BAB 5 ~ Mummy..is that you?

1.1K 83 6
                                    

"my angel, sini peluk mummy"

Wanita yang berpakaian jubah dan tudung serba putih memandang kearah aku dan menguntumkan senyuman manis sambil membuka kedua belah tangan.

Aku berlari-lari anak dan peluk wanita itu.

"Mummy!!!" Aku cium kedua belah pipi wanita yang digelar mummy itu

"Mummy, mummy pergi mana? Lyn rindu mummy so much tau. Sampai hati mummy tinggalkan Lyn" aku mencebik bibir

Mummy ketawa kecil dan mengusap pipi aku. Sungguh aku rindukan tangan mummy yang selembut bak sutera.

"Mana ada mummy tinggal Lyn. Mummy sentiasa ada dengan Lyn. Lyn je yang tak tahu"

"Lyn...mummy sayang Lyn. Lyn memang hebat. Tak semua orang mampu bertahan kalau diorang jadi Lyn. Lyn memang anak mummy"

Mummy mengucup dahi aku. Entah mengapa...aku mula menangis...

"M...mummy... mummy janji kan tak kan tinggalkan Lyn kan?"

Aku memandang mata mummy aku.

"Kan...mummy jawab laaah!!"

Aku menggoyangkan tangan mummy. Entah mengapa aku rasa seperti...aku akan kehilangan dia...lagi...

"Maaf sayang."

Aku tersentap.

"KENAPA!!! KENAPA MUMMY TINGGALKAN LYN!! MUMMY TAHU KAN YANG LYN SAYANGKAN MUMMY!!!"

Mummy memeluk aku dengan erat.

"Sayang...setiap makhluk itu milik Allah dan suatu saat nanti, kita pasti akan kembali kepada NYA"

"TAPI KENAPA MESTI ALLAH AMIK MUMMY!!! MUMMY PENTING SANGAT UNTUK LYN!!! U'RE MY EVERYTHING!!!"

"Please mummy....I'm begging u.... don't leave me again...kalau mummy nak pergi pun...bawa lah Lyn sekali....please...."

Aku merayu. Aku tak kira. Aku nak ikut mummy aku. Aku nak berada dalam dakapan mummy aku. Aku rindu belaian mummy aku.

"Sayang...I love u so much. U're my lil angel. Lyn kan kuat"

Sempat aku melihat senyuman mummy sebelum cahaya putih menyilaukan mata aku.

"sayang, wake up"

Aku merasakan usapan yang lembut di pipi. Adakah itu....Mummy...?

Aku yang masih dalam keadaan separa sedar, menangkap tangan yang sedang mengusap pipi aku.

"Mummy...is that u..."

Sebuah cecairan jernih mula mengalir keluar. Sungguh aku rindukan insan yang ku gelar 'mummy'

"...ni umi...sayang bangun sayang. Solat subuh"

Aku membuka mata perlahan Lahan. Ya benar... Wanita yang berada di samping aku sekarang adalah umi bukannya mummy...

"Umi....mummy....Lyn..." Aku menangis Teresa esak.

Tragedi yang berlaku 10 tahun lalu, masih meninggalkan parut yang amat dalam. Aku kehilangan insan yang telah mengandungkan aku selama 9 bulan. The One who shower me with pure love....I miss her so much....

"Lyn rindu mummy...Lyn nak jumpa mummy...Lyn nak dengar suara mummy...Lyn rindu pelukan mummy...umi...kenapa mummy tinggalkan Lyn...kenapa Allah amik mummy...Lyn rindu mummy, umi..."

Umi menarik aku dalam dakapan dan menenangkan aku.

"Shhh...mengucap sayang. Umi faham...Lyn rindu mummy Lyn...umi pun rindu mummy Lyn juga"

Umi menepuk lembut belakang aku dan membisikkan bacaan ayat suci Al-Quran.

Ya Allah....aku rindu...



__________________________________________



Di meja makan,

"Lyn, Walid dan umi ada kerja kat Itali. Lyn nak ikut?" Tanya Walid

Aku berfikir sejenak. Nak ikut tapi... aku takut...'dia' muncul dan sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Tapi Walid...kalau 'dia' datang? Lyn tak nak menyusahkan Walid dan umi lagi"

Walid dan umi saling berpandangan. Pernah suatu ketika dahulu, aku ikut Walid dan umi pergi ke France dan 'dia' muncul. Bukan setakat aku hilang dan sesat malah...aku hampir mati lemas.

"... Insyaallah everything will be alright. Lagipun kali terakhir 'dia' muncul, waktu Lyn 10 tahun. Lyn kan dah besar sekarang"

Umi mengusap lembut kekura tangan aku. Memujuk aku untuk turut ikut mereka pergi ke Itali.

"Walid senanya risau. Sebab kali ni Walid dan umi akan stay lama juga kat sana. One or two weeks maybe. Kalau apa apa jadi nanti macam mana?"

"Abang Reyz ada. Dia boleh jaga Lyn." Aku cuba meyakinkan umi dan Walid.

Umi dan Walid terdiam. Aku perasan yang riak wajah mereka berubah. Risau, sedih, takut. Bercampur baur.

"Lyn....." Umi seperti ingin menangis.

Sebagai anak yang baik dan solehah dan tak nak jadi anak derhaka sebab tak nak kena sumpah jadi peti ais, aku pun mengalah.

"Ok Lyn ikut umi dan Walid"

Tak sampai hati nak menolak. Lagipun aku faham yang umi dan Walid risaukan aku.

Umi tersenyum dan cium pipi aku. Aku ketawa kecil tapi jauh dalam sudut hati aku...aku tak sedap hati...aku cuba tepis jauh jauh.

Insyaallah kali ni, tak ada apa apa yang akan berlaku.... hopefully...

Ya Allah... lindungilah kedua ibu bapaku dan aku dari sebarang musibah atau bahaya yang akan menimpa kami.

Bidadari MiliknyaWhere stories live. Discover now