EMPAT BELAS ~ Kecewa

420 40 0
                                    

Aku masih terpikiran oleh kejadian semalam. Entah kenapa otakku menjadi seperti ini, terus saja membayangkan kejadian itu. Tapi aku sepertinya membuatnya kecewa karena kejadian semalam. Sebenarnya aku tidak enak pada Louis. Rasanya aku juga merasa sedih.

* Flashback on *

Louis bertepuk tangan 3x. "Ele lihatlah ke atas" perintahnya.

Aku melihat ke atas. Astaga! Itu balon udara dengan seseorang yang memegang kertas besar dan tulisannya PLEASE BE MY SPESIAL GIRL IN MY LIFE!

Tak lama terdengar suara lagu. Lagu apa ini?

You can't go to bed without a cup of tea
And maybe that's the reason that you talk in your sleep
And all those conversations are the secrets that I keep
Though it makes no sense to me

I won't let these little things slip out of my mouth
But if it's true , It's you
It's you they add up to
I'm in love with you
And all your little things

"So?" tanyanya.

"Apa?" tanyaku balik.

"Jawabanmu Ele? Ini semua aku lakukan buatmu. Karena kau cewek spesial buatku" Louis memegang tanganku yang ada di atas meja makan.

Aku menundukkan kepalaku dan melepaskan pegangan tangan Louis perlahan, "Maafkan aku Lou sepertinya aku tidak bisa"

"Maksudmu Em?" terlihat wajahnya sedikit kecewa dengan jawabanku.

"Terima kasih untuk semua ini Lou. Semua ini sungguh benar-benar indah" aku berdiri dari kursi dan menarik kursi menjauh dari meja makan.

Setengah berjalan aku membalikkan badanku sebentar untuk menoleh ke belakang, Louis yang masih duduk disana dengan wajah sedih, "I'm so sorry Lou. Really sorry" lalu aku berjalan lurus dan meninggalkan Louis yang masih disana duduk terpaku.

* Flashback off *

Ya karena itu aku menjadi bersalah padanya karena telah mengecewakan dia. Tapi aku sungguh tidak bermaksud seperti itu padanya, membuatnya sedih dan kecewa. Mungkin karena kejadian itu Louis tidak akan pernah mau menemuiku lagi. Ya sudahlah tidak apa. Dengan begini aku bisa menjauh padanya.

Sejujurnya aku masih bingung dengan perasaanku sendiri terhadapnya. Disaat aku berada di dekatnya aku merasa aman dan nyaman dan disaat dia juga menyatukan jarinya padaku terasa hangat. Tapi entahlah untuk menjadi kekasihnya di dalam benakku aku masih belum percaya sepenuhnya padanya. Aku takut jika terlalu cepat mengambil keputusan akhirnya pasti itu akan menyakitkan.

******

Hari ini terakhir untuk berlibur. Jadi kuputuskan seharian di kamar saja. Aku malas pergi keluar. Aku juga ingin istirahat. Hampir seminggu disini selalu pergi keluar.

Saat ini aku melanjutkan membaca novelku. Ya, kenapa aku selalu membaca novelku karena kau tahu halaman novel yang aku baca beberapa minggu ini sangat banyak, hampir 400 lebih. Tapi aku sudah membacanya setengah.

Ponselku berbunyi, ada yang menghubungiku? Nomer tidak dikenal. Siapa menghubungiku? Maaf nomer yang tidak aku ketahui aku tidak mau mengangkatnya jadi aku biarkan saja.

Astaga! Penelpon ini tidak mau kalah, dia terus saja menelponku sudah hampir 5x. Terus saja menelponku. Hash! aku tak tahan lagi.

Aku menekan tombol yang ada di layar iPhoneku.
"Jangan menggangguku. Itu sangat menye-" kataku terpotong oleh suara seseorang. Hold on! Sepertinya aku mengetahui suara ini.

"Ele cepatlah kemari. Lou sedang dirumah sakit!" ternyata itu suara Niall.

"Niall? Kau mendapatkan nomerku dari siapa?"

"Itu tidak penting. Cepat kau kemari. Dia terus memanggil namamu" ucapnya dari balik ponselku. Terdengar seperti sangat khawatir.

"Tapi aku sedang sibuk. aku tidak bisa"

"Ele!! Eleanor!! Ele!!!" terdengar suara yang lain dan sepertinya suara itu dari dia.

"Kau dengar sendiri kan Ele, Louis terus memanggil namamu" lanjut suara Niall.

"Ayolah Ele datanglah kesini" suara Harry? Dia juga ada disana?!

"Baiklah baik aku akan segera kesana. Kau dirumah sakit dimana?" terpaksa aku harus kesana. Ingat aku hanya ingin melihatnya.

"Diseberang restoran yang waktu itu kita makan bersama Louis dan yang lainnya"

Aku menutup telepon dengan Niall. Dan langsung turun dari ranjang tidurku. Aku berjalan ke depan apartemen untuk mencari taksi. Setelah 20 menit akhirnya sampai di rumah sakit yang dimaksudkan oleh Niall.

Aku langsung berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Dan menanyakan pada suster yang berjaga di tempat info, "Permisi. Pasien yang bernama Louis Tomlinson dirawat kamar berapa?"

"Tunggu sebentar" jawab suster tersebut sembari mencari nama Louis di komputer.

"Hmm tapi maaf nona tidak ada yang bernama Louis Tomlinson dirawat disini"

What?! Tidak ada. Apa suster itu tidak salah?! Bukannya tadi Niall berkata Louis dirawat disini. Shit! Mereka membohongiku. Argh membuang waktuku saja.

"Apa suster tidak salah? Coba cari lagi sus" tanyaku lagi untuk meyakinkan.

"Tidak ada. Tidak ada yang bernama Louis Tomlinson nona"

"Baiklah kalau begitu sus. Terima kasih" aku membalikkan badanku dan berjalan pintu keluar.

Tapi saat aku sudah berada di luar dan sedikit menjauh dari rumah sakit, tiba-tiba 2 orang menyergap tubuhku dari belakang dan menutup mulutku dengan sapu tangan dan Astaga! Baunya! Lalu semuanya menjadi gelap.

~~ ~~ •• •• ~~ ~~

Hollah !!! Saya datang lagi readers :)

LOVE STORY ~ E.C ♥♡ L.TWhere stories live. Discover now