Ardi terdiam sambil bertopang dagu. Dia memperhatikan perempuan yang duduk di depannya. Sejak kemarin ponsel Kirana tidak aktif. Tadi pagi pun, saat semua panggilan dan pesan sudah bisa terkirim, tidak satu pun yang diresponnya. Lelaki itu memutuskan menemuinya langsung di rumahnya.
Mata Kirana nampak sembab. Beberapa kali perempuan itu mengusap tepian matanya yang basah. Sesekali pula tubuhnya berguncang dengan mata terpejam. Ardi hampir tidak mengenalinya. Kirana yang biasanya ceria, tapi hari ini dia terlihat sangat berduka.
Saat datang kemari, Candramayalah yang membukakan pintu untuknya. Saat itu pula perempuan itu bercerita tentang kejadian kemarin yang menggemparkan rumah ini.
Ardi tidak mendapatkan cerita lengkapnya dari Kirana sendiri. Ardi pun tidak banyak bertanya. Lelaki itu berusaha untuk tidak membuat Kirana trauma. Paling tidak, Kirana tidak lagi mengingat-ingat kejadian mengerikan itu.
Kirana masih menggunakan baju tidur baby doll dengan krem dengan motif bunga kecil. Rambutnya dicepol ke atas. Dia memeluk lututnya. "Maaf, aku ... belum bisa memegang ponselku." Suara Kirana terbata. Sesekali perempuan itu menelan ludah dengan susah seolah ada sesuatu yang mencekat lehernya.
Kirana kembali tertunduk sambil memejamkan mata. Dia menekan matanya dengan tisu sambil tubuhnya terguncang. Ardi dapat merasakan perempuan itu begitu terluka. Dia tidak akan ada yang menyangsikannya. Siapapun akan mengalami hal yang sama saat kehilangan sesuatu yang disayanginya, meski itu hanya binatang peliharaan.
Mungkin orang lain bisa menyarankan Kirana mencari Embul yang lain, tapi Ardi yakin Kirana belum tentu akan punya ikatan batin yang sama dengan pengganti Embul.
Ardi baru sekali bertemu Embul. Dia sempat menggendong kucing gembul itu. Kucing itu begitu menggemaskan. Siapapun pasti ingin menggendongnya dan mengelus bulunya yang halus. Dari penampilan fisiknya saja Ardi bisa menilai bagaimana Embul diperlakukan majikannya.
Kirana sangat menyayangi Embul. Ardi ingat betul setelah makan malam itu, Kirana menggendong Embul dengan gemas sambil berpuisi. Puisi tentang Embul yang dia ciptakan dadakan sambil mempermainkan wajah Embul yang gembil. Perempuan itu terlihat seperti anak kecil yang bahagia karena baru saja mendapat hadiah hewan peliharaan dari orang tuanya.
Kirana terlihat begitu rapuh. Ingin rasanya Ardi menarik perempuan itu ke pelukannya sambil mengatakan bahwa semua akan baik saja. Dia berjanji akan menemukan pelakunya. Demi dirinya dan juga Embul.
"Sepertinya waktunya kurang tepat. Aku akan kembali lagi besok." Tidak banyak yang bisa Ardi katakan saat itu. Semua hal yang ingin dibicarakannya hari ini adalah pembicaraan berat. Ardi tidak yakin Kirana siap mencerna semua saat pikiran dan hatinya masih berduka.
Ardi berpamitan. Dia ingin memberi ruang untuk Kirana sendirian. Untuk sementara Ardi tidak akan menghubunginya. Lelaki itu akan lebih fokus dengan penyelidikannya.
Kirana tidak mengantar Ardi hingga depan. Ardi yang memintanya untuk kembali ke kamar. Kirana lebih perlu waktu untuk sendiri daripada bertemu banyak orang. Saat akan keluar dari pintu utama, Candra menghadangnya. Lelaki itu cukup terkejut dengan kemunculan perempuan itu dengan tiba-tiba.
Candra yang menarik Ardi saat lelaki itu keluar dari pintu utama ke salah satu sudut teras. Perempuam itu beberapa kali menoleh ke jendela untuk melihat ke dalam rumah, memastikan indera pendengaran Kirana tidak menangkap pembicaraan mereka.
"Ini bukan pertama kalinya." Candra sengaja menurunkan suaranya.
Ardi mengangguk. Dia mengatakan yang diketahuinya. "Pemecahan kaca mobil ..."
"Itu juga bukan yang pertama," potong Candra cepat. Sesekali dia menoleh ke jendela.
Ardi mengerutkan dahi. Kirana tidak pernah menyinggung apapun tentang peristiwa lainnya. "Na tidak pernah menceritakan apapun pada saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
BIAS [DITERBITKAN]
Mystery / ThrillerKirana mengira kepulangannya ke rumah orang tuanya di Solo akan membawa ketenangan dalam hidupnya. Dia baru saja putus dari kekasihnya. Editornya juga sudah terus menanyakan tentang naskah novel terbarunya yang tak kunjung selesai. Sesampainya di So...