Setelah berjalan sekitar satu jam, mereka bertiga sampai pada kaki gunung. Gunung Boreas menjulang tinggi menembus langit. Puncak gunung itu tidak terlihat seolah ditelan oleh awan.
Langit tampak penuh dengan awan hitam yang membuat suasana menjadi mencekam. Pohon-pohon tinggi juga telah diselimuti oleh salju yang tebal. Kenneth hanya bisa melihat gundukan putih di hadapannya.
"Ini... Bagaimana cara mendakinya?"
Kenneth merenung, dia kembali mengingat-ngingat dimana tepatnya hyacinth tumbuh.
"Sepertinya di tebing di sekitar sini? Aku ingat sepertinya ada sebuah ngarai di bawahnya."
Ngarai yang terbentuk oleh erosi aliran sungai yang anehnya tetap mengalir meskipun suhu udara di sekitar sini sangat rendah.
"Sungai itu sepertinya semacam air suci yang terhubung dengan aliran sungai di dalam gua?"
Jika tebakannya benar, maka itu menjelaskan bagaimana sungai masih bisa mengalir dan tidak membeku. Benda suci itu hangat, karenanya air tetap mengalir.
"Grand Duke Kenneth, apakah anda mengetahui dimana lokasi spesifiknya?"
Kenneth menggeleng, "Saya tidak yakin. Namun sepertinya itu ada di sekitar tebing atau ngarai."
Dia mengalihkan pandangannya untuk menatap Loye.
"Ini akan berbahaya untuk mengambilnya, apakah anda tidak masalah?"
"Tidak masalah."
Senyum tipis muncul di wajah Kenneth.
"Kalau begitu, mari kita menuju ke utara."
"Novel sialan itu hanya menyebutkan utara. Bagaimana aku bisa tau apakah itu sampai ke kutub utara atau tidak?!"
Entah bagaimana, dia merasa kesal.
Untungnya gunung itu tidak terlalu curam, tentu saja itu masih sulit untuk di taklukan karena jalanan yang penuh dengan salju. Beberapa tempat juga menjadi licin karena salju yang telah berubah menjadi es.
Kenneth berhati-hati dalam setiap langkahnya, namun mungkin karena karma buruknya di kehidupan sebelumnya, dia terpeleset oleh es yang licin. Tubuhnya tersentak ke belakang saat kakinya meluncur seperti jelly di atas es.
Dia menutup matanya, bersiap untuk merasakan benturan di punggungnya. Namun yang menyambutnya adalah sebuah tangan kokoh yang menahan tubuhnya. Dia membuka matanya dan melihat Loye yang menangkapnya dengan raut wajah terkejut.
Kenneth segera berdiri dan dengan panik mencoba untuk meminta maaf.
"Maaf Yang Mulia, saya benar-benar minta maaf."
Dia tidak mau di anggap sengaja untuk terjatuh agar mendapatkan simpati Loye. Sebenarnya itu tidak apa-apa, tapi masalahnya adalah dia telah memakai trik itu sebelumnya. Dia khawatir Loye akan merasa ada sesuatu yang mencurigakan meski kecurigaan itu memang benar.
Tapi wajah Loye tidak merasa terganggu, dia lebih menunjukkan keterkejutannya daripada mencurigai sesuatu.
Loye berpikir, "Dia selemah ini???"
Dia merasa bahwa Kenneth sangat lemah. Jika dia mengingat semua rumor yang mengatakan bahwa 'Grand Duke Kenneth adalah pahlawan yang sangat kuat yang menjaga wilayah utara dari serangan monster'. Atau 'Magician jenius yang sangat kuat dan berbakat bahkan dalam ilmu berpedang hingga menjadi seorang magic swordmaster'. Dan bahkan fakta bahwa Kenneth memanglah seorang magic swordmaster yang bahkan kaisar keji itu takut kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Villain [ON GOING]
FantasyWeb novel berjudul 'Revenge', menceritakan kisah seorang Putra Mahkota yang tahtanya di renggut oleh seorang Grand Duke dari wilayah utara yang di penuhi dengan salju. Kekaisaran itu hancur berkat pemberontakan dari Grand Duke Kenneth Jayne De Leon...