.

Satu jam berlalu dan antrian akhirnya selesai. Gila, pikir Sunoo. Dia tidak pernah melayani orang sebanyak ini. Pantas restoran ini kewalahan. Dia yang di kasir saja kewalahan apalagi mereka yang di bagian dapur.

Di cafe saja seramai ini, bagaimana dengan lantai atas ya? Restoran itu sepertinya jauh lebih ramai daripada di cafe ini. Hei, Sunoo. Andai kamu tahu jika di atas sangat ramai dan padat karena kokinya adalah Sunghoon dan pelayannya adalah Jay.

Restoran Sunghoon ini benar-benar seperti gedung perusahaan. Lihat saja di sini hanya menyediakan lift alih-alih tangga. Sunoo sekali lagi tidak bisa berkata-kata dengan tempat kerja barunya ini.

Merasa pengunjung sudah bisa ditangani, tidak seramai tadi. Sunoo memberanikan diri untuk bekenalan dengan 3 orang kasir lainnya.

"Hallooo, perkenalkan namaku Sunoo, tahun ini aku berusia 21, salam kenal semuanya!", ucap Sunoo dengan tersenyum cerah.

"Hallo, Sunoo. Aku Karina, aku 24 tahun, kamu bisa memanggilku dengan senyamanmu, semoga kita menjadi teman baik, ya!"

"Hallo, aku Winter. Tahun ini 23 tahun, salam kenal, Sunooo."

"Aku Ryujin, seumuran Winter. Salam kenal."

"Hallo, Kak Rina, Kak Win, Kak Ryu. Oh iya, kalian orang Korea, ya?", tanya Sunoo karena nama dan muka mereka memang sedikit seperti orang Korea.

"Aku asli Korea tapi pindah ke sini sejak berusia 8 tahun. Karina dan Winter itu blester Italia-Korea.", ucap Ryujin menjelaskan.

"Waah pantas aku melihat wajah Korea di muka kalian, hehe."

"Kamu Korea juga ya, Sunoo?", tanya Karina.

"Iya, Kak. Margaku Kim, aku baru pindah ke sini 3 tahun lalu."

"Owalaah, semoga kita berteman baik ya, Sunoo!"

"Pasti, Kak! Aku senang berkenalan dengan Kakak-kakak sekalian."

"Nanti jika ada sesuatu, jangan sungkan minta bantuan kami!", ucap Winter.

"Oh iya, kakak-kakak ini sebelumnya sudah mengenal ya? Kalian terlihat sangat akrab.", heran Sunoo melihat mereka seperti pekerja lama walau nyatanya restoran ini baru dibuka.

"Iya bertetangga, makanya kami akrab. Oh iya, kamu kena shift apa, Sunoo?", tanya Ryujin.

"Aku shift sore, Kak."

"Waah sama dong, aku juga shift sore!", ucap Karina semangat.

"Berarti Kak Winter dan Kak Ryujin yang shift pagi, ya?"

"Iyaaaa, kami tadi kewalahan tauu. Beruntung shift sore disuruh hadir juga.", keluh Winter.

"Hari pertama sangat ramai mungkin karena Pak Boss dan sahabatnya melayani di restoran.", jelas Karina.

"Oh pantas saja ramai pembeli yang langsung naik lift tadi.", jika dipikir, mereka semua akan naik terlebih dahulu lalu tidak lama kemudian mereka tiba-tiba mengantri di bawah. Mungkin di restoran terlalu ramai.

Padahal gedung restoran ini sangat besar dan luas, tapi jika pengunjungnya sebanyak ini, kira-kira hampir satu Venesia berada di dalam gedung ini, pikir Sunoo.

Saking banyaknya pelayanan yang mereka lakukan, tidak terasa sudah hampir waktunya tutup dan pengunjung masih saja terus antri. Beruntung stok makanan sangatlah banyak.

Beberapa pelayan diarahkan untuk segera menghentikan pemesanan. Pekerja di bagian dapur pun bernapas lega. Mereka segera memberi tahu pada pelanggan jika mereka akan tutup dan segera meminta maaf lalu menyarankan untuk datang lagi besok.

Akhirnya, pelanggan terakhir pun sudah menyelesaikan makannya. Bagian cafe mulai membersihkan peralatan dan sebagian dari mereka beristirahat.

Berbeda dengan lantai atas, di restoran itu nyatanya masih banyak pelanggan yang menyantap makanan mereka mesti pemesanan sudah ditutup. Mereka hanya menunggu pelanggan selesai makan. Bagian dapur restoran mulai membereskan kerjaan mereka dan berhenti memasak.

Sunghoon merasa seperti kembali ke awal dia bekerja dan awal restorannya terkenal. Pesanan ada di mana-mana, tidak ada waktu untuk istirahat tapi dia menyukainya.

Jay memasuki dapur dan mendapati jika dapur sudah bersih, dan semua pelayan bagian dapur termasuk Sunghoon sedang beristirahat. Beberapa dari mereka memakan masakan Sunghoon.

Sesaat setelah pesanan terakhir dia masak, Sunghoon lalu memasak untuk para pekerjanya. Akhirnya mereka duduk santai dan makan masakan Sunghoon. Sungguh, koki profesional yang bekerja di dapur ini juga memuji masakan Sunghoon.

"Hoon, minta makan.", Jay lelah tentu saja. Hahaha, lihat, Jay harus melayani ratusan orang dengan rayuan-rayuan mereka, tapi Jay juga senang. Dia merasa seperti hidup kembali, soalnya dia kan sudah kaya jadi dia ingin sedikit hal yang menantang, dan bekerja sebagai pelayan jelas sangat menantang rasa penasarannya.

"Tuh, sudah aku sisihkan bagianmu. Terima kasih, Jay. Sudah mau membantu di sini."

"Ya, sumpah Hoon. Restoranmu padat sekali padahal baru hari pertama dibuka. Popularitasmu bukan main."

"Hei, mereka ke sini karena kamu di bagian pelayanan. Ku pikir kamu akan mengambil kasir dan semacamnya tapi malah pelayanan. Siapa yang enggak mau dilayani oleh orang sepertimu sih, hahaha."

Sunghoon dan Jay akhirnya bisa bersantai, sesekali mereka bercanda dengan beberapa koki dan pekerja bagian dapur. Sunghoon tahu jika pegawainya kelelahan, makanya dia menyewa jasa pembersih gedung untuk membersihkan restoran dan cafenya setelah pelayanan panjang.

Venice, Italy. [sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang