6. MERAYU TOKOH UTAMA 6

2.9K 419 20
                                    

Kenneth membelai bulu lembut harimau putih itu.

"Bagaimana menurut anda Yang Mulia?"

Loye berkedip tidak mengerti.

"Maksud saya, apakah saya harus melaporkan ini kepada Kaisar dan Paus?"

Putra mahkota itu tampak merenung. Dia berjalan ke belakang untuk bergabung dengan perapian sebelum kemudian dia menjawab.

"Saya rasa... Itu perlu untuk melaporkannya pada Kaisar dan Paus, tapi..."

Loye pasti merasa ragu untuk memberitahukan tentang benda suci dan binatang suci kepada Kaisar.

Sedangkan untuk Paus, kuil Dewa Perang dan Kekaisaran terus berada dalam perang dingin selama beberapa tahun terakhir. Itu karena Kaisar tidak mempercayai dewa dan dengan sombongnya menantang para dewa.

"Dia juga bermimpi untuk menjadi abadi. Bodoh sekali."

Semua orang bahkan anak kecil tau kalau tidak ada yang abadi.

Kenneth kemudian menatap Loye, "Tapi?"

Loye tampak ragu-ragu, "Tidak. Tidak ada."

Pada akhirnya dia tidak mengatakan apa yang mengganjal di hatinya.

Kenneth tau kalau Loye belum mempercayainya. Itu sudah pasti, mengingat ini hanya beberapa hari setelah mereka pertama kali bertemu.

Kenneth tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk. Matanya kembali memandang harimau itu yang terus menempel padanya.

"Anak kecil, apa kau ingin sebuah nama dariku?"

Kenneth bertanya dengan nada yang sangat lembut. Dia terlihat seperti pengasuh bayi.

Harimau itu melompat-lompat, terlihat sangat senang. Kenneth tertawa kecil, binatang ini sangat imut. Bahkan Kenneth tidak bisa menahan rasa gemasnya melihat harimau kecil itu.

"Baiklah, karena kau seputih salju dan kita bertemu di musim dingin... Aku akan memberikanmu nama, Kaylilo. Kaylilo berarti musim dingin, bagaimana menurutmu?"

Harimau itu melompat ke pelukan Kenneth seperti sebuah tanda kalau dia menyetujuinya. Lilo mengendus pipi Kenneth seolah dia sedang menciumnya. Kenneth yang merasa geli itu sedikit melepaskan tawanya.

Mata Loye tampak terbuka lebar. Angin yang berhembus membuat rambut Kenneth berkibar dengan lembut.

Loye berpikir, "Bahkan dengan rambut hitam dan mata merahnya, dia terlihat seperti malaikat."

Dia mulai berpikir kalau Kenneth tidak seperti beberapa orang yang penuh dengan kepalsuan.

Baiklah, sepertinya Loye telah tertipu dalam beberapa hal.

Tampaknya ini telah berlalu beberapa jam setelah mereka masuk ke dalam gua, langit sudah gelap namun badai masih menyapu seluruh hutan.

Kenneth melihat keluar.

"Bagaimana aku bisa keluar dan mengambil hyancinth..."

Bunga itu seharusnya tumbuh di wilayah tropis. Tapi bunga di dalam novel ini yang melambangkan rasa bersalah dan permintaan maaf, hanya bisa tumbuh di wilayah yang sangat dingin.

Alasannya adalah legenda yang ada jauh di masa lalu tentang penyesalan seorang manusia yang tidak bisa menyelamatkan orang yang dia sayangi. Dikatakan bahwa, tetesan darah dari manusia itu menetes pada bunga hyacinth ketika dia melihat orang yang dia sayangi menghilang ke langit.

Kenneth tidak tau apakah 'menghilang ke langit' itu maksudnya adalah mati, atau dia benar-benar terbang kemudian menghilang.

Namun dalam mitologi Yunani, itu adalah tetesan darah Hyakinthos, seorang pemuda yang terbunuh karena kecemburuan Apollo dan Zephyr. Karenanya bunga itu diberikan nama Hyacinth.

The Greatest Villain  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang