14. BISNIS GELAP KENNETH 2

3.3K 391 14
                                    

Tepat ketika aku berpikir akan jatuh ke dalam kegelapan, sekelebat memori dari Kenneth yang asli muncul di hadapanku. Aku berdiri diam di sudut dan melihat Kenneth kecil berlari dan bermain bersama Myles. Jarak usia mereka hanya tiga tahun, karena itu mereka terlihat sangat dekat.

Saat Kenneth yang masih kekanakan itu lelah, Myles yang sudah dewasa meskipun baru berusia sepuluh tahun itu tersenyum kepada Kenneth. Dia membelai rambut adiknya yang terbaring di pangkuannya. Mereka berada di taman, duduk dan berbaring di bawah pohon besar beralaskan rumput.

Melihat ke samping, Grand Duke Leonix yang memiliki ciri fisik sama dengan mereka berdua muncul dengan Eleanor. Aku baru pertama kali melihat wanita itu. Rambut panjang bergelombang yang berwarna pirang, dengan mata merah delima yang indah. Dia sangat cantik.

"Kedua mata orang tua Kenneth berwarna merah huh?"

Aku baru mengetahuinya. Dia benar-benar sangat cantik, sekarang aku tau kenapa penampilan Kenneth dan Myles bisa sangat rupawan. Kedua orang tua mereka adalah bibit legendaris yang sangat unggul!

Keluarga itu duduk di bawah rimbunnya pohon, bercanda dan tertawa. Ku pikir itu seharusnya 21 tahun yang lalu huh? Itu kenangan yang sudah sangat lama, tapi masih terasa sangat jelas dalam ingatan Kenneth. Seperti semua tragedi yang menimpanya hanyalah sebuah mimpi buruk.

"Itu benar-benar mimpi buruk."

Aku tersentak saat mendengar seseorang berbicara di belakangku. Saat aku membalikkan tubuhku ke belakang, aku bisa melihat orang itu. Penampilan dewasa yang suram, lingkaran hitam di bawah matanya, tatapan kosong yang menyesakkan, dan aura dari sihir hitam di sekitar tubuhnya.

Tidak salah lagi, itu adalah Kenneth yang telah menjadi penjahat terbesar di dalam sejarah Kekaisaran Lenoir.

"Kamu..."

"Itu benar-benar mimpi buruk. Mimpi yang selalu menghantuiku."

Tatapannya lurus ke depan, melihat pemandangan hangat itu dengan sorot mata hampa. Tidak ada kehidupan dari matanya. Tanpa sadar, hatiku berdenyut dengan rasa sakit.

"Aku ingin melupakannya. Tapi bagaimana bisa aku melupakan sesuatu yang seindah ini? Justru... Daripada melupakan kenangan ini aku lebih ingin memuaskan dendamku. Jika aku melupakan ini, maka ini akan menjadi kekalahanku."

Aku bisa merasakan amarahnya.

"Mereka yang telah merenggut kebahagiaan kami, mereka yang membuat hidup kami sangat menderita. Orang-orang itu sekarang hidup damai dengan harta yang berlimpah. Mereka hidup seolah tidak ada yang terjadi, seolah dosa mereka tidak membuat mereka di hantui rasa bersalah. Mereka... Adalah definisi dari iblis. Kejam, tidak berperasaan, dan menjijikkan."

Matanya beralih untuk menatapku, dia berjalan perlahan dan menyudutkanku ke tiang gazebo. Menekan tubuhku dan menatapku dengan intimidasi yang memberatkan.

"Dia benar-benar terasa seperti penjahat... Tapi dengan suatu alasan, aku merasa iba."

Tidak mungkin aku bisa membencinya. Yang dia inginkan hanyalah kedamaian, yang dia inginkan hanyalah keluarganya. Tapi orang-orang jahat itu merenggut semuanya. Kini, yang tersisa dalam hidupnya hanyalah dendam dan amarah. Hanya itu satu-satunya hal yang bisa membuatnya tetap hidup setelah sekian penderitaan yang dia lalui. Bagaimana aku bisa membenci orang yang seperti itu?

Justru kemarahanku tertuju pada orang yang sama.

"Kaisar. Dia adalah orang yang bengis. Latar belakangnya sangat kuat sehingga aku pun merasa muak dengan pertanyaan 'bagaimana caraku membunuhnya?'. Orang yang sangat di manja oleh mendiang Kaisar sebelumnya... Orang yang mendapatkan apapun yang dia inginkan, dan orang yang hidup dengan penuh kemewahaan. Dia memiliki segalanya, tapi dia tidak pernah puas."

The Greatest Villain  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang