•Happy Reading•
Hari ini adalah hari kedua mereka berada di kota Pati, dan Lauren meminta pada Reyna agar mereka bisa pulang sekarang. Karena tadi pagi, Lauren sudah diberi tahu sekretarisnya kalau meeting dengan client penting mereka dimajuin jadi besok.
"Tapi ini baru hari kedua, Kak! Rey, masih mau jalan-jalan keliling kota," ujar Reyna sambil merengek.
"Kakak ada meeting penting, Rey. Please, ngerti, ya, dek?" pinta Lauren ke Reyna dengan nada memohon.
Lauren tentu masih mau jalan-jalan keliling kota, tapi meeting kali ini sangat penting hingga dia tidak bisa ditinggal.
Seandainya ini bukan meeting yang bernilai miliaran, Lauren tidak akan minta Reyna untuk pulang.
"Nggak!! Aku nggak mau pulang!!!" bentak Reyna sambil memukul kasur buat pelampiasan.
Jadi, tadi pagi Lauren ditelfon sekertarisnya untuk ngasih tau dia kalau besok pagi mereka ada meeting sama client yang sudah Lauren incer untuk kerja sama.
Dan tadi malam, sebenarnya mereka membahas tentang kerja sama mereka dengan client yang rencananya akan dilakukan satu minggu lagi. Tapi ternyata tadi pagi Lauren diberi tahu, kalau rapatnya dimajuin mendadak karena pada hari itu, client ada acara di luar negeri.
"Rey, Kakak mohon. Setelah meeting Kakak selesai, kita kesini lagi. Tapi hari ini, Kakak harus pulang." Lauren kini duduk di samping Reyna dan memegang tangan Reyna.
Kali ini Lauren benar-benar memohon kepada sang adik, untuk menurutinya satu kali aja. Karena kesempatan emas ini tidak datang dua kali.
"Nggak!! Kita bisa pulang besok, Kak. Lagian, meeting-nya itu besok, jadi kita bisa pulang besok," ucap Reyna seraya menyingkirkan tangan Lauren dari tangannya.
"Reyna, kamu tau bukan kalau kita harus naik mobil dulu selama beberapa jam untuk ke bandara? Kakak juga harus ngurus berkas-berkas, Rey. Kalau Kakak nggak pulang sekarang, bagaimana dengan karyawan Kakak yang lembur, sedangkan Kakak malah jalan-jalan."
Walaupun kejadian ini sering terjadi, tapi entah kenapa Reyna sangat-sangat tidak bisa diajak kerja sama. Mungkin karena tidak ada Lian dan Diko, karena saat Reyna sedang tantrum akut, hanya mereka yang bisa mengendalikan tingkah Reyna.
"Kakak kan boss-nya, harusnya suka-suka Kakak, dong! Lagian, mereka Kakak gaji buat kerja, bukan buat main-main."
Baiklah, sepertinya sekarang adiknya itu sudah mirip anak kecil yang tidak bisa dirubah keputusannya. Jadi, Liam yang dari tadi hanya menonton memutuskan untuk menyudahi perdebatan keduanya.
"Kalau kamu nggak mau pulang sekarang, mending kamu di sini aja sama Sean atau ajak Elena buat nemenin kamu. Biarin Kak Lauren pulang, karena meeting kali ini sangat penting buat Kak Lauren," ujar Liam memberi masukan yang masuk akal dan sangat cerdas.
"Nggak!! Aku mau jalan-jalan sama kalian," jeritnya yang tidak menerima saran Liam sama sekali.
Yah ... Reyna tetaplah Reyna. Sangat keras kepala seperti papanya. Dia tidak akan mendengarkan saran orang lain, bahkan jika saran itu baik baginya.
"Reyna, please ya, dek. Kakak mau pulang. Karyawan Kakak membutuhkan Kakak, mereka bakal keteteran kalau nggak ada yang bimbing," ujar Lauren yang mencoba memegang tangan Reyna, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous Boyfriend
Teen FictionSetelah mengikuti lomba 'Prince and Princess sekolah', Sean dan Reyna menjadi pasangan yang manis dan romantis. Hubungan mereka sudah bertahan selama dua tahun, dan tinggal beberapa bulan lagi mereka akan lulus. Sifat Sean yang selalu memanjakan Rey...