Sesuai deskripsi dalam novelnya, badai salju di wilayah utara sangatlah ekstrim. Suhu udara menurun secara drastis, angin bertiup kencang seakan-akan menerbangkan semua yang ada di hutan ini.
Cukup sulit untuk berjalan di atas salju yang tebal dengan menahan tubuhnya agar tidak terlempar oleh angin. Kenneth terlihat sangat kesulitan, bagaimanapun dia hanya seorang penipu yang tidak pernah melatih otot-ototnya. Atau seseorang yang mempelajari keterampilan bertahan hidup dalam badai salju.
Jujur saja dia cukup terbantu dengan tubuh terlatih Kenneth yang merupakan seorang swordmaster, namun itu tidak membantu terlalu banyak mengingat Kenneth memiliki kelemahan besar.
Tubuh itu rapuh seperti gelas kaca. Kenneth terbatuk saat tubuhnya mulai menggigil. Dia memang menggunakan jubah dengan sihir penghangat, namun badai ini membuat efektivitas jubah itu menurun.
Alberto dan Luca yang telah khawatir sejak mereka meninggalkan kediaman kini terlihat lebih pucat. Mereka merengek dan meminta tuannya untuk berhenti.
"Yang Mulia, tolong... Tubuh anda tidak akan bisa bertahan di dalam badai ini."
"Benar, tuanku. Tolong tunggulah di kediaman sementara saya memimpin pasukan untuk mencari keberadaan Putra Mahkota."
Kenneth bukannya tidak tau kekhawatiran mereka, namun ini adalah momen krusial dimana dia harus mendapatkan sebuah kesempatan untuk membuka hati tokoh utama. Ini adalah awal cerita, dia ingin mengubah novel ini dari awal.
Setidaknya sampai titik dimana dia tidak akan mati dengan tragis.
Karena itu, dia menjawab dengan wajah tenang.
"Tidak. Ini adalah tanggungjawab aku sebagai pemimpin wilayah. Aku ingin melindungi orang-orang yang berada di wilayah kekuasaanku."
Kenneth menambahkan dalam hatinya, "Tentu saja ini kasus yang berbeda karena orang yang terjebak disana adalah sang tokoh utama."
Kata-kata Kenneth tegas dan tidak akan tergoyahkan. Namun kedua Ksatria itu tidak mau menyerah.
"Yang Mulia, tolong pertimbangkan sekali lagi. Anda adalah seorang pemimpin wilayah, jika terjadi sesuatu pada anda... wilayah ini akan kehilangan sosok yang sangat berharga."
"Sama seperti bagaimana aku adalah seorang pemimpin wilayah, Yang Mulia Putra Mahkota adalah calon Kaisar di masa depan. Dia adalah calon pemimpin sebuah kekaisaran."
Tepat sebelum Luca dan Alberto kembali menyanggah, tanah mulai bergetar.
Teriakan menggetarkan binatang-binatang iblis menusuk gendang telinga mereka. Burung-burung berterbangan di tengah-tengah badai seperti sedang melarikan diri.
Arahnya dari sebelah timur, tepat sesuai dengan petunjuk sihir pelacak yang Kenneth tanam.
"Yang Mulia! Ini pasti bukan serangan binatang iblis biasa!"
"Situasinya cukup berbahaya Yang Mulia!"
Baiklah, dia tau ini menakutkan dan sangat berbahaya. Tapi dia harus tetap maju, itu juga demi kelangsungan hidupnya. Monster yang juga di kenal sebagai binatang iblis adalah makhluk yang tidak dapat di prediksi.
Namun rombongan yang berisi sekitar lima puluh ksatria elite Leonix itu seharusnya mampu menangani segerombolan binatang iblis yang menyerang. Lalu di tengah-tengah kekacauan itu, Kenneth berencana untuk mencari tokoh utama yang memisahkan diri dan menyelamatkannya seperti seorang pahlawan.
Baiklah, itu adalah rencana yang sempurna jika tidak ada suatu masalah. Tetap saja dia tidak akan begitu saja yakin dengan kelancaran rencananya. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan mengingat ini adalah novel fantasi aksi yang labil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Villain [ON GOING]
FantasyWeb novel berjudul 'Revenge', menceritakan kisah seorang Putra Mahkota yang tahtanya di renggut oleh seorang Grand Duke dari wilayah utara yang di penuhi dengan salju. Kekaisaran itu hancur berkat pemberontakan dari Grand Duke Kenneth Jayne De Leon...