•Happy Reading•
"Kakak!! Aku ketemu Elen!"
Setelah melihat kakak-kakaknya yang duduk di bangku dekat tembok, Reyna lantas berlari ke arah mereka, sambil menggandeng tangan Elena.
Kini mereka berdua tampak seperti anak-anak taman tadika mesra yang bergandengan tangan saat pulang sekolah.
"Elen? Elena teman kamu itu? Yang kalau mau berangkat sekolah harus dikuncir kuda?" tanya Lauren yang melihat wajah orang yang dibawa Reyna mirip sama teman masa kecil Reyna yang sangat identik dengan kuncir kuda.
"Iya, Kak. Elena Rebexxa, temen kecil Reyna."
Dari yang Lauren tau, Elena itu temen Reyna saat mereka masih dijenjang sekolah dasar. Dan saat ke SMP, Elena tidak satu sekolah sama Reyna dan komunikasi mereka selesai saat itu juga. Maklum, masih anak-anak yang saat itu belum mengenal yang namanya smartphone.
"Iya, Kakak ingat. Well, lama nggak ketemu, Len," sapa Lauren ke Elena seraya mengulurkan tangan bermaksud untuk berjabat tangan.
"Iya, kak," jawab Elena menerima jabat tangan Lauren.
Sedangkan Liam kini clingak-clinguk seperti mencari seseorang, hingga Reyna yang melihatnya lantas bertanya pada Liam.
"Cari apa, Kak?" tanya Reyna pada sang kakak. Padahal dirinya sudah ada di sini, kenapa kakaknya itu seakan mencari orang lain. Membuat sebal saja, karena merasa tidak diperhatikan.
"Bukan 'apa', tapi 'siapa'. Ini Sean ke mana? Nggak bareng sama kamu?" tanya Liam yang ternyata mencari keberadaan Sean.
"Oh, ya, bener juga. Sean ke mana, Rey?" Kini Lauren juga bertanya kepada Reyna.
Pasalnya dari yang Lauren tau, saat ada Sean di samping adiknya, Reyna akan menempeli Sean terus bagai perangko dan kertas. Dan sekarang, Reyna melupakan Sean? Mustahil.
"Sean?" Reyna bergumam sebentar. Sepertinya, dia pernah mendengar nama itu sebelumnya, tapi siapa, ya.
Tiba-tiba saat Reyna sedang berfikir, seseorang muncul di belakangnya dan mengagetkan dia dengan memukul bahunya dengan keras.
"Ba!! Maaf, Kak, Sean ke belakang dulu tadi," ucap Sean yang mengagetkan Reyna.
Tapi sepertinya Sean salah perkiraan, karena Reyna sekarang benar-benar dibuat kaget karena ulahnya. Bahkan, Reyna terkejut sampai memegangi dadanya.
"Ih. Kaget aku! Ngambek pokoknya," pekik Reyna yang melihat Sean duduk di samping Liam, padahal dia belum duduk?!!
"Maaf, deh. Nanti aku ajak jalan-jalan berdua sebagai permintaan maaf," ujar Sean seraya tersenyum senatural mungkin.
Reyna tidak terlalu tertarik sepertinya mendengar tawaran Sean. Padahal saat masih dimobil tadi, gadis itu yang meminta Sean untuk jalan berdua, tapi Sean menolak dan meminta kalau lebih baik jalan bareng-bareng aja.
"Nggak, aku udah nggak tertarik," ucap Reyna sambil menarik tangan Sean karena dia mau duduk.
"Eh? Ada apa?" Sean pun berdiri karena Reyna terus-terusan menarik tangannya.
"Aku mau duduk! Rey, capek habis main sama Elen tadi," ucap Reyna yang langsung duduk di tempat Sean, tak lupa membawa Elena untuk duduk di sampingnya.
Sean hanya melihat Reyna yang duduk di bangkunya. Ketahuilah, bahwa bangku itu hanya ada empat tempat untuk diduduki, karena design-nya nyambung gitu. Mirip bangku-bangku yang berada di rumah sakit, cuma kalau bangku ini tidak ada senderannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous Boyfriend
Teen FictionSetelah mengikuti lomba 'Prince and Princess sekolah', Sean dan Reyna menjadi pasangan yang manis dan romantis. Hubungan mereka sudah bertahan selama dua tahun, dan tinggal beberapa bulan lagi mereka akan lulus. Sifat Sean yang selalu memanjakan Rey...