Kembali ke Indonesia. Cerita di Jerman benar2 angan saya semata,jadi jika ada banyak kesalahan dalam tempat, bahasa dan lain2nya mohon dimaafkan
Kembali ke Indonesia saat Billy udah sadar dia jatuh cinta, terus? Nyerah gitu aja?
Hmm..
Read guys!!Akhirnya, Indonesia!
Aku memenuhi rongga paru-paruku dengan udara di bumi Indonesia. Rasanya, indah. Lebih baik dirumah sendiri daripada di negara orang lain.
"Bro, minggir. Masih banyak yang mau lewat," kata Liam sambil mendorong bahuku agar dirinya bisa lewat. Berlebihan sekali, padahal jalan masih luas. Dan berikutnya keluarga yang lain ikut menyerobotku. Aku hanya dapat memutar bola mataku menerima perilakuan mereka karena perilaku bodohku barusan.
"Maaf." Kali ini suara wanita membelai indra pendengaranku. Dia lewat disebelahku meninggalkan wangi parfumnya yang menenangkan. Jalannya seperti slow motion dimataku. Apa lagi saat dia memgibaskan rambutnya menoleh kebelakang. Menatapku. Oh, shit. Ternyata bukan.
Vicky tersenyum kearahku dan menaikan sebelah alisnya. Melewatiku. Dia menyamai langkah wanita tadi dan mereka mulai saling merangkul, lebih tepatnya Vicky yang merangkul wanita itu.
"Ayo, Bil," ucap wanita itu lagi. Kembali membelai pendengaranku. Bil? Bil? Dia bicara padaku. Padaku!
"Hey son! Lets go! What are you waiting for?" Ayah menepuk pundakku. Disebelahnya ada Bunda saat aku menoleh.
"Like a foolish," gumam Briana, disebelah Bunda yang kurasa memang ditujukan padaku.
"Nothing Yah." Aku melangkah bersama Ayah, Bunda dan Briana. Keluar dari pelandasan pesawat.
Satu hal yang harus kusampaikan pada ayah setelah menerima nasehat panjangnya kemarin sore. Aku memikirkan hal itu semalam suntuk dan aku mendapati jawabannya. Hingga baru saja, aku memantapkan hatiku.
"Yah," bisikku pada ayah takut Briana mendengarkanku. "Ajarkan aku menggaet wanita dengan caramu. I take your mission."
***Nabila's POV
Hari pertama kerja, aku sudah diberondong pertanyaan tentang seminggu liburku di Jerman oleh Firly, yang tidak bisa ikut kesana bersama keluarganya. Aku menceritakan beberapa pengalamanku yang menarik, seperti persiapan dadakan pesta mommy, permainan looking for something yang diadakan gressmutter, sampai ke pertunangan Tiara. Hal terakhir ini sukses membuat Firly menganga. Oke, tidak separah itu, hanya saja dirinya tidak percaya. Jangankan Firly, aku pun masih tidak percaya sampai sekarang. Leonardo, sepupuku itu, akan bertunangan dengan Tiara, sahabatku, dimana mereka baru saja bertemu beberapa hari. Apa itu tidak luar biasa? Aku saja tidak semudah itu memutuskan tentang pertunanganku dengan Vicky. Butuh waktu lama merenungkannya.
Jam makan siang, Firly baru melepaskanku dari cercaan pertanyaannya karena dia harus ke kampus sebentar. Jadilah aku tinggal disini bersama Brenda, pekerja butikku yang menggantikanku seminggu ini. Dia adalah teman Firly, yang rasanya bisa kupercaya, dan hanya bekerja sampai akhir bulan ini.
Aku meminta izin untuk masuk ke ruanganku pada Brenda, yang hanya diangguki oleh gadis itu. Menjatuhkan tubuhku diatas sofa ungu yang empuk. Memejamkan mataku sebentar untuk menghilangkan penat karena dari pagi sudah banyak pelanggan yang datang.
"Mbak Nabila." Terdengar namaku dipanggil dari luar. Ketukan pintu membarengi panggilan itu. Aku baru tersadar kalau aku tertidur sebentar dengan posisi duduk.
"Iya Bren," jawabku. Bangkit berdiri, kubuka knop pintu dan sebuket bunga muncul dihadapanku. Dibaliknya wajah Brenda yang memakai kaca mata tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bil
RomansaSilver Nabila De Vanza : Anak kedua dari pasangan Olivia dan David De Vanza. Suka sekali dengan butik mommynya dan paling benci kalau daddynya ajak ke kantor. Anak polos dan penurut, tapi nyablak minta ampun. Jatuh cinta sama Billy sejak kecil. Seha...