Bab 11.1

59 5 1
                                    

Flashback

"Ros!"

Rossa mengangkat kepala, mengalihkan pandangnya dari textbook bahasa Inggris yang tengah dibacanya itu, demi mendengar suara Dinda yang bicara terengah-engah di hadapannya.

"Lo harus lihat ini!" kata Dinda, duduk lalu menyerahkan handphone berikut earphone di tangannya.

Rossa mengernyit seraya memasang earphone. "Apaan sih? MV K-Pop ya?" tanya Rossa.

Maklum saja, Dinda kan fans K-Pop.

Namun dinda menggeleng. Tangannya menekan layar handphone hingga sebuah video terputar. Video yang menampilkan aktivitas seks Rossa dengan seorang pria (tampak belakang) di sebuah kamar mandi.

"Astaghfirullah," gumam Rossa, shock.

Mengabaikan video yang masih terputar di smartphone tersebut, Rossa berpaling pada Dinda. "Lo dapat video ini darimana, Din?"

"Nggak tau. Gue nggak kenal nomornya. Itu dikirim ke whatsapp gue." jawab Dinda. "Ros, lo nggak apa-apa?"

Rossa terdiam. Bagaimana mungkin dia tidak apa-apa setelah tau bahwa video telanjangnya dilihat oleh Dinda dan mungkin juga... ya Tuhan, siapa lagi orang yang sudah melihat video ini?

"Cuma lo kan yang dapat kiriman ini?" tanya Rossa, meski dirinya sendiri sangsi.

"Ee, itu--" jawab Dinda, tampak kesulitan untuk menyampaikan jawaban. "Tadi sih anak-anak pada dapat juga."

Rossa menggeleng panik. "Nggak." gumamnya. "Nggak mungkin. Gimana bisa? Harusnya cuma Leo yang--"

Tatapan Rossa kembali tertuju pada Dinda. "Leo mana?" tanyanya dengan wajah pucat.

"Leo?" tanya Dinda bingung.

"Iya, Leo mana Din?" balas Rossa.

"Leo...." gumam Dinda, nggak tau Leo dimana.

Tak sabar, Rossa beranjak dari bangkunya. Setengah berlari ia mendatangi tempat-tempat yang memungkinkan Leo berada disana. Dan di sepanjang koridor, ia tahu bahwa murid-murid sekolah ini tengah berbisik-bisik menggunjingnya. Semakin meyakinkan Rossa bahwa videonya telah tersebar ke penjuru sekolah.

Lalu ia mendapati cowok itu, sedang duduk bersama teman-temannya di bawah pohon rindang, di halaman samping sekolah. Obrolan yang tadinya seru itu mendadak terhenti begitu mereka menyadari kehadirannya. Setelah salah seorang berbisik kepada Leo, memberitahukan perihal kehadirannya, cowok itu pun menoleh dan bangkit menghampiri Rossa.

"Kenapa Rose, akhirnya kangen sama Leon?" sindir cowok itu seraya tersenyum, kedua tangannya berada di saku celana.

Bukannya membalas dengan senyuman yang sama, Rossa justru merenggut depan kemeja seragam cowok itu dengan kedua tangan. Sambil menatapnya lekat-lekat, Rossa berkata, "Maksudmu nyebarin video itu apa, Le? Kamu dendam sama aku? Kamu mau permaluin aku di depan semua orang? Tega kamu, Le!"

Senyuman Leo lenyap, berganti dengan ekspresi kebingungan. Kedua tangannya memegangi bahu Rossa. "Video apa? Kamu kenapa nangis gini sih?"

Rossa memukuli dada Leo, melampiaskan kemarahan dan ketakutannya sekaligus. "Aku nggak nyangka kamu bisa sejahat ini, Le. Kamu brengsek."

"Kamu ngomong apa sih, Rose? Aku nggak ngerti." tanya Leo kebingungan.

Rossa masih memukul-mukul bagian tubuhnya yang manapun yang bisa dijangkau tangan cewek itu, Leo membiarkannya. Hingga Rossa berhenti sendiri karena kelelahan dan menumpukan kening di dadanya sambil menangis.

"Video itu.... Kamu jahat banget, Le." kata Rossa sambil terisak.

"Video apa?" balas Leo.

"Videonya...." jawab Rossa, terus menangis.

"Video apa sih, Rose? Kamu kalau ngomong yang jelas." tanya Leo mulai jengkel.

"Err, mungkin video ini yang dimaksud Rossa!" sela Rad, berjalan menghampiri keduanya.

Leo mengamati video yang terputar di layar smartphone Rad, dan seketika ia memahami situasi ini.

"Kok bisa?" tanya Leo, entah pada siapa. "Lo dapat darimana?" tanyanya pada Radian.

"Ada yang ngirimin ke whatsapp gue." jawab Rad seraya menarik smartphonenya.

"Siapa?" tanya Leo.

Rossa mendongak. "Kamu kan, Le? Kamu kan yang ngirimin video itu ke anak-anak?" kata Rossa setengah berteriak.

Leo menoleh ke arahnya. "Bukan aku, Rose."

"Siapa lagi? Cuma kamu kan yang punya video itu?" tuduh Rossa.

"Iya, itu punyaku! Tapi demi Tuhan, bukan aku yang nyebarin Rose." jawab Leo.

Rossa terdiam, mengisak seraya memandanginya untuk beberapa saat. Lalu katanya, "Kamu nggak bohong kan, Le?"

"Bukan aku." balas Leo dengan kesungguhan di matanya.

Rossa memejam mata, menyandarkan kembali dahinya ke dada Leo.

"Aku takut, Le." katanya lirih.

Kemudian Rossa merasakan pelukan di tubuhnya. Hal yang selama setengah tahun terakhir hilang dari kehidupannya. Ia mendengar suara-suara langkah yang kian menjauh, tahu bahwa teman-teman Leo telah berlalu dari sana, menyisakan ia dan cowok itu berdua. Disusul oleh usapan hangat di rambut dan punggung. Lalu ciuman cowok itu di kepalanya.

"I'll take care. Berhenti nangis." ucap Leo.

Rossa tau bahwa ia tak berhak lagi atas pelukan ini, atas usapan lembut ini, atas kecupan di kepala, apalagi atas sikap baik cowok ini terhadapnya. Namun kali ini saja, ia ingin bersikap egois, dengan berada di pelukan Leo hingga hujan tangisnya reda.

Flashback end

🌹🌹🌹

"Rossa, lo denger gue? Rossa!" tegur Dinda, nyaris berteriak.

"Hah, apa?" sahut Rossa, kaget.

"Yaelah, gue ngomong panjang lebar, bukannya didengerin malah ngelamun!" gerutu Dinda.

Tadinya ia tengah mengerjakan tugas dari guru Biologi yang berhalangan hadir, sambil bercerita pada teman sebangkunya itu. Namun rupanya Rossa sedang menikmati lamunannya sendiri.

"Ngelamunin Leo, ya?" tanya Dinda dengan senyum jail di wajahnya.

"Apaan sih?" sahut Rossa, berdecak. Kembali mengerjakan tugas biologi di atas kertas.

Dinda tertawa. "Untung aja tadi ada Leo yang ganteng dan baik hati. Kalau enggak, rambut kita udah rontok dijambak Katy and the gang."

Rossa mendengus. "Nggak penting amat sih omongan lo."

"Gaya banget sih lo, Ros." cibir Dinda. "Gue rebut, nangis lo!"

"Ambil sana, gue nggak doyan!" sahut Rossa.

"Iya deh..., lo kan doyannya bakso." kata Dinda.

"Tapi bibir Leo kayaknya enak, Ros!" imbuh Dinda. "Gimana sih rasanya?"

Rossa meraup wajah mupeng Dinda. "Mesum banget sih lo!"

Dinda nyengir. "Yaelah Ros, gitu doang dibilang mesum. Gue penasaran aja kali."

"Gimana sih rasanya?" tanya Dinda lagi.

"Au." jawab Rossa, acuh.

"Kasih tau dong...." bujuk Dinda.

Rossa memutar bola mata.

🌹🌹🌹

PS: Leo itu brengsek, remaja paling brengsek di cerita gue, so far. Tapi kenapa gue jatuh cinta sama dia, ya?

Rise with RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang