•Happy Reading•
"Udahlah, Rey, mungkin Sean cuma bantu temennya."
Jadi tadi sore, Reyna minta Elena untuk main ke rumahnya. Karena kebetulan semua Kakak-kakaknya sedang pergi dan sibuk dengan perusahaan mereka, dan kedua orang tuanya belum balik dari kunjungan ke perusahaan mereka yang berada di luar kota.
Sekarang mereka berada di kamar Reyna dengan si pemilik kamar yang menangis sambil memeluk boneka Pikachu yang dulu adalah hadiah dari Sean ketika Reyna ulang tahun.
"Tapi, Len, Sean itu bukan tipe cowok yang gampang tertawa kalau sama cewek lain," ucap Reyna sambil menangis sesenggukan.
Elena mengelus rambut Reyna. Pasalnya, Reyna tidak berhenti menangis dari dia saat dia mulai masuk ke kamar Reyna.
"Mungkin dia cuma mau bantuin temennya," ujar Elena yang sejak tadi sudah memberi nasehat-nasehat agar Reyna bisa berhenti menangis.
Mendengar ucapan Elena, bukannya tangisan Reyna berhenti, tapi malah semakin kencang karena ucapan Elena.
"Jadi Sean beneran selingkuh?!" seru Reyna sambil meninju-ninju boneka Pikachunya.
"Nggak, Rey. Kok nolong orang dibilang selingkuh, sih. Aduh, kalau gue bilang gitu ntar dia makin nangis, jadi serba salah gue," ujar Elena seraya memelankan kalimat terakhir. Takut Reyna yang mendengar itu merasa tidak didengarkan.
Reyna menangis dengan keras sampai Elena menutup telinganya, karena tangisan Reyna begitu nyaring. Sampai Elena ragu, kalau Reyna menangis hanya karena Sean.
"Udah, Rey, udah." Kini Elena mirip orang tua yang sedang menenangkan anaknya saat menangis.
Tangisan Reyna tidak berhenti bahkan sampai suara Reyna terdengar serak dan terbatuk-batuk.
"Sean jahat. Sean lebih milih cewek lain dari pada Rey," ucap Reyna terbata-bata karena tak henti-hentinya menangis.
Ingin rasanya Elena meneriaki Reyna karena terlalu ribut dengan masalah kecil ini. Bahkan, kini Elena bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah Sean memang tidak pernah berbicara sama cewek lain karena melihat reaksi Reyna yang langsung uring-uringan.
"Enggak, Rey. Nyatanya, Sean tadi kesini, kan, buat bujuk kamu," ucap Elena. Walaupun dia tidak tau apakah Sean benar-benar datang ke rumah Reyna atau tidak, tapi dari perkataan Reyna yang bilang kalau tadi Sean sempat ke rumah Reyna tapi langsung diusir Reyna karena belum siap menemui Sean.
"Sean cuma cari alasan. Dia bahkan nggak menyadari kesalahannya apa, Sean bener-bener selingkuh!" seru Reyna untuk yang ke sekian kalinya. Reyna bilang gitu karena mendengar Sean yang teriak dari luar saat dia tidak membiarkan Sean masuk ke rumahnya.
Elena yang prihatin melihat keadaan Reyna dengan mata dan seluruh wajah yang sudah berubah menjadi merah, lantas menaruh kepala Reyna di bahunya.
"Udah, ya. Kamu tenang dulu, nanti diomongin baik-baik sama Sean kalau kamu udah siap. Karena Elen yakin kalau Sean itu nggak pernah selingkuh dari kamu," tutur Elena sambil menepuk-nepuk kepala Reyna yang bersandar di bahunya.
"Tapi kalau Sean minta putus gimana? Aku nggak mau putus sama Sean," ucap Reyna dengan nada rendah. Padahal dia sendiri yang pernah bilang kalau dia mau putus sama Sean, kenapa malah overtingking kalau Sean bakal mutusin dia.
Elena memilih diam ketika mendengar ucapan Reyna. Karena dia tau kalau dia diam pasti Reyna tidak akan berbicara lagi.
Karena Elena tidak menjawab ucapan Reyna, cewek itu lantas mendusalkan kepalanya ke leher Elena kemudian memeluk Elena untuk menyamankan posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous Boyfriend
Fiksi RemajaSetelah mengikuti lomba 'Prince and Princess sekolah', Sean dan Reyna menjadi pasangan yang manis dan romantis. Hubungan mereka sudah bertahan selama dua tahun, dan tinggal beberapa bulan lagi mereka akan lulus. Sifat Sean yang selalu memanjakan Rey...