14. The Evidence Things

342 49 0
                                    

"Rambut ini ada di tubuh Gabriel, namun sama sekali gak cocok dengan DNA-nya." Kiar meletakkan sebuah plastik ziplock kecil yang nampak seperti kosong---lantaran isinya hanya berupa sehelai rambut sepanjang 10 senti---di meja ruang konseling yang baru beberapa waktu lalu ia datangi.

Yssabelle sejujurnya masih merasa trauma dengan ruangan itu. Namun, setelah Kiar mengatakan bahwa ada satu hal penting yang harus mereka bicarakan, maka ... mau tak mau. Perempuan itu kembali duduk di kursinya tadi, mengeluarkan tiga helai tisu sekaligus untuk mengelap permukaan meja yang basah dengan dalih yang masih sama; banyak debu.

"Kamu dan teman-temanmu tetap akan dicurigai," lanjut Kiar.

"Lo mau nyocokin rambut itu dengan rambut kami?"

Kiar mengangguk puas. Anak pengusaha kaya raya memang selalu dikaruniai otak yang cerdas. Selalu tak sia-sia pengorbanan orang tuanya untuk menggelontorkan dana yang tak sedikit demi pendidikan sang penerus tahta. "Kamu gak merasa keberatan dengan itu?"

Yssabelle menggeleng tenang. Helai rambut yang ia lihat di atas meja berwarna hitam legam yang nampak alami, sementara rambutnya selalu dicat cokelat, merah, atau ungu sejak ia menjadi siswa sekolah menengah atas. Terlebih lagi, selain pertemuan tak sengaja di Arctic Golf sebelum Gabriel menghilang---yang tak melibatkan kontak fisik---, mereka tak lagi pernah bertemu sampai jasad gadis itu ditemukan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari rambut itu.

"Dan ini ..." Laki-laki itu menjeda kalimatnya saat mengeluarkan plastik ziplock lain dari dalam saku jaket. "Gelang kamu ada di saku celana Gabriel."

Setelah menangis sampai puas di ruangan itu, Yssabelle rasanya sudah kehabisan banyak tenaga. Bahkan, untuk sekadar merasa takut saja rasanya ia tak mampu.

"Bisa kamu jelaskan kenapa gelang ini bisa ditemukan di sana?"

Gadis itu menghela napas sebelum menjawab. Mengumpulkan sisa-sisa enerjinya untuk menjalani hari ini sampai tuntas. "After we planned for the Summerville Hiking, she asked to collect our bracelets with her. I don't know what she wanted, exactly. G just said she wanted to make a surprise."

"And the surprise was a real shock," Kiar menambahkan.

Yssabelle mengangguki tanpa sadar. Siapa yang menyangka bahwa kejutan yang Gabriel janjikan akan benar-benar menjadi sebuah kejutan yang paling mengejutkan baginya. "She never lied even after she died."

"And wait ..." Perempuan itu memandangnya penuh selidik. "Quinn's bracelet was found in Summerville before." Ia baru sadar kalau gelangnya bukan barang temuan pertama yang dijadikan barang bukti. Pihak kepolisian sudah lebih dulu menemukan gelang Quinn di wilayah Summerville sebelum jasad gadis itu ditemukan di gudang sekolah.

"Don't you think G did everything on purpose?"

"G?"

Yssabelle mengangguk.

Kiar berpikir sebentar sebelum menjawab. "G gak pernah pergi ke Summerville."

Apa maksudnya Gabriel tidak pernah pergi ke Summerville setelah bukti gelang Quinn ditemukan di sana dua hari sebelum Gabriel ditemukan. Ingatannya masih sangat jelas merekam saat dia, Quinn, Willa, Noah, Nael, bahkan Rae melepas masing-masing gelang yang mereka pakai untuk kemudian diberikan pada gadis itu ditengah-tengah makan siang di kafetaria.

"Gue janji, Summerville Hiking kita kali ini gak akan membosankan sama sekali!" ujarnya dengan menggebu-gebu setelah menyimpan gelang milik keenam temannya di saku jaket almamater.

Quinn ikut tersenyum melihat antusias sepupunya menyambut hari libur yang sudah di depan mata. "Can't wait, G. You never fail to surprise us," katanya sembari menyumpit tamago sushi di piringnya untuk dipindahkan ke piring Noah. Perempuan itu baru diperingati agar tak terlalu banyak mengonsumsi telur karena memicu masalah jerawat, sementara laki-laki di sebelahnya sedang dalam masa pembentukan otot. Protein dalam telur bagus untuk itu.

"Paling gak suka deh dibikin penasaran gini. Gak bisa kasih tahu kita sekarang aja?"

"Kalau dikasih tahu sekarang namanya bukan surprise dong, Sayang. Aaa ..." Nael menyuapkan potongan ikan salmon ke mulut Willa yang tadinya melengkung ke bawah menandakan bahwa ia kesal. "Ditelen dulu makanannya baru ngomong."

Kekasihnya menurut. Untuk beberapa waktu perempuan itu hanya terdiam memandanginya sambil berusaha menelan potongan ikan karena ingin cepat-cepat berbicara.

Yssabelle ikut menatapnya karena lucu.

"Tapi aku tuh jadi gak sabar buat hari itu, aku pengen cepet-cepet."

"Siapin stamina aja dulu, kemarin kamu aku ajak lari di car free day aja baru lima ratus meter minta udahan. Kalau nanti gak kuat jalan aku tinggal."

Gabriel yang melihat pertengkaran kecil itu ikut tertawa. "Don't worry, guys! Lintasannya gak serem kok. Tapi tetap harus fit juga biar kita bisa have fun di sana."

"Kenapa kita gak nginep di private house aja, sih, G? Biar kayak tahun lalu."

"Come on, Quinn, tempat itu sama sekali gak seru. Kurang menantang. Kita butuh sesuatu yang lebih wonderful, yang extraordinary!" Perempuan itu membiarkan chicken katsunya yang sisa setengah dihabiskan oleh Rae. "Lo pasti belum pernah bener-bener sampai ke Summerhigh, kan?"

Quinn menggeleng malu. Meski sama-sama menjadi keturunan pemilik Summerville, ia sama sekali tak merasa tertarik untuk menjelajahi wilayah itu. Satu-satunya tempat yang sering ia datangi hanyalah mini private house di pusat Summerville.

"Puncak Summerhigh is my favorite," katanya.

"Are you serious?" Yssabelle menatap mata Kiar dengan berani, memastikan tidak ada kebohongan dalam kalimatnya yang bilang bahwa Gabriel tidak mengunjungi tempat itu di akhir sisa hidupnya.

Kiar mengangguk yakin.

"Terus ... gelang Quinn?"

"Itu yang saya bilang supaya kamu hati-hati dengan teman-temanmu. Salah satu dari mereka punya G's card yang kita cari." Laki-laki itu menoleh memastikan pintu ruang konseling sudah tertutup rapat tanpa seseorang yang menguping pembicaraan mereka. "Kamu serius ingin kita kerjasama, kan?"

Yssabelle mengangguk.

"Saya butuh bantuan kamu untuk mencari siapa pemegang kartu itu. Sebagai gantinya, saya akan melindungi kamu dari penemuan gelang ini."

"Lo gak akan kasih tahu mereka soal gelang itu?"

Gelengan kepala Kiar semakin membuatnya bingung meski tetap berpura-pura tenang.

"Gelang ini bisa jadi jebakan dari mereka. Akan semakin janggal kalau penemuannya disembunyikan. Kamu harus tetap jadi target utama saya di mata mereka."

Perempuan itu mengangguk, mulai mengerti seperti apa alur cerita yang akan terjadi.

"Sore ini kalian akan dimintai sampel. Seperti apa hasilnya nanti, kamu akan jadi orang yang paling pertama tahu sebelum mereka. Itu benefit karena kita sekarang sudah menjadi partner."

Kiar mengakhiri sesi obrolan mereka dengan mengingatkan tugas Yssabelle untuk mewaspadai teman-temannya sekaligus mencaritahu di mana kartu Saintama milik Gabriel berada. Laki-laki itu berbalik mendekati pintu hendak pergi namun kembali berputar menghadap Yssabelle yang masih tercenung-cenung bingung.

"Kamu mungkin bisa mulai dari ruangan yang gak jauh dari sini."

***

Bekasi, 16 Juli 2023

Who Killed My G? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang