bab 36

200 24 8
                                    

"assalamualaikum"

"Waalaikumsallam" ucap Salma, ia segera berjalan menuju ruang tamu dan membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Dimas...?" Ucapnya sedikit terkejut saat melihat dokter Dimas berdiri disana.

Dokter Dimas hanya mengangguk dan tersenyum kearah Salma, lalu berkata.

"Apa Aku menganggu?"

"Ah...enggak...aku cuma enggak  nyangka kalau kamu yang datang" jawab Salma cepat lalu tersenyum.

"Yah...Its me" Ucap dokter Dimas singkat yang diiringi dengan tawa yang terdengar renyah ditelinga salma.

"Masuklah..." Ucap Salma mempersilahkan dokter Dimas untuk masuk.

"Aku kebetulan lewat lalu berpikir untuk mampir dan memeriksa keadaan Ali, setelah dia pulang tadi" ucap dokter Dimas sebagai alasan klise untuk tidak membuat Salma curiga jika dia hanya ingin melepaskan rasa rindu kepada Salma dan Ali.

Yah ...dia sangat lmerindukan Salma dan Ali.

"Ali dikamarnya...aku akan mengantarmu kesana" ucap Salma lalu membawa dokter Dimas kekamar Ali.
______________________________________

Faqih hanya duduk diam kursi kerja dan terus menatap foto ali, anak yang sangat dia inginkan untuk kembali kepadanya.

"Ali... Papa kangen nak, papa kangen sama kamu" ucapnya lalu menarik nafas dalam.

"Papa akan melakukan apapun untuk membuatmu kembali percaya dan menerima papa lagi sayang" tekad faqih lalu membawa foto Ali kedalam dekapannya.

"Maafkan papa nak..."
______________________________________

"Ini kamar Ali, masuklah..." Ucap Salma mempersilahkan dokter Dimas untuk masuk kekamar ali.

Dokter Dimas menatap Salma penuh tanya karena memintanya masuk sendiri kekamar Ali.

"Aku harus kembali kedapur, tadi aku sedang memasak jadi ..."

"Kamu harus menyelesaikannya" potong dokter Dimas yang diiringi dengan kekehan kecil dan mendapatkan anggukan dari Salma.

"Masukan lah ... Ali didalam"

"Baiklah nyonya"ucap dokter Dimas membuat Salma tertawa dan lalu meninggalkannya disana.

Ia menatap punggung Salma yang berjalan menjauh darinya.

"Aku sangat suka saat mendengar suara tawamu Salma" monolognya.

Ia menarik nafas dalam lalu membuka pintu kamar Ali dan  melangkah masuk kesana. Ia terdiam saat melihat Ali terlihat begitu tenang saat ia tidur. Ia berjalan perlahan mendekati ranjang Ali seolah takut jika anak itu terganggu.

"Kamu dan reyhan memang memiliki wajah yang sama, tapi entah kenapa, sejak pertama kali aku melihatmu, aku sudah menaruh hati padamu, apalagi setelah mendengar perjuangan ibumu untuk membesarkanmu" ucap dokter Dimas pelan seraya terus menatap Ali.

"Tidurlah nak, aku tidak akan memeriksamu sekarang karena aku takut itu akan membuatmu terganggu" ucap dokter Dimas lalu mencium lembut kening dan meninggalkan kamar Ali.
______________________________________

"Papa mau kemana...?" Tanya reyhan saat melihat faqih begitu rapi.

"Papa ada meeting sama rekan bisnis papa, ya seharusnya tadi pagi, tapi ... kita harus ngantar Ali pulang kan" jawab faqih mendapatkan anggukan dari Reyhan.

"Papa berangkat dulu, jaga Syifa, papa tidak akan lama" pesan faqih lalu berjalan meninggalkan Reyhan disana.

"Andai saja papa membawa Ali kesini, ibu pasti akan ikut dan rumah tidak akan terasa sepi seperti ini" ucap Reyhan seraya melihat faqih berjalan menjauh.
______________________________________

CINTA ANAK SHOLEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang