bab. 17

265 28 16
                                    

"si... Tadi siang mas Faqih datang ..." Ucap Salma kepada sisi saat mereka berdua duduk diruang tamu dan Reyhan tidak ada dirumah.

"Apa... Gimana bisa..."

"Tentu saja bisa, kamu tau siapa mas Faqih dan bagaimana dia" terang Salma.

Sisi hamya mengangukkan kepalanya.

"Dia mengancam kakak jika akan merebut segalanya dari kakak, Kakak engak takut kehilangan materi, kakak bisa berjuang untuk itu, tapi soal anak - anak kakak engak bisa, bagaimana bisa kakak hidup tanpa Mereka, apalagi sekarang Ali sama mas Faqih" ucap Salma.

"Kak Salma tenang dulu, kita harus tetap tenang supaya kita bisa mendapatkan jalan keluar yang terbaik" ucap sisi seraya membelai tangan salma agar salma bisa tetap tenang.

"Bagaimana kalau kita pergi disini..." Ucap Salma.

"Dan hanya membawa Reyhan sama kita? Bagaimana dengan Ali...? Apa kita akan  membiarkan dia berpikir kalau kita mengabaikan dia? Bagaimana dengan perasaannya kak? Ali pasti akan kecewa" ucap sisi.

Salma terdiam dan tak mampu menjawab pertanyaan sisi. Dia kembali menangis dan menyebut nama Ali.

"Ali..." Panggilnya.

"Kak Salma harus tenang dulu dan jangan merasa terintimidasi dengan ancaman mas Faqih, percayalah semua akan baik - baik saja, selama ini kita mampu bertahan dan berjuang. Jika Ali ada disini dia pasti akan meminta kakak untuk kuat dan berjuang, tenang lah kan" nasehat sisi.

"Kamu benar si...kita enggak bisa terus lari, Kakak akan berjuang demi anak-anak dan akan membuktikan pada mas Faqih, jika kakak bukan wanita yang lemah dan jika dia selama telah salah menilai kakak" ucap Salma seraya mengenggam tangan sisi.

"Jika Ali ada disini dia pasti akan berkata ' ibu harus semangat, enggak boleh lemah kan ibu ibunya Ali si jagoan neon" ucap sisi seraya menirukan gaya bicara Ali dan membuat Salma tertawa.

Reyhan yang baru saja tiba dirumahnya berniat akan masuk, namun membatalkan niatnya saat mendengar ucapan sisi.

"Ali... Bahkan ibu bisa tertawa hanya karena Tante sisi menirukan gaya bicaranya, aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika Ali ada disini mungkin ibu akan mengabaikanku" monolog Reyhan.

Reyhan kembali tersadar saat Salma berkata.

"Aku sangat merindukan Ali, entah apa yang ali sedang lakukan sekarang" ucap salma dan tersenyum getir lalu melihat ke arah pintu berharap jika Ali akan berada disana.

"Ali...." Panggil Salma pelan.
______________________________________

Ali Tengah duduk di halaman belakang rumah faqih dan menatap ke arah taman.

"Den Ali..." Panggil Randy

Ali menoleh kepada Randy yang berdiri disampingnya.

"Duduk om..." Ucap Ali.

Randy duduk dikursi yang ada didepannya, lalu berkata.

"Kenapa belum masuk... Ini sudah malam, udara juga makin dingin, bisa masuk anggin kalau terus ada diluar" ucap Randy.

Ali tersenyum kepada Randy seraya mengelengkan kepalanya dan berkata.

"Ali masih mau disini, menikmati udara bebas, itu ngebuat Ali merasa bebas walaupun sebenarnya terpenjara"

Randy hanya membalas senyuman Ali dan menatap pemuda tampan yang berada disampingnya itu dengan tatapan kagum.

"Masuk lah Ali..."

Suara baritone itu membuat Ali melihat ke arah belakang Randy.

"Papa..." Ucap Ali.

"Tuan ... " Ucap Randy lalu berdiri memberi tempat untuk Faqih.

CINTA ANAK SHOLEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang