Ruangan rapat yang hari itu tak terpakai menjadi tempat berkumpul Quinn, Noah, Rae, dan Yssabelle---yang baru tiba beberapa waktu lalu bersama Zara, orang kepercayaan keluarganya yang sekarang ikut berdiskusi dengan para orang tua di ruangan lain. Pihak Summercare Medical Center jelas menyambut kedatangan pimpinan mereka dengan pelayanan terbaik. Termasuk kepada anak-anak SMA yang sampai detik ini masih membisu tanpa suara sejak masuk ke dalam ruangan.
Nael dan Willa bergabung selesai mengurus masalah di kantor polisi.
"Gimana?" Pertanyaan Noah memecah keheningan yang terjadi hampir satu jam di tempat itu.
Si perempuan berambut pendek mengangguk-angguk. "Aman kok," balasnya yang tak ditanggapi apa-apa lagi setelahnya.
"G gimana?"
Quinn mengangkat kepala, melihat Nael yang pertama kali mempertanyakan keadaan Gabriel setelah kejadian ini. "Mereka masih diskusi. Keluarga G nolak autopsi, tapi keluarga gue mau G tetap diautopsi. Kematiannya sama sekali gak wajar."
Seluruh kepala tertoleh untuk Willa. Gadis itu menjadi satu-satunya saksi mata selain Mr. Joseph dan Miss Lihua yang melihat langsung bagaimana kondisi Gabriel saat pertama kali ditemukan di gudang sekolah.
"G punya luka lebam di bagian kepala sebelah kiri, lukanya mirip luka Noah setelah kecelakaan rock climbing waktu itu. Jadi, ada kemungkinan kalau G kebentur sesuatu sebelum ..." Ia tak melanjutkan kalimatnya, hanya membuat gerakan tangan di depan leher untuk mengisyaratkan kata 'meninggal' yang masih dianggap tabu. "Rambutnya juga rontok di bagian atas kepala, seperti dijambak kuat-kuat secara paksa."
"G meninggal karena benturan?" Rae bersuara. Laki-laki itu menatap Willa dengan mata sayunya yang menyedihkan namun juga menakutkan dalam satu waktu. Pembunuh Gabriel bisa saja menjambak kuat gadis itu untuk membenturkannya ke dinding atau kayu atau benda tumpul lain.
Quinn mengangguk. "Bisa jadi."
Willa kembali mengingat apa yang dia lihat sebelum gudang diamankan. Sebelum Mr. Joseph menariknya mundur, menjauh dari TKP. "Oh! Gue sempat pegang tangan G sebelum Mr. Joseph narik gue. Suhu badan G masih normal, gue yakin banget dia baru meninggal belum lama itu."
"Berarti pembunuh G juga belum lama itu keluar dari gudang. Dan G bisa jadi disekap lama banget di sana."
Yssabelle menyangkal pemikiran Quinn. "Well, gue gak setuju soal dia 'disekap lama' di gudang," katanya, mengundang tanda tanya di kepala manusia-manusia yang lain. "I saw Detective Kiar open the crime scene, before."
"What you see?"
"Nothing. Except for the hairs."
"Hairs?"
Yssabelle mengangguk. "Willa was right kalau dia bilang G mungkin dijambak strongly, karena Detective Kiar juga nemu bukti rontokan rambutnya di sana. But, I think tempat itu terlalu kosong dan rapi as tempat penganiayaan."
Percakapan itu terjeda oleh tiga karyawan SMC yang datang membawakan jamuan khusus mereka untuk tamu yang tak biasa.
"Kasih tahu saya kalau diskusi mereka sudah selesai," kata Quinn sebelum ketiganya meninggalkan ruangan itu.
"Baik, Nona Moanaro. Kami permisi."
Quinn mengangguk.
"Sebenarnya gue juga lihat goresan luka panjang dari bagian bawah telinga sampai ke dagu G. Lukanya gak terlalu dalam tapi cukup panjang, bekas darahnya ada di kerah kemeja. Tapi luka itu hampir kering, seperti sudah dua atau tiga hari dibiarin gitu aja." Willa sempat memperagakan letak luka goresan dengan menyentuh area belakang telinganya sendiri sampai dagu dengan jari telunjuk selama ia bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Killed My G? (END)
Mystery / ThrillerMenghilangnya Gabriel di akhir waktu liburan semester menjadi mimpi buruk bagi teman-teman terdekatnya. Quinn, Noah, Nael, Willa, Belle, dan Rae harus merelakan kepergian sahabat mereka sekaligus menjadi buronan polisi atas meninggalnya Gabriella S...