•Happy Reading•
"Yan. Gue boleh nginep di sini lagi, nggak?"
Setelah Sean pulang dari sekolah, dia dikejutkan dengan kehadiran Liam di rumahnya, padahal cowok itu sudah pulang satu minggu yang lalu.
"Kaget gue, Kak. Kok Kakak bisa di sini?" tanya Sean setelah menaruh tasnya di atas meja.
"Diusir untuk yang ke dua kalinya gue, hahaha." Liam tertawa kecil karena mengingat kejadian tadi pagi di apartemen Lian.
Sean terdiam ketika mendengar jawaban Liam. "Terus Kak Lian gimana, Kak?" tanya Sean pada Kakak keempat Reyna.
Saat Liam akan menjawab pertanyaan Sean, tiba-tiba dari dapur datang seorang cowok dengan santainya sambil membawa dua cangkir teh di kedua tangannya.
Sedangkan di belakang Lian ada Mamanya Sean yang juga membawa nampan berisi cemilan untuk anaknya dan anak angkatnya. Karena Liam beberapa kali numpang di rumah Sean menjadikan Liam sudah seperti Kakak kandungnya Sean.
"Ganti baju dulu, Yan, setelah itu baru makan. Tadi Mama sama Lian masak ayam goreng," ucap Mama Sean seraya menaruh nampan di meja, dibantu oleh Liam.
"Iya, Ma." Sean berdiri kemudian membawa tas miliknya untuk dia taruh di kamar yang berada di lantai dua.
Saat Sean akan menaiki tangga, Mamanya tiba-tiba memanggil Sean.
"Tadi Zero ke sini buat nganterin kertas-kertas gitu. Udah Mama taruh di meja belajar kamu," ucap Mama Sean yang langsung diangguki oleh Sean.
"Iya, Ma."
Setelah melihat Sean yang sudah naik ke atas, Mamanya Sean pun pamit untuk kembali ke ruang kerjanya.
"Semangat kerjanya, Tante cantik," ucap Lian dan Liam kompak.
Mama Sean yang melihat itu tersenyum lucu. Mereka itu terkadang bikin ketawa ketika bersama. Apalagi pertemuan pertama Liam dan Mama Sean saat pertama kali menginap ke rumah Sean agak lucu. Karena Liam mengira kalau Mamanya Sean itu pembantu baru yang ada di rumah Sean.
"Kapan lo balik? Gue nggak mau di marahin Papa lagi gara-gara lo yang nggak mau pulang ke rumah," tanya Liam tiba-tiba pada adik kembarnya.
"Nanti. Gue nungguin lo balik sama gue, apalagi lo udah putus sama dia, harusnya lo nggak perlu diusir dari rumah," jawab Lian yang kembali pada mode sangarnya.
Lian menyesap tehnya kemudian melihat ke arah Liam, "Jangan mulai lagi Ian. Dia nggak tau apa-apa soal masalah gue, dan kita udah putus," ucap Liam setelah dia sadar kalau Lian melihat dia dengan pandangan memohon.
"Maka dari itu. Kalian udah putus, tapi kenapa lo masih harepin dia balikan sama lo, sampe berani ngelanggar perintah Papa." Lian tidak paham dengan Kakak kembarnya ini. Pasalnya, seorang playboy seperti Liam yang sekarang punya banyak pacar tapi masih mengharapkan mantannya agar mereka bisa balikan.
"Ian. Jangan bikin gue keliatan seperti orang bodoh yang mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin," ucap Liam setelah memakan cemilan buatan Mama Sean.
"Kalau aja kita di apartemen gue. Udah teriak gue kalau yang lo omongin emang kenyataan dari diri lo sendiri." Liam tertawa mendengar ucapan frontal dari Lian.
Ingin rasa Lian masuk ke hati Liam buat tanya kebenaran kenapa Kakak kembarnya itu sangat menginginkan mantannya yang hanya beberapa bulan pacaran. Padahal pacar-pacar Liam yang sudah bertahun-tahun kalau udah putus, ya, putus aja tidak seperti mantannya yang satu ini.
Liam menampol punggung Lian sampai Lian yang sedang makan itu tersedak. "Kaget gue, Iam. Kalau gue masuk rumah sakit gimana? Sumber uang lo ada di gue semua."
Lian meminum teh milik Liam karena tehnya sudah habis. "Lagian, kenapa lo salting ketika gue liatin begitu? Suka lo sama gue? Sorry meskipun gue jomblo, tapi gue masih suka cewek cantik."
"Lo tuh sukanya sama teman adik lo. Dasar lo, tau aja mana yang masih muda," gurau Liam yang pahanya langsung ditepuk Lian sampai dia mengaduh.
"Diem, lo. Kita masih ada di rumahnya Sean ini, kalau dia tau bisa berabe." Benar sekali, anak kembar tetap anak kembar. Mereka akan memperlihatkan dirinya yang asli hanya kepada saudara kembarnya, bahkan orang yang se-cool Lian bisa salting ketika Liam menggodanya soal gebetan.
"Yee, nggak usah malu kalau lo suka sama Cessa. Dari yang gue tau, Cessa baru putus sama pacarnya, tapi dia masih gamon, sih." Liam tertawa ngakak setelah menggoda Lian.
Tapi saat Liam menggoda Lian, Sean datang dari atas dan ikut menimbrung walaupun tidak terlalu paham.
"Eh, Kak Liam suka sama Cessa?"
Lian yang mendengar itu langsung tertawa ketika melihat wajah masam dari Liam.
"Eh, Kak Lian bisa tertawa juga. Aku kirain kalau ada Reyna aja kakak bisa tertawa," ucap Sean dengan polosnya.
Dan kini berganti, Liam yang menertawakan adik kembarnya karena ucapan polos dari mantan pacar adiknya itu.
"Dia cover-nya aja yang kalem, cool, dan berwibawa. Tapi dalemnya sama aja, sama-sama receh. Bahkan dia liat upin-upin aja ketawa, padahal nggak ada lucu-lucunya sama sekali."
Lian langsung membekap mulut Liam sebelum rahasianya terbongkar semua. Bisa hancur image Lian yang terkenal dengan karakter seperti prince-prine dalam manga yang cool abis.
"Tangan lo bau ayam, Ian, mau muntah gue," ucap Liam setelah menyingkirkan tangan Lian dari mulutnya. Pasalnya, Lian baru aja makan ayam goreng yang dia buat sama Mama Sean, dan karena Lian males cuci tangan jadi tangan dia masih kotor bekas minyak ayam goreng.
"Cepat lo cuci tangan. Ganteng-ganteng kok males cuci tangan, pantes nggak punya pacar." Dan untuk yang kedua kalinya, Liam dibekap Lian yang tangannya masih bau ayam goreng.
Liam diseret ke dapur tapi masih dalam keadaan dibekap Lian sampai tangan Lian dipukul-pukul Liam, karena cowok itu tidak bisa bernafas.
"Ngapa lo ketawa-ketawa gitu? Stres karena diputusin Reyna? Kasian, deh."
Tiba-tiba setelah Liam dan Lian hilang dari pandangannya, Tea alias Kakak kedua Sean datang dari arah yang sama seperti Lian dan Liam.
"Kok lo ada di sini?" tanya Sean pada Kakaknya. Pasalnya, Tea baru aja nikah satu tahun yang lalu dan sekarang dia sudah hamil anak pertama.
"Gue nggak boleh pulang ke rumah gue sendiri? Sok banget lo setelah gue tinggal," ucap Tea yang duduk di samping Sean.
"Bukan gitu. Tapi, kan, lo tinggal di luar negeri sekarang."
Tea tertawa kecil melihat wajah melas adiknya itu. "Arsen ada perjalanan bisnis ke Dubai. Dan gue nggak mau ikut, jadi gue minta dianterin ke sini aja. Sekalian ngehibur adik gue yang katanya sedang putus cinta."
"Kayak lo nggak pernah putus aja, Kak," ucap Sean seraya melihat perut Kakaknya yang makin besar ketika mereka terakhir kali bertemu.
"Maka dari itu. Karena gue udah berpengalaman, jadi gue bisa ngasih motivasi dan saran-saran buat lo."
To be continue
Gimana menurut kalian part kali ini?
Terima kasih sudah membaca
Jangan lupa vote dan komen
See you all 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous Boyfriend
Teen FictionSetelah mengikuti lomba 'Prince and Princess sekolah', Sean dan Reyna menjadi pasangan yang manis dan romantis. Hubungan mereka sudah bertahan selama dua tahun, dan tinggal beberapa bulan lagi mereka akan lulus. Sifat Sean yang selalu memanjakan Rey...