Bab 9

84 7 0
                                    

Mawar berjalan berdampingan dengan wali kelas XII MIPA 3. Ia merasa gembira, di hari pertamanya tiba di sekolah, disambut oleh hamparan kelopak-kelopak mawar merah dimana-mana. Ia menyukainya tentu, walau favoritnya adalah mawar putih. Ia sudah ingin bertanya kepada bu Emily, wali kelasnya, perihal hamparan bunga tersebut. Namun diurungkan karena ia merasa sungkan.

"Selamat pagi anak-anak!" sapa bu Emily, dengan Mawar yang berdiri di sebelahnya.

"PAAGI BUU." koor siswa XII MIPA 3.

"Hari ini kalian punya teman baru, pindahan dari SMA 25 Bandung. Namanya Mawar." kata bu Emily. "Nah Mawar, silakan kamu memperkenalkan diri."

Kasak-kusuk terdengar disana-sini. Mawar memberanikan diri untuk berhadapan dengan orang-orang baru yang tak dikenalnya.

"Halo. Nama saya Mawar Alicia Putri...."

Setelah beberapa menit yang terasa lama, akhirnya Mawar diperbolehkan duduk di meja kosong barisan keempat. Pelajaran Fisika kembali dilanjutkan oleh seorang ibu guru, entah siapa namanya.

"Hai Mawar! Gue Rissa." kata seorang cewek yang duduk di meja depannya.

Mawar tersenyum, "Mawar."

"Gue Vania." kata cewek yang duduk di sebelah Rissa.

🌹🌹🌹


Mawar berjalan mengikuti kedua temannya menuju kantin. Kedua teman yang sedari pagi terus saja membicarakan perihal Rossa dan Leo.

Baiklah, sebenarnya bukan hanya mereka yang membicarakan pasangan mantan kekasih itu. Hampir seluruh penghuni sekolah membicarakan keduanya. Di kantin, di kelas, di saat upacara bendera, bahkan di toilet. Berita terbarunya, keduanya tertangkap basah sedang berciuman di cafe sehabis pertandingan basket. Ya ampun, Mawar sampai bergidik mendengarnya. Habis, itu kan vulgar banget!

Mawar adalah murid pindahan, baru seminggu ia berada di sekolah ini. Maka ia hanya diam atau manggut-manggut setiap kali temannya bercerita tentang pasangan mantan tersebut. Memangnya mau berkomentar apa? Bagaimana wujud Rossa dan Leo pun ia belum tahu! Rossa bukan tipikal murid yang gaul/populer, sehingga Mawar kesulitan mengetahui yang manakah cewek itu. Sedang Leo, dia memang populer, namun tiap kali ada kesempatan untuk melihat sosoknya, Mawar selalu melewatkannya karena mendadak harus menghadap guru atau keperluan penting lainnya. Makanya hingga hari ini ia belum tahu satupun dari mereka.

Sedang asyik-asyiknya berpikir, tau-tau Mawar sudah terpisah dari kedua temannya. Ia menengok ke kanan, kiri, belakang, tak mendapati kehadiran mereka. Astaga Maw! Ia menepuk dahinya sendiri. Tak lama, karena tubuhnya kemudian terjerembab ke depan, jatuh ke lantai.

Ia mengerang, mendapati tangan dan lututnya yang lecet. Begitu menoleh ke belakang, ia dapati tatapan marah dari cewek yang Mawar akui--yang tercantik yang pernah ia lihat di sekolah ini.

"Kalo parkir itu jangan di tengah jalan, Bego!" kata si cewek kesal. "Ngapain lo masih disitu? Minggir! Ngalang-ngalangin jalan gue aja."

Astaga, apa-apaan cewek ini? Bukannya minta maaf, nolongin, eh malah bentak-bentak. Batin Mawar. Baru saja ia ingin membalas omongannya, seseorang telah lebih dulu menyahut.

"Olalaa, truk tronton mau lewat! Kita minggir yuk, jalanannya nggak muat."

Sepasang tangan terulur ke hadapan Mawar, menopangnya berdiri sekaligus membawanya menepi. Sepasang tangan milik cewek yang barusan menyahuti kata-kata si cewek cantik. Dan tampaknya sukses membuatnya semakin berang.

"Mulut lo emang minta disobek, Ros!" kata si cewek cantik.

Dengan tampang tak takut mati, penolongnya menjawab, "Dan lo jelas perlu diet, Katy. Soalnya gendutan sekarang."

Cewek bernama Katy itu jelas nggak terima dikatai gendut. Ya wajar sih, dilihat dari sisi manapun dia itu langsing. Pikir Mawar.

"Gue nggak gendut, Bitch!"

Mawar merasakan pegangan penolongnya menegang. Keningnya sendiri sudah berkerut, merasa omongan Katy sangat nggak sopan.

"Semarah apapun lo, nggak boleh ngatain orang kayak gitu. Nggak sopan banget tau, nggak?"

Ups, rupanya Mawar tanpa sadar telah menyuarakan pikirannya!

Katy menoleh kepada teman di samping dan di belakangnya, tiba-tiba saja mereka semua tertawa. Mawar mengernyit heran, kenapa sih mereka? Bahkan orang-orang di sekeliling mereka yang hanya menonton pun ikut tertawa.

"Lo murid baru ya? Muka lo nggak familier! Antara lo murid baru atau emang cupu kuadrat." Katy tertawa kembali. "Cewek di sebelah lo itu namanya Rossa. Dan dia pe-la-cur."

Mawar terperangah mendengar penuturan Katy. Maksudnya, ayolah, nggak mungkin kan cewek baik yang sudah menolongnya ini adalah pelacur? Dengan hati-hati ia melirik wajah penolongnya dan Oh-My-God, cewek itu juga sedang menatap ke arahnya. Ya Tuhan, jangan sampai dia tersinggung dengan kelakuan Mawar. Kalaupun cewek ini benar seorang pelacur juga nggak masalah kok, Mawar tau dia punya hati yang lebih bersih daripada Katy. Namun syukurlah, cewek ini tampaknya tak marah kepada Mawar, malah kini sudah berpaling kepada Katy.

"Iya, gue Rossa dan gue pelacur."

Astaga, cewek ini kelihatan tangguh banget sih. Mawar malah terkagum-kagum di saat yang tak tepat.

"Dan lo Katy, cewek yang kerjanya ngejar-ngejar cowok yang cinta mati sama pelacur ini." lanjut Rossa.

Oh wait, wait! Rossa? Kayaknya Mawar pernah denger namanya.

Tawa Katy pun terhenti. Cewek itu jelas nampak terpukul hingga gerombolannya pun tak berani tertawa lagi.

"Maksud lo kasta gue lebih rendah daripada pelacur kayak lo, gitu?" balas Katy dalam kemarahan.

Rossa mengedikkan bahunya tak acuh.

"Lo bener-bener minta dihajar, Ros!" kata Katy geram.

"Oh, lo nggak akan berani!" sahut cewek yang muncul dari belakang Mawar, dan kini berdiri di sebelah Rossa.

"Nggak berani karena ada lo gitu?" sahut Katy, lantas tertawa dengan sorot meremehkan.

Namun lagi-lagi Mawar dibuat kagum oleh sikap santai cewek yang sepertinya teman Rossa ini.

"Bukan gue," sahut teman Rossa. "Melainkan cowok ganteng yang lagi jalan kesini." imbuhnya, dengan dagu menunjuk ke belakang rombongan Katy berdiri.

Mawar sempat melihat mata Katy melebar demi menyambut cowok ganteng, yang sepertinya Mawar tau yang mana orangnya. Cowok itu punya paras yang tampan, kulit putih, hidung mancung, mata biru, tubuh tinggi kekar,... segala hal tentang fisik cowok itu begitu indah dan sempurna.

"Ada apa nih, rame-rame?" celetuk seorang dari gerombolan cowok ganteng tersebut.

Pandangan Mawar masih terpaku pada cowok ganteng yang kini melihat ke arah Katy dan Rossa bergantian. "Katy gangguin kamu lagi, Rose?"

Mawar mendengar dengusan Rossa, yang membuang muka ke arahnya. "Gue antar lo ke UKS."

Eh, eh, lho, kok Rossa malah menuntunnya pergi? Mau tak mau Mawar mengikuti Rossa, walaupun dia masih pengen melihat cowok ganteng itu.

"Makasih ya, Le." Mawar mendengar teman Rossa berkata demikian kepada si cowok ganteng. "Tolong urusin cewek sinting ini."

🌹🌹🌹

Terima kasih sudah membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan komen, ya ☺

Rise with RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang