•Happy Reading•
"Cessa! Lo tau Sean ada di mana?"
Jadi, setelah bel istirahat berbunyi, Reyna langsung ngehampirin Cessa yang masih mencatat materi di papan tulis.
"Nggak, Rey! Emang gue emaknya Sean, apa?!" seru Cessa pada Reyna yang kini berada di sampingnya untuk mengganggu dirinya dengan menanyakan keberadaan Sean secara terus-menerus.
Walaupun sudah duduk sebelahan. Tapi, mereka masih saling teriak seperti di hutan, sampai teman-temannya yang masih berada di kelas menutup telinga mereka karena teriakan Reyna dan Cessa.
Sejak Cessa putus dengan pacarnya, dia langsung keliatan bar-bar, alias tidak sekalem dulu. Apalagi, dia sekarang sudah pinter pakai alat makeup ke sekolah. Sepertinya gadis itu pingin membuat mantan pacarnya menyesal karena telah meninggalkannya.
"Lelet banget, sih, nulisnya, cepet dikit dong, Ces. Gue mau ketemu sama Sean," ucap Reyna yang membuat Cessa kewalahan karena sekarang Reyna membuat alat tulis Cessa keluar dari tempatnya.
"Ih, bagus banget pulpennya. Beli di mana, Ces?" tanya Reyna seraya mengambil pulpen milik Cessa yang berada di dalam tempat pensilnya
Pulpen dengan lampu larva yang menyala dari dalam wadahnya membuat Reyna terpesona.Cessa melihat pulpen yang berada di tangan Reyna sebentar, setelah itu berkata, "Hadiah dari mantan. Karena bagus, gue simpan aja."
"Belum move on, nih, ceritanya?" Reyna tertawa mengejek mendengar jawaban Cessa. Padahal dia tau kalau alasan Cessa putus dengan sang mantan gara-gara mantannya Cessa ketahuan selingkuh saat Reyna sama Cessa pergi ke kebun binatang.
"Gue sama dia udah pacaran setelah lo sama Sean pacaran. Jadi, gue masih perlu waktu buat hilangin perasaan menjijikan ini," ujar Cessa seraya menutup buku catatannya. Walaupun Cessa bilang 'menjijikan', tapi dalam hati gadis itu, dia masih belum rela kalau mereka putus.
"Astaga, Rey. Berantakan banget meja gue?!" Setelah Cessa melihat ke samping, betapa terkejutnya dia melihat Reyna yang mencoba semua pulpennya satu-satu dibuku yang berada di atas meja.
Reyna yang diteriaki begitu tentu tidak memperhatikan Cessa sama sekali. Malahan, dia masih melanjutkan mencoba pulpen Cessa yang belum dia coba ke buku Cessa yang tergeletak di atas meja.
"Pulang sekolah kita ke mall, gimana? Gue mau beli pulpen kayak punya lo," ucap Reyna seraya menunjukkan pulpen lampu larva yang tadi dia tanyain ke Cessa.
Cessa membereskan alat tulisnya yang Reyna mainin. "Ambil aja kalau lo mau. Gue juga nggak butuh-butuh banget. Pulpen gue udah banyak."
Mendengar tawaran Cessa, Rey langsung melempar pulpen itu ke meja Cessa. "Dih, nggak mau gue. Pulpen gue juga udah banyak, tapi gue tetep pengen punya pulpen ini."
Setelah semuanya tertata dengan rapi. Cessa lantas menepuk bahu Reyna yang sedang bermain dengan handphonenya.
Jika kalian bertanya apakah Reyna bantuin Cessa buat beresin barang-barang yang dia mainin? tentu jawabannya, tidak. Maka dari itu, dirinya sekarang lebih memilih memainkan handphone-nya seraya menunggu Cessa beresin barang-barangnya.
"Yuk, ke kantin. Mungkin Sean nungguin lo di kantin," ucap Cessa yang berdiri dan siap-siap untuk pergi ke kantin.
"Oke."
Di sinilah mereka sekarang, di kantin sekolah yang kini ramai dengan para siswa dan siswi dengan perut kelaparan.
Reyna dan Cessa melihat-lihat area kantin yang penuh sesak. Entah kenapa, hari ini kantin sangat ramai bahkan semua meja yang ada di sana sudah ditempati oleh semua siswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous Boyfriend
Novela JuvenilSetelah mengikuti lomba 'Prince and Princess sekolah', Sean dan Reyna menjadi pasangan yang manis dan romantis. Hubungan mereka sudah bertahan selama dua tahun, dan tinggal beberapa bulan lagi mereka akan lulus. Sifat Sean yang selalu memanjakan Rey...