Mendekati Anan dengan cara yang agresif tentu saja akan menimbulkan kecurigaannya, karena itu aku memilih untuk mendekatinya secara halus. Lagipula aku masih memiliki cukup banyak waktu.
Ketika aku berjalan kembali ke aula, di saat itulah Loye menghampiriku dari depan pintu aula.
"Grand Duke."
"Ah, salam kepada bintang kekaisaran."
Aku sedikit membungkukkan tubuhku sebagai formalitas.
"Tidak perlu terlalu kaku Grand Duke."
"Tidak apa yang mulia, saya ingin menunjukkan rasa hormat saya kepada anda."
"Sungguh, anda tidak perlu terlalu formal kepada saya. Setidaknya jika hanya ada kita berdua."
Oh astaga... Apakah dia memintaku untuk bersikap santai? Dia ingin kita akrab kan?
Mungkin karena dia telah terkena efek dari skill pasifku lebih dari satu atau dua kali, dia semakin menunjukkan ketertarikannya kepadaku. Bahkan sifat dasarnya yang penuh dengan kewaspadaan telah menghilang. Di depanku, dia terlihat seperti anak anjing yang suka mencari perhatian majikannya.
"Baik, jika itu yang anda inginkan. Tapi bagaimana saya harus memanggil anda?"
"Loye, panggil saya dengan nama Loye."
"Hah??"
Maksudmu, aku harus memanggil seorang putra mahkota dengan nama depannya saja? Bukankah yang bisa melakukan itu adalah orang-orang terdekatnya, seperti ibu, ayah, atau bahkan kekasihnya?
Meski heran, aku tidak mungkin menolaknya. Tapi tetap saja, basa-basi itu perlu.
"Tapi... Bukankah itu tidak sopan?"
"Tidak masalah, bahkan tingkatan anda lebih tinggi dari saya pada masa ini. Apalagi, anda lebih tua dari saya, tidak perlu merasa sungkan."
Aku memasang tampang ragu seolah tidak nyaman, tapi...
"Baiklah, Loye."
Aku bisa melihat mata Loye bersinar. Seolah semua bintang telah berpindah ke kedua matanya.
Melihat bagaimana bahagianya dia membuatku tidak bisa menahan tawa.
"Kalau begitu, Loye. Bukankah anda juga harus menggunakan panggilan yang santai kepada saya?"
Aku masih menggunakan kata 'saya' dan 'anda' karena ini masih terlalu dini untuk menggunakan bahasa yang benar-benar kasual seperti 'aku', 'kau' atau 'kamu'.
"Umm... Haruskah? Tapi, apakah anda tidak masalah dengan itu?"
"Tentu saja tidak. Justru saya akan merasa senang jika Loye bisa memanggil saya dengan nama."
"Ken... Kenneth."
"Ahh... Sial. Betapa bahagianya aku mendengar Loye memanggil namaku~"
Aku menahan keinginan untuk menari dan menggantinya dengan senyuman.
Namun sialnya, momen mengharukan ini di rusak oleh kehadiran seorang gadis berambut merah muda.
Alenna datang entah darimana dan berlari memeluk Loye.
"Yang mulia, saya merindukan anda."
Melihat pemandangan ini membuatku mati-matian mengontrol wajah dan emosiku agar tidak tertawa keras. Jelas bahwa Loye sama sekali tidak merindukan Alenna jika di lihat dari raut wajahnya.
"Alenna... Loye bukan jodohmu, dia akan mendapatkan saintess dari Kekaisaran Elric. Sama sekali bukan levelmu."
Eh tunggu... Ngomong-ngomong soal saintess itu... Bukankah dia seharusnya baru di angkat menjadi seorang saintess sekitar satu tahun dari sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Villain [ON GOING]
FantasíaWeb novel berjudul 'Revenge', menceritakan kisah seorang Putra Mahkota yang tahtanya di renggut oleh seorang Grand Duke dari wilayah utara yang di penuhi dengan salju. Kekaisaran itu hancur berkat pemberontakan dari Grand Duke Kenneth Jayne De Leon...