•Happy Reading•
Setelah kejadian Cessa yang memanggil Sean, Reyna langsung tidak mengizinkan Cessa buat ke ruangannya lagi. Dan selama Reyna dan Sean satu ruangan, mereka tidak pernah interaksi sama sekali.
Sekarang adalah pelajaran matematika, dan itu adalah pelajaran yang paling Reyna suka. Tapi saat lembar soal baru di bagikan, Reyna lantas melihat ke kursi Sean yang hari ini kosong.
"Dia nggak masuk, ya," gumam Reyna seraya masih melihat kearah meja Sean.
Saat semua kertas sudah dibagikan, pintu ruangan itu diketuk dari luar.
"Permisi, bu."
Lantas, semua orang yang ada di ruangan itu melihat ke arah pintu kelas. Mencari tau siapa yang mengetuk pintu itu.
"Masuk aja, Yan. Udah selesai urusannya?" tanya guru pengawas pada Sean yang saat ini salim ke dirinya.
"Sudah, Bu," jawab Sean sambil tersenyum.
Guru pengawas itu memberikan lembar soal dan jawaban pada Sean, setelah itu berkata, "Ini soal kamu."
"Terima kasih, Bu," jawab Sean yang kembali ke mejanya setelah menerima kertas ujiannya.
"Dari mana aja? Habis dibabuin Natha lagi?" bisik Zero pada Sean yang baru saja duduk.
"Nggak, tadi disuruh Bu Parti ke ruangannya."
"Oh, kirain dibabuin Natha," ucap Zero yang kembali pada soalnya lagi.
Tapi, saat Sean baru aja datang sampai dia duduk di tempatnya, ada Reyna yang masih memperhatikannya sampai ditegur guru pengawas karena dia anggap mencontek.
"Rey, hadap ke depan. Kerjakan soalnya sendiri," ucap guru pengawas pada Reyna.
Yang ditegur tidak membalas ucapan guru pengawas, tapi dia menuruti ucapan itu dan kembali ke soalnya.
"Ayo, Rey, fokus. Baru empat hari, masih kurang empat hari lagi," gumam Reyna membuat orang yang ada di sampingnya ikut melirik tapi tidak berani membalas.
Sekarang ruang ujian ini sepi setelah kejadian tadi. Tapi ada juga yang lempar-lemparan kertas saat guru pengawas sedang main ponsel.
Setelah dua jam lebih otak mereka benar-benar digunakan semaksimal mungkin, kini mereka bisa istirahat buat dinginin otak mereka sebentar, sebelum pelajaran ke tiga dimulai.
"Yan, gue nggak kuat berdiri. Kepala gue muter-muter kayak gasing," ucap Zero yang baru saja berdiri tapi langsung memegangi bahu Sean dan tangan satunya memegangi kepalanya.
"Yaudah, lo duduk aja."
Zero mengangguk, kemudian merogoh sakunya dan menyerahkan beberapa pecahan uang ke hadapan Sean, yang membuat dia menyerngitkan dahinya.
"Beliin gue es sama jajan," ucap Zero.
"Ini namanya lo yang ngebabuin gue." Sean melihat Zero dengan pandangan datar.
Yang di pandang gitu langsung memegangi kepalanya dan mengaduh kesakitan lagi. Zero melirik-lirik Sean dengan mata yang dikedip-kedipkan.
"Jijik gue lihat mata lo, rasanya mau gue colok," ucap Sean yang mengambil uang Zero yang ada di meja, kemudian berdiri.
"Kak Sean, i love you." Saat Zero akan memeluk Sean, Sean langsung menaruh tangannya di kepala Zero sampai Zero terduduk lagi.
"Gue masih suka cewek," ucap Sean sebelum meninggalkan Zero yang seperti tersedot nyawanya.
Saat Sean sampai di depan pintu kelas, dia bertabrakan dengan Reyna dari arah berlawanan. Sean dengan cepat meraih pinggang Reyna, agar Reyna tidak jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous Boyfriend
Ficção AdolescenteSetelah mengikuti lomba 'Prince and Princess sekolah', Sean dan Reyna menjadi pasangan yang manis dan romantis. Hubungan mereka sudah bertahan selama dua tahun, dan tinggal beberapa bulan lagi mereka akan lulus. Sifat Sean yang selalu memanjakan Rey...