Ali telah berada dikamarnya, ia menarik nafas dalam berkali-kali.
"Astagfirullah hal adzim..."
Hanya beristighfar yang bisa Ali lakukan saat mengingat semua yang terjadi, ia benar-benar tidak menyangka jika semua diluar dugaannya.
"Tok...tok...tok..."
Suara ketukan pintu membuat Ali tersadar dari lamunannya.
"Masuk..." Ucapnya.
Ali tersenyum saat pak Mamat terlihat saat pintu terbuka dengan membawa sebuah cangkir ditangannya.
"Den...pak Mamat bawakan teh hangat" ucap Mamat sambil berjalan mendekat kepada Ali.
Ali hanya mengangguk dan tersenyum.
"Di minum dulu den, biar hati dan pikirannya bisa lebih tenang" ucap pak Mamat lagi karena ia tau apa yang baru saja terjadi.
"Taro disana aja pak, nanti Ali minum" ucap Ali meminta pak Mamat meletakkan teh yang ia bawa di meja yang berada di dekat tempat tidurnya.
Ali menarik nafas dalam untuk melonggarkan dadanya yang terasa sesak lalu menatap pak Mamat.
"Ada apa den" ucap pak Mamat yang menyadari saat Ali menatapnya.
"Den Ali baik - baik aja kan" tanya pak Mamat kembali saat melihat Ali kembali menarik nafas dalam dan menundukkan kepalanya.
"Ali tidak perna menyangka jika semua akan seperti ini pak..."ucaa Ali dan kembali menarik nafas dalam saat mengingat apa yang terjadi.
Pak Mamat hanya diam menunggu Ali menyelesaikan ucapannya.
"Ali pikir papa akan sedikit lembut saat tau, kalau Ali sudah tau jika papa adalah ayah kandung Ali. Tapi... " Ali menjeda ucapannya dan menghela nafas sejenak.
"Tapi yang terjadi malah sebaliknya...papa semakin keras sama Ali dan semakin menekan Ali, Ali benar-benar enggak tau harus gimana sekarang..." Ujarnya Ali kembali dan terdengar sangat putus asa.
"Den ... Den Ali yang sabar, pak Mamat tau den Ali anak yang kuat, Allah sedang menunjukkan rasa sayang sama Aden, dengan memberikan ujian yang Allah tau, jika akan mampu melewatinya, kalau sekarang Aden binggung harus gimana, maka mintalah petunjuk dari_Nya karena semua jawaban ada ditangan Allah, SWT" ujar pak Mamat seraya mengelus lengan Ali untuk memberikan ketenangan.
Ali menganguk dan membalas senyuman pak Mamat dan berkata.
"Ya pak..."
"Sebaiknya den Ali sekarang istirahat, jangan lupa diminum teh nya selagi masih hangat" ucap pak Mamat.
Ali kembali hanya mengangguk dan tersenyum.
"Kalo begitu pak Mamat keluar dulu, ingat den Ali harus istirahat" ucap pak Mamat kembali lalu meninggalkan kamar Ali.
______________________________________Reyhan, ujang dan Bombom baru saja keluar dari gerbang sekolah mereka karena jam pelajar telah selesai.
"Lu mau pulang, atau mau ketempat bokap lu lagi Rey...?" Tanya Ujang.
"Aku mau langsung pulang... tadi aku janji sama ibu, mau bantuin ibu jualan dipasar" jawab Reyhan.
"Ya udah kita langsung Balik ja" ujar Bombom.
"Den..."
Suara Andre membuat mereka berhenti dan beralih melihat kepada Andre yang tersenyum kepada mereka.
"Om Andre..." Ucap Reyhan sangat pelan karena terkejut dengan kehadiran Andre disana.
"Den Ali bisa ikut saya sebentar" ucap Andre lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA ANAK SHOLEH
Fanfictionini masih story tentang Ali dan Reyhan tapi bukan versi MNCTV tapi ini versi aku, cerita akan berbeda jauh dari sinetronnya. jauh banget ngak ada bang Wawan yang tiba2 masuk atau Ali yang bakal berubah jadi jago silat kayak kian Santang. ini real ve...