•Happy Reading•
Hari ini, Sean seneng banget karena bisa ngobrol sama Reyna lagi setelah berhari-hari mereka hilang kontak.
"Kenapa lo? Seneng banget keliatannya," ucap Zero yang baru masuk ruang OSIS.
"Masih bocil nggak usah kepo." Sean mengacuhkan keberadaan Zero yang kini duduk di hadapannya dengan wajah muram.
"Kenapa lagi lo, cil?" tanya Sean pada Zero yang masuk-masuk udah kusem aja wajahnya.
Zero melihat Sean sekilas, kemudian menghembuskan nafas kasar, setelah mengingat kejadian tadi pagi yang hampir mengubah hidupnya.
"Gara-gara lo berangkat telat?" Zero mengangguk, kemudian menggeleng mendengar pertanyaan Sean.
"Motor gue disita," ucap Zero dengan wajah melas.
Jadi tadi pagi, Zero telat berangkat sekolah karena dia lupa kalau hari ini ada upacara. Dan bodohnya lagi, dia ketahuan Natha saat dia dan teman tongkrongannya balapan saat berangkat ke sekolah.
Dan seperti yang diharapkan, karena Zero telat plus ketahuan Natha balapan pagi-pagi, dia langsung di telfon Ayahnya dan bilang kalau motornya akan disita. Gimana Ayahnya bisa tau? Tentu dari Natha yang cepu.
"Natha?"
Zero mengangguk lesu. Sial benget hidupnya hari ini, mana tadi dia juga habis dihukum karena telat. Dan saat masuk kelas, dia lupa ngerjain PR dan dihukum lagi. Terus saat baru aja mau istirahat di kantin, dia langsung ditelfon Ayahnya, yang berakibat dia tidak jadi ke kantin dan malah pergi ke ruang OSIS.
"Terus ngapain lo ke sini? Ini, kan, markasnya Natha," ucap Sean pada Zero yang mode lemah letih lesu.
"Nggak tau. Gue bosen ke kelas, gue nggak minat ke kantin karena ingat nasib Paijo yang mau dikarantina sama boss besar," ucap Zero seraya menopang dagunya.
Oh iya, Paijo itu nama motor Zero yang sudah dia besarkan seperti anak sendiri. Bahkan dia bisa dapetin Paijo dari hasil ngemis-ngemis ke orang tuanya.
"Makanya nggak usah banyak tingkah," saut Natha yang berjalan di belakang Zero.
"Kalau lo nggak cepu. Paijo gue masih aman, ya, Nat!" seru Zero yang melihat Natha duduk di kursinya.
Sedangkan Natha menumpu dagunya seraya melihat Zero dengan pandangan mengejek.
"Tapi lo bisa pakai motor gue. Jadi gue masih baik, dong?" tanya Natha.
"Paijo nggak bisa lo bedain sama motor siput lo yang jadi sarang debu karena lo nggak pernah lo pakai," ucap Zero yang memincingkan alisnya.
"Gue bisa pakai tuh motor, ya! Jangan ngadi-ngadi lo."
"Gue yakin, motornya udah perlu banyak perbaikan karena pemiliknya yang nggak becus."
"Seenaknya aja lo bilang gue nggak becus."
Di saat Natha dan Zero sedang berdebat, pintu ruang OSIS terbuka menampilkan Cessa yang sedang membawa bungkusan plastik.
"Eh, gue mau marah sama lo tapi salfok sama mereka berdua. Kenapa, tuh? Ribut lagi?" tanya Cessa saat melihat Natha dan Zero saling menatap sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous Boyfriend
Fiksi RemajaSetelah mengikuti lomba 'Prince and Princess sekolah', Sean dan Reyna menjadi pasangan yang manis dan romantis. Hubungan mereka sudah bertahan selama dua tahun, dan tinggal beberapa bulan lagi mereka akan lulus. Sifat Sean yang selalu memanjakan Rey...