Epilog nih, bener-bener akhirnya.
•Happy reading•
10 tahun kemudian.
Amsterdam, Belanda
Terlihat seorang wanita sedang jalan-jalan di taman seraya menggandeng seorang anak laki-laki.
Anak laki-laki itu sangat senang karena bisa mengunjungi kota kelahirannya lagi. Apalagi berjalan bersama Mommy nya yang sudah satu tahun tidak menemuinya, karena merawat sang kakek yang sedang sakit.
Anak kecil itu menarik tangan sang Mommy buat beli es krim di dekat air mancur.
"Mom, I want ice cream," ucap anak itu sambil menunjuk pedagang es krim keliling.
"Okey, dare, calm down. Nanti kamu jatuh," ucap sang Mommy.
Setelah sampai di tempat pedagang es krim, anak kecil itu lantas memesan es krim yang dia mau.
Buk
Terdengar suara orang yang tengah menabrak sesuatu. Yang ternyata ada kecil yang menabrak kaki sang Mommy saat dia membayar es krim yang di pesan anaknya.
"I'm sorry, mrs."
Tiba-tiba ada seorang pria yang datang, dan langsung memegangi anak kecil itu.
"No problem. Hey kids, are you okay?"
Anak kecil laki-laki yang sedang makan es krim itu memiringkan kepala ke samping.
"Tere, ngapain kamu nabrak Mommy aku," ucap anak kecil laki-laki, yang bernama Sero.
"Aku mau es krim, tapi Papa nggak ngizinin," ucap anak yang baru saja menabrak mommy Sero, seraya menunjuk ke arah pria yang dia panggil dengan sebutan 'Papa'.
Lantas Sero dan mommy-nya melihat ke arah yang dituju.
"S-Sean," gumam Mommy dari Sero, atau Reyna.
"Tere, kamu udah makan es krim tadi, kok mau es krim lagi?" ucap orang yang dipanggil 'Sean'.
"Nggak apa, ayo, kita makan es krim punyaku," ucap Sero seraya meraih tangan Tere.
"May i have an extra spoon?" tanya Sero pada pedagang es krim.
"Sure. Nah," ucap pedagang itu sambil menyerahkan sendok lagi pada Sero.
Sero langsung menerimanya sambil berkata, "Thanks, uncle."
"Your welcome, Sero."
Setelah itu, Sero menarik tangan Tere dan mengajaknya untuk duduk di bangku taman.
Sedangkan dua orang dewasa itu melihat mereka dengan ekspresi bingung.
"Lucu banget, ya, mereka," ucap Sean pada Reyna.
"Iya."
"Wajah Sero mirip banget sama Daddy-nya, ya," ucap Sean setelah melihat Sero dan Tere duduk di bangku kosong.
"Wajah Tere juga mirip banget sama kamu," ucap Reyna sambil menatap Sean.
"Kalau Tere itu mirip Mommy-nya," ucap Sean membetulkan ucapan Reyna.
Reyna tersenyum kecil mendengar ucapan Sean. Walaupun mereka sudah lama tidak bertemu, getaran di hati Reyna saat melihat Sean masih tetap sama.
"Papa! Enak banget tau es krimnya Sero," ucap Tere setelah Sean duduk di sampingnya.
"Kalian udah saling kenal, ya?" tanya Reyna pada putranya.
"Tere teman sekelas aku Mom," ucap Sero pada Mommy-nya.
Saat kedua anak kecil itu asik makan, sedangkan kedua orang dewasa saling diam dan mendengarkan celotehan yang keluar dari kedua anak kecil itu.
"Aduh, Kak, sakit. Tere, suruh mommy kamu lepasin tangannya dari telinga Papa," ucap Sean saat telinganya ditarik oleh seorang wanita.
"Gue cariin ke mana-mana, nggak taunya malah duduk di sini, dasar muda-muda keladi," ucap orang itu setelah melepaskan tangannya dari telinga Sean.
"Salahin Tere, tuh, lari-larian mulu dari tadi," adu Sean seraya menunjuk Tere yang sedang makan es krim dengan Sero.
Wanita itu geleng-geleng kepala melihat tingkah dua orang beda usia itu, tapi dia melihat ada seorang wanita lain yang duduk di samping anak laki-laki.
"Eh, maaf-maaf. Eh, maksudku," ucap Wanita itu gelagapan.
"Dia orang Indonesia, Kak."
"Tante, Tante, kenalin, ini mommy aku," ucap Tere seraya memeluk kaki mamanya.
"Oh iya, salam kenal, kak," ucap Reyna mengulurkan tangannya.
"Iya salam kenal. Siapa namanya?" tanya wanita menerima uluran tangan dari Reyna.
"Reyna, Kak."
Wanita itu ber-oh ria. Pantes tadi dia seperti kenal sama wajah itu.
"Oh, Reyna ternyata, kirain siapa. Makin cantik, ya, kamu sekarang. Aku baru tau kalau ternyata Sero itu anak kamu," ucap wanita itu yang membuat Reyna bingung, bukankah ini pertama kalinya mereka bertemu?
Melihat wajah Reyna yang kebingungan, wanita itu terkekeh kecil. Kemudian dia melirik Sean dengan tatapan tajam.
"Aku Tea, Kakaknya Sean. Ya, kita udah lama nggak ketemu, sih, nggak heran kalau kamu lupa," ucap Tea seraya menyuruh anaknya kembali duduk di tempatnya.
"Ha?" Reyna masih bingung mencerna apa yang terjadi. Dia kira kalau wanita di depannya ini istri Sean, pantas saja wajah mereka mirip, ternyata Kakaknya.
"Iya. Tere ini anak Kakak yang ke tiga," ucap Tea yang masih mencoba menjelaskan.
Sedangkan Reyna masih belum mengerti. "Tapi, kenapa??"
"Oh, panggilan 'Papa', ya? Tere emang kebiasaan panggil Sean dengan sebutan 'Papa' karena Sean yang sering main sama Tere. Dia nggak bilang, ya?"
Reyna menggeleng, yang membuat Tea menatap Sean dengan pandangan julit. Adiknya itu kayaknya mencoba membohongi Reyna, kalau Tere itu anaknya.
"Oh, ya, Rey. Bilangin Sean dong buat cepat cari pasangan, dia selalu nolak kalau di suruh nikah," adu Tea pada Reyna.
"Kakak ... Udah Sean bilang kalau mereka nggak cocok sama Sean," ucap Sean yang menolak ucapan Tea.
Sedangkan Reyna tersenyum getir mendengar itu. Apakah Sean tidak pernah menjalin hubungan setelah putus dengannya? Sampai dia belum menikah sekarang? Itu yang ada di pikiran Reyna sekarang.
Tamat
Uhuy, akhirnya tamat juga.
Terima kasih sudah membaca
Jangan lupa vote dan komen
See you all 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous Boyfriend
Teen FictionSetelah mengikuti lomba 'Prince and Princess sekolah', Sean dan Reyna menjadi pasangan yang manis dan romantis. Hubungan mereka sudah bertahan selama dua tahun, dan tinggal beberapa bulan lagi mereka akan lulus. Sifat Sean yang selalu memanjakan Rey...