31. Under The Night Sky

358 47 0
                                    

"Dia masih gak bisa dijenguk?"

Seorang laki-laki berkemeja jeans ikut bergabung dengan Noah dan Quinn yang malam itu duduk di atas rumput di halaman samping ruang rahasia dua bersaudara di Arctic Golf. Dengan wajah lesu setengah kesal sehabis ditolak puluhan kali saat ingin menjenguk pujaan hatinya di rumah sakit, Nael merebut minuman kaleng milik Noah yang masih sisa setengah dengan rakus.

"Mungkin emang butuh waktu kali, masih syok dianya." Noah berkata di sela membantu Quinn mengerjakan tugas Physical Education yang batas waktunya sampai tengah malam ini. Dia sudah hampir marah waktu perempuan itu bilang tugasnya belum selesai, padahal jauh-jauh hari sebelumnya Noah sudah berkali-kali mengingatkan untuk membuat tugas yang ia tahu Quinn tak suka.

"She's not literally 'gak bisa dijenguk', dia cuman gak mau ketemu gue aja," jujurnya setelah menenggak habis minuman itu tanpa izin.

Noah tertawa menanggapi kalimat Nael yang terdengar seperti manusia putus asa, setengah mengejek laki-laki yang menurutnya hanya sedang mengeluarkan kekhawatiran yang belum tentu benar terjadi. "Stop being overthinking!"

Nael merebahkan tubuhnya di rumput hijau yang sudah dilapisi karpet oleh Quinn sebelum memulai belajar di bawah langit bertabur bintang malam itu. Tadi, sewaktu laki-laki itu mendatangi lobi Arctic untuk memastikan teman-temannya ada di tempat ini, ia sempat merasa dibohongi karena ruangan tempat biasa mereka berkumpul mendadak kosong tak berpenghuni. Nael hendak menelepon Noah untuk meminta pertanggungjawaban atas berita bohong yang dia sebar melalui broadcast message, tetapi tidak jadi karena suara cekikikan Quinn terdengar dari halaman tempatnya biasa adu tinju dengan Noah.

"Gue bantu ngetik bagian akhirnya sini, abis itu tinggal di-upload terus kelar 'kan? Gue aja!" katanya dengan sedikit geregetan karena Quinn bersikap seperti malas-malasan dan tak ingin tugas itu cepat selesai padahal batas pengumpulannya tinggal beberapa jam lagi. Meski masih tersisa dua jam, tetapi tetap saja Noah tak menyukai cara kerja gadis itu yang terlalu suka mengulur-ulur waktu.

Quinn membiarkan Noah mengambil alih laptop di atas meja lipat sembari merenggangkan otot-otot tangannya yang kaku. Ia sejujurnya bisa mengerjakan tugas itu dengan cepat dan rapi tanpa bantuan siapa-siapa, perempuan itu hanya sedang ingin melihat Sang Presiden Sekolah mengomel dan marah-marah untuk hal sepele.

"Gue gak cuman lagi overthinking doang, No, kenyataannya juga emang begini. Dia emang menghindar dari gue."

Perempuan dengan hoodie kebesaran milik Noah yang dia pinjam sejak laki-laki itu menjemputnya di rumah tadi menempelkan stiker anti nyamuk di kemeja Nael waktu laki-laki itu tak henti-hentinya menepuki nyamuk yang berterbangan di sekitar wajah. "Willa masih belum mau ketemu sama lo?"

Nael mengangguk. Ia kembali merasa sakit hati mengingat perlakuan suster yang ditugasi untuk merawat Auilla yang lagi-lagi mengusirnya pulang.

"Tapi dia juga nolak gue sama Noah kok, kayaknya emang dia lagi gak mau diganggu siapa-siapa. Wajar kali, namanya lagi kena musibah."

"Ya tapi gak berhari-hari juga dong menyendirinya. Mana hape gak pernah aktif, boro-boro ngabarin, gue jenguk bentar aja dia gak bolehin. Dikira gue gak khawatir kali sama dia."

Quinn meraih ponselnya yang masih di atas meja lipat di samping laptop. "Kemarin gue ngobrolin ini sama Belle, gue curiga hape Willa emang hilang atau dicuri orang waktu dia kecelakaan."

"Lo minta Belle lacak lokasinya?"

Perempuan itu mengangguk singkat. "Dan alamat lokasinya ada di sini." Quinn menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan sebuah alamat tempat ponsel yang diberi nama Auilla's Phone berada.

"Ini bukannya alamat rumah lo?" Nael sudah bangkit terduduk di atas karpet tipis yang digelar di atas rumput.

Quinn mengangguk lagi. "Hapenya ada di kamar adek gue. Keren gak?"

"Hah? Kok bisa?"

Si perempuan menjelaskan kronologi singkatnya menggeledah kamar sebelah yang ia curigai pertama kali waktu Yssabelle mengatakan ponsel milik Auilla terdeteksi ada di dalam rumah mereka. Setelah memastikan adiknya pergi dijemput dua orang teman sekolahnya untuk sparing basket di lapangan yang entah di mana letaknya, Quinn buru-buru mencari kunci duplikat setiap ruangan yang setahunya tersimpan di dalam laci meja kerja sang ayah. Ia menelusuri setiap jengkal di kamar adiknya untuk mencari barang yang dia curigai ada di sana.

"Hapenya beneran ada di sana."

"Itu artinya Clay jadi tersangka tabrak lari?" Noah ikut bicara setelah tugas Quinn selesai di-upload.

"Lo bilang Hesa ada di balik rencana itu, kan? Hesa pengen menguasai mini house untuk dirinya sendiri. Tapi, lo juga pernah  bilang kalau Clay tahu akan sesuatu tentang masalah kita ini, ditambah sekarang dia punya hape Willa yang kemungkinan besar hilang waktu dia ke Summerville."

Quinn menengadah menatap langit penuh bintang-bintang meski langit di sekitarnya gelap gulita.

"Jadi pelaku tabrak larinya siapa? Hesa atau Clay?"

"Don't you guys think kalau mereka kerja sama di belakang kita? Gue udah bicara sama Kiar soal ini dan dia gak menyangkal. Kiar emang pernah bilang dia punya tugas tambahan yang bakalan lebih berat, dan gue yakin itu maksudnya dia harus melindungi Clay juga dari kasus ini." Perempuan itu berhenti sebentar untuk menyelipkan rambut ke belakang telinga. "Kalian ingat informasi video Rae-Belle yang diacak-acak itu, kan? Bisa jadi pemilik asli video itu Hesa, dan adik gue diminta buat bikin seolah-olah videonya diambil dari hape G yang kita pegang sekarang."

Noah menutup laptop Quinn lalu menyingkirkannya ke sisi lain tubuh atletisnya agar mereka bertiga bisa duduk saling berhadapan tanpa pembatas. "Terus, hubungannya sama Willa sekarang apa?" tanyanya diplomatis.

"Waktu itu gue bilang kalau Willa jadi pemilik kartu Summerville G sebelum mini house diganti jadi atas nama cowok itu. Gue curiga kalau Hesa memang udah lama punya akses untuk masuk ke mini house G tanpa gue tahu. Yang itu artinya, Hesa bisa menyiapkan sesuatu di sana sebelum Willa ke sana."

"Semacam jebakan? Atau apa?"

Quinn membuka minuman kaleng yang baru Noah ambil dari kulkas mini di dalam ruangannya, meneguk isinya sedikit untuk menikmati rasa pahit dan dingin mengaliri tenggorokan. "Dilihat dari cara Willa yang langsung menjauh dari lo tanpa sebab, gue yakin dia udah tahu soal hubungan lo sama G yang katanya rahasia itu."

Nael langsung merasa lehernya dicekik meski tidak ada siapa pun yang menyentuhnya.

"Hesa mungkin ketemu Willa di mini house, terus mereka ribut, dan Willa berusaha lari dari dia."

***

Bekasi, 28 Agustus 2023

Who Killed My G? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang