3. MERAYU TOKOH UTAMA 3

3K 415 42
                                    

Kembali bekerja adalah hal yang aku senangi, terutama jika pekerjaan itu menghasilkan banyak uang. Dokumen yang menumpuk di atas mejaku merupakan aset dengan nilai yang mengagumkan. Cukup untuk membeli sebuah pulau dengan beberapa mansion dan mobil sport.

Melihat ke jendela, langit yang selalu berawan kini tampak lebih menggelap. Menandakan badai akan segera tiba.

Ini hanya beberapa jam setelah aku mengirimnya pergi dengan raut wajah khawatir. Tentu saja itu adalah kebohongan. Aku menunggu insiden itu terjadi. Aku sangat menantikannya.

Aku merasa sangat tenang karena aku masih mengingat dimana tepatnya dia akan mengalami kecelakaan. Bahkan jika tempatnya berubah, aku tetap akan bisa menemukannya dengan cepat. Sihir tingkat tinggi yang aku tanamkan pada Loye sebelum pergi adalah alasan mengapa aku merasa sangat tenang.

Sihir yang mirip seperti pelacak GPS itu dengan susah payah aku tanamkan pada tubuhnya secara rahasia. Tentu saja itu sulit karena aku diharuskan untuk bersentuhan langsung dengannya.

Saat itu, entah dengan kepercayaan diri apa aku berpura-pura untuk terjatuh. Tentu saja wajahku telah ku buat sepucat mungkin dengan sihir. Dengan senyuman yang akan membuat siapapun iba, aku menggoyahkan langkahku.

Dan beruntung, aku memenangkan perjudian. Tokoh utama ini, yang meskipun dia mencurigaiku dan seperti membenci kehadiranku, rupanya masih berhati lunak. Persis seperti yang ada di dalam novelnya.

Aku bisa melihat ekspresi tenang yang biasanya dia tampakkan telah berganti dengan ekspresi cemas, bingung, dan bahkan gerakan tubuhnya terlihat kaku saat menangkapku yang hampir terjatuh.

"Ah, maaf Yang Mulia. Saya... Benar-benar minta maaf."

Itu adalah apa yang aku katakan. Tentu saja itu sentuhan yang tidak lama karena kedua ksatriaku yang sangat protektif itu segera menarikku dengan wajah yang kacau. Aku merasa sedikit bersalah kepada mereka yang sampai sekarang masih memaksaku untuk beristirahat dan meninggalkan semua pekerjaan.

Tapi mau bagaimana lagi? Demi kelangsungan hidupku, aku harus membuat diriku terlihat semenderita mungkin.

"Tetapi kehidupan Kenneth juga sudah sangat menderita."

Hanya saja Kenneth tidak menampakkannya karena gengsinya yang sangat tinggi. Itu terlihat dengan bagaimana dia lebih memilih di penggal sebagai sejarah kelam Kekaisaran daripada dikenal sebagai orang sakit.

"Gengsinya itu benar-benar malapetaka."

Baik bagi dirinya sendiri maupun seluruh Kekaisaran.

Karena sekarang tubuh ini adalah milikku, maka aku akan menunjukkan seberapa lemahnya aku. Bagaimana jika orang-orang melihat seorang pelindung utara yang bertubuh rentan namun memaksakan dirinya demi umat manusia?

Mereka pasti akan merasa iba, kemudian rasa iba itu akan berkembang menjadi kepedulian yang cukup berguna.

Wilayah ini yang dipenuhi dengan monster dan badai yang tidak dapat diprediksi, memiliki seorang pemimpin yang baik hati. Meskipun tubuhnya rapuh seperti gelas kaca, dan masa lalu yang kelam, bahkan seorang kakak yang tidak kunjung terbangun dari tempat tidurnya.

Seberapa menyedihkan kisah itu? Jika cerita tentang Kenneth yang selalu tersenyum ramah dan melindungi wilayahnya dengan sepenuh hati ternyata menyimpan banyak luka itu tersebar... Bagaimana reaksi masyarakat?

Mereka pasti juga akan bersimpati. Namun tujuanku adalah memenangkan hati satu orang, itu adalah Loye.

Pengaruh kaisar sangat kuat di dalam benaknya. Dia dikendalikan layaknya boneka yang kehilangan perasaannya. Karena itu, tatapan matanya terlihat kosong seperti tidak memiliki gairah untuk hidup.

The Greatest Villain  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang