•Happy Reading•
Setelah beberapa bulan berjalan, kini acara pertunangan antara Mahen dan Reyna terjadi.
Semua tamu undangan mulai dari kerabat, partner bisnis, sampai teman-teman mempelai dan keluarga datang untuk melihat satu ikatan keluarga yang akan berlangsung.
Sedangkan Reyna kini berdiri di depan cermin melihat pakaian yang dia kenakan begitu mewah dan elegan.
"Sudah siap, Rey?" tanya Mama Reyna dari luar kamar Reyna.
"Iya, Ma," ucap Reyna lirih.
Pintu terbuka, memperlihatkan Reyna yang begitu cantik dengan balutan pakaian berwarna putih.
"Yuk, sayang, semua orang sudah menunggu," ucap Mama Reyna seraya meraih bahu sang anak.
Reyna mengikuti sang mama yang membawanya ke lantai bawah, tempat dimana dia akan diikat dengan seorang laki-laki yang tidak dia cintai.
Saat berjalan, Reyna tidak berani melihat ke para tamu, dia terus menunduk sampai dia duduk di kursi yang tersedia di samping Mahen.
Setelah Reyna duduk, acara pun dimulai. Rangkaian acara berlangsung selama hampir satu jam lebih.
Sekarang acara selesai, Reyna memberanikan diri untuk melihat ke arah para tamu. Kini dijari manisnya telah terpasang cincin dari seorang laki-laki yang tidak Reyna harapkan berada di sampingnya.
"Gimana perasaannya, Rey?" bisik Mahen yang hendak meraih tangan Reyna tapi gadis itu langsung menyembunyikan tangannya, seolah tidak mau untuk digenggam oleh siapa pun.
"Baik."
Kini para tamu dan ke dua orang tua sedang saling sapa, tak jarang hubungan para tamu iki terjalin dengan sendirinya, seperti tawaran buat kerjasama.
Saat Reyna melihat Lian yang sedang bicara sama seseorang, tiba-tiba setetes air matanya jatuh dengan sendirinya.
Sean Alfarez kini benar-benar menepati ucapannya untuk datang di acara pertunangan Reyna. Bahkan dia bisa berbicara dengan saudara-saudara Reyna dengan raut wajah santai.
Merasa ada yang memperhatikan, Sean melihat ke sekelilingnya untuk mencari siapa orangnya. Dan ternyata orang yang sedang dia cari tengah duduk bersama sang tunangan dengan wajah yang memerah seakan menahan tangisannya.
"Selamat, ya, jangan nangis dong," ucap Sean tanpa suara pada Reyna yang masih melihatnya.
Reyna mendapat senyuman juga ucapan itu dari Sean langsung membalikkan badannya, sambil memegang dadanya kuat. Setetes dua tetes air mata kini membasahi pipinya Reyna, dadanya benar-benar sesak sekarang. Dia ingin berteriak kalau ini bukan yang dia inginkan, dia ingin pergi ke pelukan Sean yang sekarang sangat tampan dengan balutan kemeja hitam.
Mahen yang merasa bahu tunangannya itu bergetar, lantas membalikkan tubuhnya untuk melihat wajah Reyna. Berapa terkejutnya dia melihat Reyna yang sedang menangis tanpa suara sambil memegangi dadanya.
"Rey? Hey," bisik Mahen mengelus bahu Reyna.
"Hey, kenapa? Pertunangan kita sudah selesai," ucap Mahen sambil memegangi tangan Reyna.
Sedangkan para tamu yang melihat itu tersenyum bahkan tertawa, karena mereka mengira kalau Reyna tengah menangis bahagia karena pertumbuhannya dengan Mahen.
"Wah, dia sampai terharu," ucap salah satu tamu undangan.
"Betapa tersentuh dia, setelah jadi tunangan orang yang dicintainya," sambung yang lain.
"Pasti dia sangat bahagia setelah resmi dengan orang yang dia sayang."
"Kalau aku jadi dia pasti sangat senang sampai bener-bener nangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous Boyfriend
Teen FictionSetelah mengikuti lomba 'Prince and Princess sekolah', Sean dan Reyna menjadi pasangan yang manis dan romantis. Hubungan mereka sudah bertahan selama dua tahun, dan tinggal beberapa bulan lagi mereka akan lulus. Sifat Sean yang selalu memanjakan Rey...