BIL I

29.7K 801 9
                                    

Udah tanggal 18Juli2015 guys! Saatnya update ini!

Nabila's POV
Lima tahun lalu..

Aku berlari kecil turun dari tangga menuju ruang makan. Otakku memutar kata 'terlambat' berulang kali. Tas yang kusandang sebelah kulemparkan ke sofa ruang tamu dan lanjut ke ruang makan.

"Kan mommy sudah bilang buat bangun cepat Bil," kata Mommy yang melihatku dari balik bulu matanya sedangkan tangannya masih setia mengoles selai coklat. Itu pasti roti selai buat daddy.

"Mom please dont make a judge now. Billy udah otw," jawabku berusaha mengelak dari hakiman mommy yang pendek tapi menusuk. Ku ambil setangkup roti yang belum diselai. Mencium pipi mommy, lalu pipi daddy dan terakhir menjambak rambut Liam.

"Eh lo jadi adek kok sialan banget!" teriaknya. Aku berjalan cepat ke Adrea dan menepuk puncak kepalanya ringan.

"Sistamu berangkat dulu ya Dre," pamitku pada adik terkecilku yang sekarang baru berumur empat tahun. "Mommy, daddy, Nabila jalan dulu!"

Dengan cepat aku melangkah ke ruang tamu mengambil tasku tadi dan tepat ketika aku keluar rumah, sebuah motor berhenti didepan rumahku. Sial, pria ini selalu tepat waktu.

Aku setengah berlari keluar halaman menuju kepadanya. Tanpa perintah aku langsung naik ke motornya.

"Makanya jangan telat bangun lagi!" katanya dibalik helmnya. Aku memutar mata walaupun tau dia tidak melihatku. "Pegangan yang erat, gue ngebut!"

Menjawab perintahnya, kulingkarkan tanganku ke perut datarnya dan membenamkan wajahku di punggungnya.

***

"Hai Bil!" sapaku padanya yang menutupi wajah tampannya dengan buku. Dia melirikku sebentar lalu kembali tenggelam dengan buku itu. Ku tarik satu kursi disebelahnya dan duduk disana. Ikut membaca buku yang dibacanya walaupun aku tidak akan paham. Toh kelas kami berbeda tingkat.

"Selalu ya Bil, waktu istirahat digunain buat ke perpustakaan."

"Nah lo, selalu ganggu gue," desisnya. Aku bukan sakit hati, tapi malah tertawa.

"Siapa suruh ga mau pacaran sama aku? Kalau kamu pacaran sama aku, aku janji ga bakal ganggu lagi deh."

"Serah lo deh Bil," jawabnya malas. Aku terkekeh dan mengambil posisi nyaman dibahunya. Menidurkan kepalaku disana.

"Aku ngantuk Bil. Nanti kalau jam masuk, bangunin ya?"

Tidak ada jawaban. Aku memilih memejamkan mataku dan terbang ke alam mimpi.

***

Aku setengah berlari menuju aula sekolahku. Ketika sampai dipintu aula, beberapa siswa dan siswi sudah berdiri disana memenuhi ruangan. Berterimakasih banyak pada mommy yang menurunkanku tubuh yang susah gendut, dengan mudah aku menyelip diantara orang-orang itu.

Aku sampai dideretan bangku depan dan mencari-cari seseorang yang sudah menungguku dari tadi. Melirik ke kanan, ku temukan Tiara yang melambai kearahku. Aku mengangguk, lalu melangkahkan kakiku kesana. Tiara menggeser pantatnya dan memberiku ruang untuk duduk.

"Terlambat!" bisiknya.

"Seriusan lo? Billy udah main?" tanyaku gelagapan. Jangan bilang gara-gara volly sialan itu aku sampai tidak bisa melihat penampilan Billy!

Tiara terkekeh kecil. Kepalanya menggeleng dua kali. "Bercanda neng! Dia tampil dua nomor lagi."

Kulayangkan jitakan ke kepala Tiara. Dia meringis sambil mengusap bekas jitakanku tadi.

Kami sedang berada di perlombaan internal sekolahku yang dilaksanakan sekali setahun untuk merayakan ulang tahun sekolah. Dan kali ini, dengan penuh paksaan(ku), Billy mengikuti lomba ini dalam tangkai lomba solo piano.

BilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang