Bab 10

87 8 2
                                    

"Makasih ya, Ros," kata Mawar usai ia diobati. "Dan, err--" katanya terputus, seraya memandang teman Rossa tak enak hati.

"Gue Dinda." sahut teman Rossa.

"Oh, makasih ya, Din." tukas Mawar. Dinda mengangguk sebagai jawaban.

"Mau kami antar ke kelas atau ke kantin?" tanya Rossa seraya menengok jam tangan. "Masih ada beberapa menit sebelum jam istirahat berakhir. Barangkali lo pengen minum teh anget."

"Eh, nggak usah. Gue bisa ke kelas sendiri kok. Udah nggak terlalu sakit." jawab Mawar, tak ingin merepotkan.

"Lo yakin?" tanya Rossa sangsi.

"Iya. Gue bisa sendiri kok. Sekali lagi makasih, ya." jawab Mawar, bangkit dari duduknya.

Rossa hanya mengangguk, lantas mereka berpisah begitu melewati pintu UKS. Setibanya di kelas, Mawar langsung disambut oleh kedua temannya, Vania dan Rissa. Mereka tampak heboh, hingga Mawar mengerut kening keheranan.

"Lo nggak apa-apa kan, Maw?" tanya Rissa.

"Kami denger lo dilabrak Katy." sahut Vania. "Ya ampun Maw, sampai diplester-plester gini." lanjutnya seraya menyentuh luka di tangan Mawar.

"Cuma lecet kok. Tadi jatuh." jawab Mawar.

"Lo mending nggak usah nyari masalah sama Katy deh, Maw. Dia itu nggak punya hati, dan fansnya banyak." kata Rissa.

"Fans?" tanya Mawar.

Rissa mengangguk. "Iya. Lo liat kan, Katy itu cantik banget?"

Mawar mengangguk.

"Dia itu sama populernya lah sama Leo. Ya nggak sepopuler Leo sih, cuma pokoknya Katy itu cewek yang paling diminati di sekolah ini. Semua cowok di sekolah ini tergila-gila sama Katy." lanjut Rissa. "Denger-denger, guru cowok disini ngasih nilai bagus juga karena naksir Katy." bisik Rissa.

"Sampai segitunya?" tanya Mawar, terkejut.

"Ah... tapi Leo enggak." timbrung Vania.

"Eh, iya ding!" sahut Rissa. "Ya, dia perkecualian. Saat cowok-cowok ngejar Katy, Leo malah ngejar-ngejar Rossa. Bener-bener aneh tu cowok!"

Ah ya, Mawar ingat sekarang! "Rossa itu maksudnya Rossa yang berteman sama Dinda?" tanyanya mengklarifikasi.

Kedua cewek yang duduk di bangku di depannya itu kembali menoleh ke arahnya.

"Iya, Rossa yang itu." jawab Vania. "Yang tadi nolongin lo, ya, katanya?"

Mawar mengangguk.

"Beruntung banget lo ketemu dia waktu dilabrak Katy! Soalnya, dia satu-satunya cewek yang ditakuti Katy di sekolah ini." lanjut Vania.

"Tapi Katy kelihatannya berani kok sama Rossa." balas Mawar.

"Ya, bukan sama Rossanya sih, Maw," jawab Rissa. "Tapi sama backingnya Rossa."

Mawar mengernyit. "Leo?" tebaknya.

Rissa tersenyum. "Pinter lo! Iya, Leo kan pasti belain Rossa. Secara, mantan terindah gitu lho."

Vania tertawa geli mendengar penuturan Rissa.

"Padahal Rossa biasa aja, ya? Nggak cantik." celetuk Mawar tanpa berpikir, hingga membuatnya malu sendiri. "Eh, sorry. Bukannya gue merendahkan Rossa."

Bukannya marah, Vania dan Rissa malah tertawa.

"Ya, kita semua pasti setuju kalo Rossa itu biasa aja, nggak cantik." sahut Vania. "Makanya banyak yang bilang, Rossa itu belagu, nggak tau diri,... karena nolak Leo."

"Yang mutusin hubungan itu Rossa?" tanya Mawar takjub sekaligus ragu.

Vania mengangguk. "Iya."

"Kenapa? Karena Leo punya pacar lain, ya? Makanya dia merasa bersalah terus ngejar-ngejar Rossa minta balik?" tanya Mawar lagi, mulai menyusun cerita.

Kedua teman di hadapannya tertawa.

Rissa menjawab, "Justru Rossa yang selingkuh."

"Masa sih? Tapi Rossa kelihatannya baik." balas Mawar, sulit untuk percaya.

"Lo tau apa yang dibilang anak-anak tentang Rossa?" tanya Rissa. "Slut." sambungnya nyaris berbisik.

Mawar membelalak. "Emangnya itu beneran, ya?"

Rissa mengangguk. "Setelah putus sama Leo, Rossa diantar ke sekolah sama cowok dewasa gitu, udah kerja kayaknya. Katanya sih mereka tinggal bareng di apartemen."

"Masa sih?" tanya Mawar lagi. "Tapi masa karena itu terus Rossa dikatain pelacur?"

"Ya, gue juga belum pernah lihat langsung sih dia jual diri." sahut Vania. "Cuma gossipnya begitu."

"Dan lo inget videonya, Van?" balas Rissa.

"Video apa?" tanya Mawar.

"Video pornonya Rossa." jawab Rissa.

"Hah?" Mawar ternganga, kaget.

"Ya, dulu sempat beredar gitu di sekolah. Sebelum Leo marah-marah dan ngancem bakal nge-DO semua murid yang nyimpen video itu." jelas Rissa.

"Ah, gue belum bilang ya, kalau Leo cucu yang punya sekolah?" imbuh Rissa kala mendapati raut bingung Mawar.

Mawar makin ternganga saja. Astaga, kenapa Leo makin keren saja di matanya. Udah ganteng, cucunya yang punya sekolah.... Mawar nggak akan kaget jika nanti ada yang bilang kalau Leo naik BMW ke sekolah. Habis cowok itu seperti punya segalanya.

"Masa sih Rossa gitu?" kata Mawar, sulit mempercai bahwa cewek yang menolongnya tadi adalah pelacur. "Mungkin cuma mirip kali sama cewek yang di video itu."

Vania menggeleng. "Gue juga lihat video itu kok! Dan gue yakin itu emang Rossa." sahut Vania. Lalu ia mengernyit seraya berkata, "Dan cowok itu... apa cuma gue yang mikir kalau itu Leo?"

"Lo juga mikir gitu, ya?" sambut Rissa antusias. "Gue juga dari lama udah curiga kalau itu Leo."

Keduanya lantas seru membahas video yang sempat viral tersebut. Dengan Mawar yang hanya diam mendengarkan. Sulit baginya untuk mempercayai bahwa Rossa cewek seperti itu.

🌹🌹🌹

Terima kasih sudah membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan komen, ya ☺

Rise with RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang