Aku memasukkan mantel yang sudah terbungkus dengan rapih itu ke dalam kantong dimensi milikku dan kembali berjalan menyusuri jalanan yang semakin ramai.
"Ku pikir Kenneth jarang datang ke ibukota kan? Apakah dia akan menyukai makanan yang di jual di festival? Apakah dia akan datang ke festival?"
Tapi sepertinya pertanyaan itu tidak masuk akal. Sebagai bangsawan tinggi, dia pasti sangat sibuk. Menikmati festival rasanya tidak cocok untuk dirinya. Entah mengapa, aku merasa kalau dia adalah orang yang sangat serius dan lebih sering menghabiskan waktunya di ruang kerja alih-alih bersenang-senang.
Ketika aku melihat kios yang menjual permen berbentuk hati, aku sedikit tertarik.
"Apakah Kenneth menyukai makanan manis?"
Aku tidak tau, rasanya dia terlalu dewasa untuk memakan makanan yang manis seperti ini. Dia selalu menampilkan sisi tenangnya, dia anggun dan memiliki tata krama bangsawan yang luar biasa. Seolah dia telah di didik dalam waktu yang lama untuk menjadi seorang pemimpin.
"Karena itu, dia terlihat tidak cocok dengan sesuatu yang kekanakan seperti permen... Tapi saat itu, sepertinya dia memakan permen setelah meminum obatnya kan?"
Aku ingat ketika kami makan bersama, dia terlihat menderita ketika meminum obatnya. Namun ketika pengawalnya memberikan sebuah permen, ekspresinya berubah menjadi lembut dan dia terlihat senang.
Aku memutuskan untuk membeli beberapa permen kecil dengan rasa buah. Setelah memilih-milih, rupanya aku membeli lebih banyak dari dugaanku. Sepertinya sekitar lima kantong permen...
"Semuanya jadi dua tael perak."
Aku merogoh saku mantelku, namun aku menyadari bahwa kantong dimensiku telah hilang. Aku mengedarkan pandanganku hingga mataku tertuju pada satu orang anak laki-laki yang telah berlari di tengah kerumunan.
"Huh?"
Apakah seseorang baru saja mengambil kantong dimensiku? Aku benar-benar lengah...
Ketika aku ingin berlari mengejarnya, penjual permen itu berteriak untuk membayar permennya.
"Hei?! Dasar! Apa kau mau mencuri?!"
Teriakannya segera membuat tatapan orang-orang beralih menatapku. Aku dengan panik segera merogoh saku, tangan dan telinga, hingga aku menemukan bahwa aku sedang menggunakan sebuah anting berlian.
Aku segera melepaskan antingku dan menyerahkannya kepada penjual permen. Melihat anting itu, dia tampak terkejut. Tapi aku tidak peduli, aku harus segera menyusul anak itu.
Tidak masalah jika uangku hilang, tapi di sana ada hadiahku untuk Kenneth.
"Aku harus mengambilnya kembali."
Aku menatap ke arah anak itu menghilang, daripada menyelinap di antara kerumunan, aku memilih untuk melompat ke atas atap dan berlari dari sana.
Melihat ke bawah, aku berhasil menemukan keberadaan anak itu. Dia telah berlari hingga ke ujung ibukota.
Setelah beberapa menit mengejarnya, aku terdiam melihat suasana di sudut ibukota. Ini sangat suram, berbanding terbalik dengan keriuhan dan kebahagiaan di pusat kota. Daerah ini sangat terpencil, sangat kotor dan bau tidak sedap segera menyerang hidungku.
Aku mengernyit, "Tempat seperti ini ada di ibukota? Kenapa tidak pernah ada bangsawan yang membicarakan tempat ini?"
Selama ini, ketika aku menyelinap keluar dari istana, aku tidak pernah menuju ke arah sini. Itu karena jalan menuju sudut ini selalu di jaga oleh Ksatria kekaisaran. Aku takut kaisar akan menemukan keberadaanku...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Villain [ON GOING]
FantasyWeb novel berjudul 'Revenge', menceritakan kisah seorang Putra Mahkota yang tahtanya di renggut oleh seorang Grand Duke dari wilayah utara yang di penuhi dengan salju. Kekaisaran itu hancur berkat pemberontakan dari Grand Duke Kenneth Jayne De Leon...