Bab 11.2

48 7 3
                                    

Katy tak keberatan sama sekali ketika Leo menyeretnya meninggalkan kerumunan hingga berakhir di dekat gudang. Katy suka genggaman cowok itu di tangannya. Terlalu menyukainya hingga Katy tak peduli bahwa cowok itu membawanya ke tempat ini untuk dimarahi.

"Gue udah bilang kan, Kate? Jangan ganggu Rossa! Apa omongan gue kurang jelas?" kata Leo, begitu ia melepaskan genggamannya.

"Gue nggak ganguin dia, Le." jawab Katy lembut, berbanding terbalik dengan nada yang Leo gunakan.

"Terus tadi itu apa?" bantah Leo.

"Gue lagi negur anak baru. Tiba-tiba aja Rossa dateng ikut campur." jawab Katy seraya mengusap pergelangan tangannya yang tadi dicekal Leo.

Baiklah, Katy mengakui bahwa Leo tak pernah lembut padanya. Meski begitu Katy tetap suka sentuhan cowok itu. Kembali membawanya pada ingatan di malam satu setengah tahun lalu, ketika Leo menyentuh sekujur tubuhnya.

"Rossa nggak mungkin ikut campur kalau lo nggak keterlaluan. Pasti lo yang bikin masalah duluan, kan?" tuduh Leo.

Katy tercengang, kebenciannya kepada Rossa semakin dalam. "Terus aja, Le. Lo selalu aja belain Rossa!"

"Ingat aja, Kate. Jauhin tangan lo dari Rossa!" kata Leo, kemudian berbalik hendak pergi.

"Rossa nggak sebaik itu, Le! Kapan sih lo mau sadar?" teriak Katy.

Leo urung melangkah.

"Dia itu cuma pelacur!" imbuh Katy.

Dengan geram Leo berbalik ke arahnya dan menyudutkannya ke tembok, sebelah tangan mencekal kerah seragamnya.

"Rossa bukan pelacur!" kata Leo rendah, penuh penekanan. "Jaga mulut lo Katy, sebelum gue perlu merobeknya sendiri."

Katy menatap Leo ngeri. Mulutnya benar-benar berhenti berkata-kata. Hingga cowok itu melepaskan cekalan dan berlalu dari hadapannya.

🌹🌹🌹

Flashback

"Leon, apaan sih? Malu!"

Leo tertawa. Tangan kanannya terulur maju, menyingkirkan kedua tangan yang menutupi wajah Rossa.

"Kamu kayak perawan aja sih, Rose. Udah jebol juga!" kata Leo, dengan tangan kiri memegang kamera untuk merekam cewek yang berdiri di hadapannya.

"Mulutmu tu ya!" sahut Rossa, menepuk mulutnya dengan tangan kiri. Leo hanya tertawa menerimanya.

"Minggir sana, aku mau mandi!" kata Rossa, yang telah menempatkan diri di bawah shower.

"Ya mandi aja, Sayang. Bentar lagi aku nyusul." sahut Leo, melihatnya dari balik kamera.

Rossa menatapnya sambil berkacak pinggang. "Matiin, Le! Kamu kurang kerjaan banget ngrekam-ngrekam orang mandi."

Leo tertawa. "Katanya aku nggak boleh nonton video porno. Ya udah, aku nonton rekamanmu aja."

"Kamu mau masuk penjara gara-gara bikin video kayak vokalis band itu, iya?" kata Rossa kesal, mulai menyalakan shower.

Leo kembali tertawa. "Aku kan bukan artis, Yang. Ini buat pengganti video porno aja kok."

Rossa berdecak, mencibirnya di bawah guyuran air. Astaga, bibirnya menggoda banget untuk dicium! Batin Leo. Usai menaruh kamera di atas dudukan toilet, ia pun bergabung dengan Rossa.

Flashback end

🌹🌹🌹

Rise with RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang