Salju terus turun di luar gua. Angin masih bertiup dengan kencang dan mereka berdua terjebak di sana.
Hari semakin larut, hanya terdengar suara deru angin yang mencekam dan hawa dingin yang menusuk tulang. Kenneth memandang ke luar dengan perasaan cemas.
"Badai ini sepertinya akan berlangsung lama... Jika aku tidak salah ingat, itu sekitar dua belas atau lima belas jam. Sedangkan bunga itu mekar pada tengah malam."
Hyancinth hanya akan membuka kuncupnya saat tengah malam dimana suhu udara mencapai titik terendahnya.
Menurut perkiraannya, masih ada sekitar dua jam sebelum tengah malam.
"Dan badainya baru berlangsung selama delapan jam. Masih sangat lama hingga badai ini mereda."
Loye yang bersandar pada dinding gua memperhatikan Kenneth dengan seksama. Putra Mahkota itu sepertinya tau kenapa Kenneth terlihat sangat gelisah.
Kenneth berbalik dan berjalan menuju Loye.
"Yang Mulia. Saya... Apakah saya boleh keluar sebentar? Ada sesuatu yang ingin saya dapatkan. Itu tentang apa yang kita bicarakan sebelumnya."
Namun Loye hanya terdiam. Kenneth mencoba sekali lagi.
"Jika saya gagal mendapatkannya malam ini, maka saya harus menunggu tahun berikutnya. Saya takut jika terlalu lama maka..."
Dia tidak meneruskan apa yang dia ucapkan. Itu karena dia tau kalau Loye mengerti maksudnya.
Loye memalingkan wajahnya, "Berbahaya."
"Saya tau. Hanya saja, saya tidak bisa terus melihat kakak saya terbaring tidak berdaya."
"Myles harus hidup agar aku bisa berkeliaran dengan bebas."
Kenneth berpikir untuk menyerahkan segala tugasnya sebagai Grand Duke, dan fokus untuk menyelamatkan dirinya dari Kaisar dan penjahat yang belum terungkap. Apalagi dia juga masih harus menemukan cara untuk mematahkan kutukannya.
"Aku tidak punya waktu untuk mengurus setumpuk dokumen."
Meski dia suka bekerja, tapi hal yang lebih penting dari uang adalah hidupnya.
"Uang tidak akan berguna untukku jika aku mati kan?"
Loye tampak berpikir.
Kenneth mencoba membujuknya lagi.
"Saya tidak akan menyulitkan anda. Bahkan jika saya terluka atau mungkin tidak kembali dengan selamat, orang-orang di kediaman saya tidak akan menyalahkan anda."
"Tentu saja aku tidak berencana untuk mati di awal cerita seperti ini. Tapi kalimat itu terdengar bagus untuk karakter yang sedang terdesak sepertiku."
Dia berpikir bahwa kalimat itu akan sangat mengharukan.
"Bukan begitu! Saya tidak meragukan an-." - kalimat Loye terhenti.
Dia mulai berpikir, "Apa yang akan aku katakan? Tidak meragukannya? Sedangkan posisiku sebagai seseorang yang sedang menyelidikinya??"
Loye tidak percaya bahwa dia memiliki pemikiran seperti itu. Ini adalah pertama kalinya dia ragu dalam mengambil keputusan.
Loye berdeham, dia kemudian melanjutkan.
"Sangat berbahaya untuk pergi ke luar di situasi saat ini. Badai ini terlalu besar untuk memungkinkan manusia berjalan menerjangnya."
Saat itulah, harimau kecil itu, Lilo melompat dan mengeong. Kenneth memperhatikan Lilo.
Harimau itu menghentakkan kaki depannya ke tanah dan mengeong sekali lagi. Sepertinya dia ingin Kenneth untuk melihat apa yang akan dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Villain [ON GOING]
FantasyWeb novel berjudul 'Revenge', menceritakan kisah seorang Putra Mahkota yang tahtanya di renggut oleh seorang Grand Duke dari wilayah utara yang di penuhi dengan salju. Kekaisaran itu hancur berkat pemberontakan dari Grand Duke Kenneth Jayne De Leon...